Dunia mengalami sedikit perubahan dengan adanya 3 status. Alpha, Beta, Omega. Status yang sudah tertanam dalam diri manusia sejak di dalam rahim, tidak akan bisa di ubah bagaimanapun caranya
"Draco Malfoy is asshole." Harry J. Potter.
"Harry Potter...
Ketika akhirnya Draco sudah sadar, yang ia lihat hanya wajah ibunya. Tidak ada orang lain selain ibunya di ruangan ini. Baguslah, ia tak berharap melihat ayahnya juga, masa bodoh dengan ayahnya itu.
"Sebentar, Mom akan panggil dokter." Draco melihat ibunya yang terburu-buru keluar.
Tak menunggu lama, seorang dokter dan suster juga ibunya masuk untuk memeriksa Draco. Kata dokter, ia baik-baik saja dan tidak ada obat untuk diresepkan, kabar lainnya Draco bisa pulang nanti atau besok.
Ketika dokter dan suster sudah keluar ibunya mendekat dan bertanya.
"Apa yang kau pikirkan? Mother memberi ijin membawa motor bukan untuk celaka seperti ini."
Hanya maaf yang bisa Draco balaskan.
"Kita pulang nanti sore," Ibunya memberitahu, "ayo makan, dari kemarin kau belum makan."
Bubur rumah sakit rasanya tidak seenak buatan rumah, tapi juga tidak hambar dan ada topping ayam cincang. Jadi tampilan dan rasanya tidak buruk.
Ketika Narcissa akan menyuapi anaknya, Draco menolak dan berdalih kalau tangannya masih bisa berfungsi.
Sesuai perkataan ibunya tadi, sore ini Draco pulang. Tapi bukan pulang ke rumah yang super besar itu, melainkan ke sebuah apartemen.
"Kita biarkan ayahmu sendirian untuk sementara." Kata ibunya.
Draco iya-iya saja, ia masuk ke kamar yang sudah rapi lalu membuka lemari di sana dan sebagian bajunya sudah di pindahkan kemari serta semua perlengkapan sekolah sudah di sini. Baguslah, Draco tak perlu repot kembali ke sana untuk hal sepele.
***
Rry, apa kabar?
Pesannya terkirim, namun tak ada balasan. Entah ini pesan ke berapa, Draco tidak peduli. Kemungkinan besar Harry sudah berganti nomor, ia cukup yakin akan hal itu karena saat ini mereka sedang berbeda benua, juga tidak menghirup oksigen di wilayah yang sama. Tak apa, ia masih ada kesempatan karena keduanya masih berada di planet dan dimensi yang sama.
Tak bosan-bosannya mengotak atik ponsel lalu menyesal karena tak punya satupun foto Harry di sana kecuali foto bersama saat liburan musim panas, itu pun harus di super zoom meski hasilnya akan pecah. Sosial media milik Harry pun tak membantu juga, hanya ada foto random yang di posting sebulan sekali, di beberapa kesempatan Draco menemukan foto Harry yang menutupi wajahnya dengan bagian belakang roman picisan klasik. Romeo dan Juliet.
Hanya itu dan sampai di sana.
Sepulang sekolah, ia meminta Blaise mengantarnya--kendaraannya sedang disita semua oleh ibunya--ke perumahan Harry selama dia tinggal di London.
Draco sering melihat satu pembantu saja di sana, tidak terlihat Nyonya Potter atau Mister Potter, kemungkinan mereka juga ikut pindah ke Amerika. Amerika bagian mana pun Draco tak tahu. Ia sadar, sedikit hal yang ia tahu tentang Harry, batinnya lesu, bagaimana ia bisa mendapatkan Harry kalau dirinya sendiri tak tahu di mana dan keadaan Harry.
"Mau sampai jam berapa kita di sini? Sampai ibumu mencarimu?"
Draco mengangkat bahunya acuh, matanya tetap memperhatikan rumah Harry dari jarak sepuluh meter.
"Ah, masa bodoh." Ketika Blaise akan menyalakan mesin mobil, kaca jendela mereka di ketuk.
"Siapa?" Keduanya bertnya bersamaan.
Blaise menundukkan kepalanya, ternyata Granger dan Weasley. Ia pun membuka kaca mobilnya.
"Ada apa?" Draco bertanya.
"Harusnya kami yang tanya ada apa. Ada apa kalian memata-matai rumah Harry?"
"Di mana Harry?"
Baca cerita lengkapnya di karyakarsa Vwatson_drarry ya guys, hanya 3.000 rupiah per chapternya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.