Jeviar Nathaniel

13.8K 2.2K 103
                                    

Hidupnya penuh dengan cinta. Tidak ada yang tidak menyayanginya. Bahkan rasa-rasanya Papa sering sekali cemburu jika membawanya ke acara-acara yang melibatkan banyak orang. Bukannya sombong ya hanya saja setiap dia menemui orang lain dia akan diperlakukan layaknya  plushie dan itu luar biasa menyebalkan.

Badai pertama dalam hidupnya adalah saat usia 4. Dimana mama mengatakan bahwa ia akan menjadi seorang kakak. Dia senang luar biasa tentunya, Papa apalagi.

Kemudian papa mengajarinya banyak hal merepotkan seperti 'bagaimana cara menjadi kakak yang baik'.

Setelah pelajaran selesai dia jadi berfikir.

"Papa bisakah aku saja yang punya kakak ??"

Papa dan mama bungkam.

☘️☘️☘️

Kemudian badai yang lebih besar menghantamnya saat usia 5.

Mama beserta adik kecilnya meninggal.

Dia sebenarnya tidak tau apa artinya. Tapi melihat Ojisan juga nenek kakek dan keluarga yang lain menangis dia tau itu tidak baik.

Kemudian dia beralih menatap mama yang cantik dengan gaun putih tengah tertidur di peti putih. Cantik seperti snow white.

Papa di sisi kanan peti hanya diam. Kemudian mengelus setiap inci wajah mama.

Dia masih tidak paham. Apa yang salah ??

Jadi dengan pelan dia menarik celana kain papa. Percobaan pertama papa tidak menoleh jadi dengan kekuatan lebih besar dia mengguncang kaki papa. Dan berhasil!

Papa menoleh dengan mata memerah juga senyum tipis. Berjongkok dihadapannya kemudian berkata dengan lembut sekali

"Ada apa ??"

"Mau ice cleam"

Perkataan polosnya berhasil membuat sebagian manusia yang berbaju hitam disana terkikik. Pun dengan sang Papa.

"Setelah kita mengantar Mama. Nana bisa beli apa saja" jawabnya parau.

"Memang mama mau dibawa kemana ?? Kenapa halus diantal ??"

"Rumah baru mama. Mama tidak akan tinggal bersama kita lagi"

Setelahnya dia mengerti kenapa semua orang menangis.

☘️☘️☘️

Rumah tanpa mama ternyata sepi sekali. Bahkan rasa-rasanya rumahnya semakin luas dan dingin. Membuatnya kadang melipir kerumah Ojisan di depan rumahnya.

Dan lagi rumah tanpa mama menjadi menyeramkan. Papa setiap malam menangis. Jangan bilang ya ini rahasia.

Setiap malam dia menunggu papa pulang, kemudian dinyanyikan 'little star' dengan piano. Papa selalu tersenyum dihadapannya. Tapi tak berapa lama papa akan menangis terisak didepan pintu kamarnya.

Rasanya sedih sekali tak ada mama.

☘️☘️☘️

Hari-hari berganti tanpa mama disini. Kata Ojisan ini sudah 2 Minggu tanpa mama. Tapi Papa masih menangis setelah menyelimutinya setiap malam.

Dia takut sekali. Rasanya seperti papa juga ingin pindah bersama mama.

Jadi dimalam berikutnya saat papa menangis dia memberanikan diri membuka pintu kemudian memeluk leher papa.

"Papa jangan nangis nanti mama sedih. Kata Ojisan mama ada dihati kita jadi jangan sedih"

Papa hanya mengangguk dan menariknya lebih erat ke dalam dada bidang papa.

Dia tersenyum semoga setelah ini papa tidak sedih lagi.

☘️☘️☘️

Hari ini hari Sabtu. Papa bilang mereka akan pindah, itu artinya meninggalkan rumah hangat ini dan mencari rumah yang hangat lainnya.

Lagi-lagi dia hanya menurut saat Ojisan kakek juga nenek mengantarkan mereka ke stasiun penuh kereta.

Dari yang dia dengar mereka akan pergi ke Bandung.

Dia hanya berharap setelah sampai mereka akan menemukan rumah yang baru.

☘️☘️☘️

 Jeviar Nathaniel, 5 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeviar Nathaniel, 5 tahun.

Bandung di tanah Lombok,
27 September 2020

Rumah Roboh ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang