Happy reading :)
☆☆☆
Setelah sekali lagi melalui perjalanan yang sangat panjang lintas benua, Harry mengalami jet lag, kondisi di mana dirinya pusing dan sakit perut juga terpaksa memuntahkan makanan terakhir yang masuk ke dalam tubuhnya.
Draco dengan setia memapahnya sementara koper mereka di bawakan oleh staff bandara.
Ketika Draco menelfon, Harry keliar dari pelukan Draco dan langsung menuju toilet, syukurlah mereka berada di area dekat rest room.
Tak memperdulikan pengunjung lain di toilet tersebut, Harry masuk ke salah satu bilik dan muntah. Otaknya tak bisa memproses apapun karena berdenyut sakit. Dulu juga seperti ini, ini salah satu alasannya ia tak ingin lama-lama naik pesawat.
Setelah ia puas memuntahkan air, ia sadar kalau Draco membantunya. Harry berdiri di sisa-sisa tenaga untuk membilas mulutnya. Tuhan, rasanya malu sekali, tapi mau bagaimana lagi. Namun pengunjung terlihat tidak peduli.
"Draco, aku lelah." Harry berujar lesu, sepertinya ia tak kuasa menahan beban tubuhnya lebih lama. Yang dia inginkan saat ini hanya kasur.
"Iya, kita akan naik mobil. Bersabarlah."
Perjalanan yang harusnya memakan waktu sepuluh menit kini menjadi tiga menit lebih lambat karena jalannya Harry yang sangat lelet.
Hingga Draco melihat mobilnya dan ia langsung membukakan pintu untuk Harry sementara ia memberikan tip kepada staff yang telah membantunya.
"Malam, Sir." Sang supir menyapa.
Draco menjawabnya dengan anggukan saja lalu membenarkan posisi kepala kekasihnya agar lebih nyaman.
Di tengah perjalanan, Harry terbangun, ia merasa sudah tidur selama berjam-jam tapi kata Draco hanya sepuluh menit. Mobil mereka berbelok ke sebuah gerbang masuk perumahan elit yang berisi orang-orang kaya dan memiliki keamanan yang cukup ketat. Namun Harry tak peduli, kasur adalah satu-satunya hal yang dia inginkan.
Begitu sampai di depan rumah bagaikan kastil, Harry tetap tak tertarik. Ia berjalan berdampingan dengan Draco memasuki rumah tersebut.
Beberapa pelayan menyambut mereka, di sini Harry mulai bingung. Ini sudah tengah malam tapi mereka masih terjaga.
"Antar Harry ke kamarnya." Titah Draco pada mereka.
"Kamarku?"
"Benar, Sir. Ada di lantai tiga." Salah satunya menjawab.
Matanya yang tadinya sayu seketika melebar, ia lelah dan harus naik ke lantai tiga. Yang benar saja!
"Apa tidak ada kamar di lantai dasar?"
"Tidak ada, hanya ada kamar tamu di lantai dua."
Baguslah, "baik, antarkan aku ke kamar tamu ya."
"Apa?" Draco terlihat tidak terima.
"Tolong, aku lelah, pusing, perutku sakit. Tolong mengerti sedikiiit saja ya."
Tanpa pikir panjang, Draco mengangkat tubuh Harry untuk menaiki anak tangga dan mereka sampai di depan pintu kamar.
Draco membuka kamar tersebut dan menurunkan Harry.
"Sialan kau, Malfoy!" Harry marah-marah, tapi segera ia melihat kasur, tubuhnya seperti besi yang tertarik pada magnet.
"Selamat malam." Ujar Draco. Tangannya mengelus dahi Harry dengan sayang.
"You too." Harry menarik selimut ya lebih tinggi dan Draco keluar kamar.
![](https://img.wattpad.com/cover/220423927-288-k736867.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A.B.O
FanfictionDunia mengalami sedikit perubahan dengan adanya 3 status. Alpha, Beta, Omega. Status yang sudah tertanam dalam diri manusia sejak di dalam rahim, tidak akan bisa di ubah bagaimanapun caranya "Draco Malfoy is asshole." Harry J. Potter. "Harry Potter...