Kedua kaki jenjang milik Lisa kini tengah berjalan memasuki gedung besar didepannya, Jeon Corp. Yang pasti Lisa hanya dipanggil oleh camernya yang tidak lain adalah pemimpin perusahaan yang sudah dirintis turun-temurun selama 6 tahun. Saat ini Lisa tengah menuju resepsionis, dan disambut dengan baik.
"Selamat pagi Noona, ada yang bisa saya bantu?"
Lisa mengangguk dengan sopan. "Selamat pagi, saya ingin melamar pekerjaan disini."
Pegawai resepsionis itu langsung tersadar. "Maaf sebelumnya, apakah nama anda Lalisa Manoban?" Lisa langsung mengangguk mengiyakan. Resepsionis itu berdiri. "Mari saya antarkan ketempat yang sudah Tn. Jeon tujukan bagi anda." Walaupun sedikit bingung Lisa tetap mengikutinya.
Lisa diantar tepat ke sebuah ruangan besar. Didalamnya banyak para pegawai yang sibuk dengan berkas² kantor. Dan Lisa gugup banget gengs. Ya bagaimana nggak kalo lo yang baru lulus SMA aja udah ditawari diposisi seperti ini. Senang sih iya, tapi takut juga kan yang paling mendominasi?
"Yaolo, kenapa gue piyik sendiri disini, mana semuanya udah gede, glowing² lagi. Huee Jungkook help me!" Begitulah rutuk Lisa dalam hati.
"Lalisa Manoban?"
Lisa tersentak dari lamunannya dan segera menunduk memberi hormat. "Nee, itu saya tuan.." Pandangan Lisa berubah kaget ketika melihat siapa yang berada di depannya sekarang ini.
"Kim Taehyung! Lagi² lo.."
"Sudah siap training hari pertama?"
.
.
.
.
.
.Kalo mantan bisa pergi selamanya dari kehidupan lo itu benar² kalimat yang 100% tidak Lisa percaya sama sekali. Kalo boleh Lisa benar² antara gugup, takut, marah saja sekarang. Apa²an coba seorang Kim Taehyung muncul lagi dan lagi dikehidupannya.
"Lalu kamu bisa menyimpannya di file ini. Baiklah, apa masih ada yang mau kau tanyakan?" Taehyung menutup penjelasannya sambil memandangi Lisa dari samping. Saat ini jarak keduanya cukup dekat, bahkan tangan kanan Taehyung menumpang di bahu Lisa.
Dengan wajah datarnya Lisa menjawab. "Tidak, terimakasih. Aku sudah paham semuanya. Tolong, bisakah tanganmu tidak bertengger dipundakku?"
Taehyung tersenyum, ia menarik tangannya dari pundak Lisa dan bersedekap.
"Asal lo tau, sekarang posisi kita berbeda. Bicaralah secara sopan denganku mulai sekarang. Arraseo chagi?"
Lisa membuang mukanya kesamping, muak dengan bualan cowok berengsek yang masih berani menampakkan wajahnya ini.
"Oh apa gue salah ucap barusan? Bagaimana kalo calon Ny. Kim hmm? Aaa sepertinya lo tidak bisa jauh dariku mulai saat ini."
"Bisa angkat kakimu dari sini Kim Taehyungsii?" Sahut Lisa. Karena Taehyung tidak menjawab, ia mendongakkan wajahnya jadi menatap penuh kebencian ke wajah cowok itu.
"Pembicaraan kita sebagai pegawai sudah selesai bukan?"
Suara tawa Taehyung terdengar, tapi tidak lama dia menatap balik Lisa. "Baiklah², gue juga banyak pekerjaan disini. Ah si Bapak² tua dan Jungkook benar² membuatku pusing. Tapi tidak apa²,gue rela melakukan ini semua jika bisa deket lo chagi, kita lanjutkan sepulang kerja nanti."
Taehyung meninggalkan Lisa menuju meja paling depan sana, menatap dengan smirk yang tercetak. Hati Lisa tiba² merasa panas, tapi dia berusaha sabar agar emosinya tidak meledak sekarang juga.
.
.
.
.
.
.Lisa terus mengumpat sepanjang berjalan menuju tempat basement motor perusahaan. Beruntung tadi Taehyung mendapat panggilan telepon mendadak, jadi mantannya itu tidak mengikutinya terus-menerus.
KAMU SEDANG MEMBACA
As If It's Your Last ( LizKook)
Fanfic[END] Kisah cinta dadakan antara Lisa dan Jungkook yang mana mereka berjanji akan menjadikan masing-masingnya cinta terakhir bagi mereka berdua. Akankah Lisa si bad girl dan Jungkook si multitalent akan berhasil menemukan cinta terakhir mereka? Nant...