38

670 78 42
                                    

Sambil dengerin 'Your Eyes Tell'

Seoul, 09.00am kst

Senin mendung menjadi awal hari ini. Jeon Jungkook dengan wajah penuh sesal dan datarnya tengah menunggu di ruangan tunggu bagi mempelai cowok. Kalo biasanya orang mau nikah banyak senyumnya gitu kan? Kalo Jungkook nggak, datar banget, kek terpaksa gitu. Nggak ada semangat sama sekali. Gimana keadaan Lisa sekarang adalah hal yang memenuhi otaknya dari tiga hari yang lalu.

Tn. Jeon tiba-tiba masuk, "Jungkook, udah siap?" Jungkook tersadar dari lamunannya. Bayangan Lisa tadi buyar.
"Nee appa."

Di taman milik keluarga Park inilah pernikahan sembunyi itu digelar. Hanya mendatangkan keluarga besar dan orang kepercayaan perusahaan acara sakral itu bisa dilaksanakan.

Jungkook sudah terlihat memasuki ruangan. Hanya saja Tn. Jeon hanya mengantar Jungkook lalu duduk diantara keluarga Jeon. Suara ramai dari keluarga besar yang juga menunggu mempelai wanita terdengar riuh.

Dengan alunan musik santai, Rose datang melalui pintu utama taman sambil digandeng oleh Tn. Park. Dengan balutan gaun putih itu menampakkan perut Rose yang semakin besar. Ia memasang senyum palsu ketika sudah menapak karpet merah.

Rose menyusun senyum terindahnya, dia udah hampir sampai dihadapan Jungkook. Tn. Park memajukan tangan Rose untuk menyerahkan sepenuhnya putri satu-satunya ini.

"Saya serahkan putri saya Roseana Park kepada ananda Jeon Jungkook."

Jungkook menerima tangan kanan yang terasa dingin itu. Kemudian, keduanya bergandengan dan saling berhadap-hadapan untuk mengucapkan janji suci. Tampak wajah Rose yang bahagia, berbeda dengan Jungkook yang memasang senyum palsu, sebenarnya ia merasakan firasat buruk sedari tadi.

Rose memandang Jungkook dengan senyum tulus. Jungkook memasang topengnya agar terlihat pernikahan ini dijalin dengan perasaan sesungguhnya. Belum selesai pendeta membacakan janji suci, suara ribut dari arah luar mulai terdengar. Jungkook dan Rose masih konsentrasi dengan pembacaan janji suci tersebut.

Brak!

Lisa datang menendang hiasan mirip guci besar disebelah pintu utama, membuat sebagian tamu menoleh kearahnya. Bodo amat Lisa mah sama penampilannya yang masih pake seragam+sepatu sekolah, intinya dia pengen labrak Jungkook sekarang.

"Yak Jungkook-ah!"
Teriaknya lantang. Jungkook dan Rose menoleh kearah sumber suara, begitupun dengan pendeta yang menghentikan ucapannya. Dengan tatapan marah dan wajah sembab itu Lisa melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kearah Jungkook dan Rose berdiri.

"Lisa! Tunggu! Lo jangan.." Jennie menyusul dengan kaki pincangnya karena lari mengejar Lisa tanpa alas kaki gara-gara tersandung.

Plak!
Sudah terlambat, Lisa menampar pipi Jungkook sekeras-kerasnya. Suara pekikan dan keributan tamu mulai terdengar.

"Ini alasan lo putusin gue kemarin?" Bentak Lisa dengan deru nafas memburu. Jungkook terdiam.

"Jawab bodoh!" Teriak Lisa membuat Rose yang lagi megang pipi Jungkook kaget.

"Lisa! Lo.." Rose hendak menengahi.

"Diam lo Rose!" Tunjuk Lisa, matanya mulai memerah.

"Cukup Lisa! Ini acara.."

"Diam Rose! Lo itu ya benar-benar!" Lisa mendorong tubuh Rose hingga terhuyung ke belakang. Beruntung Tn. Park segera melindungi dari belakang sehingga tidak terjatuh ke lantai.

Tn. Jeon datang untuk menyeret Lisa keluar.  "Cukup! Anda harus keluar!" Ketika Tn. Jeon menggandeng tangannya, Lisa menghempaskannya.

"Lepaskan saya! Dan diam kalian semua!"

As If It's Your Last ( LizKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang