Rumah - END -

10.1K 1.7K 130
                                    

Chandra akhirnya benar-benar dibawa pulang oleh Jeff.

Nana tentu saja senang sampai-sampai tidak mau dipisahkan dari Chandra. Katanya mereka sudah terlalu lama tidak bertemu.

Karena itulah Jeff memberanikan diri meninggalkan mereka berdua dirumah. Jeff sebenarnya tidak mau hanya saja tuntutan pekerjaannya yang mengharuskan dia segera ke rumah sakit.

Dan mereka berdua berakhir dikamar Nana. Nana sudah rusuh dari tadi berguling tidak jelas diatas ranjang. Sedangkan Chandra duduk di kursi belajar Nana dengan jari membentuk pola abstrak pada meja.

"Nana. Mamanya Nana meninggal ya ?? Seperti ambu ??"

Gerakan Nana yang sedang berguling dengan plushie orange kesayangan pun terhenti.

"Hm. Kata papa nanti Nana bisa bertemu lagi kok dengan Mama. Katanya mama sekarang ada dilangit memperhatikan Nana. Ambu pasti juga begitu. Mungkin Ambu dan mama berteman" jawab Nana dengan senyum lebar.

"Bohong. Kita tidak bisa bertemu dengan orang yang sudah meninggal Nana. Orang yang meninggal itu berarti fotonya dirobek. Tidak boleh dirindukan. Karena percuma"

Nana berkedip bingung. Kemudian menelengkan kepalanya.

"Echan mau tau rahasia ??"

Bukannya menjawab pernyataan Chandra  Nana malah bertanya dengan suara antusias membuat Chandra jadi mau tidak mau mengangguk.

Lalu Nana menarik tangan Chandra, mengajaknya masuk ke kamar Jeff.

Nana seperti sudah terbiasa pun membuka laci nakas disebelah tempat tidur.

"Ini Mama Nana. Fotonya tidak dirobek papa" katanya sambil menunjukkan foto seorang wanita dengan balutan dress biru langit. Cantik sekali.

"Ini coba cium. Ini seperti bau Mama" katanya lagi sambil meletakkan hand cream ke tangan Chandra.

"Ini baju-baju mama, ini juga sepatu mama. Papa selalu mengingat mama. Tidak ada yang tidak berguna Echan " katanya sambil membuka lemari besar disana.

Kemudian setelah meletakkan semua benda pada tempatnya, Nana mengajak Chandra keluar kamar dan berakhir di sofa.

"Ini rahasia kita ya. Sebenarnya papa selalu merindukan mama tapi papa hanya bisa rindu diam-diam. Nana juga rindu mama. Rindu sekaliii. Tapi kalau Nana bilang rindu mama, pasti papa akan sedih. Jadi Nana juga rindu mamanya diam-diam"

Nana mengambil tangan Chandra.

"Kalau kita rindunya diam-diam hanya hati kita yang tau. Orang lain tidak akan tau. Echan juga bisa, merindukan Ambu diam-diam. Biar orang lain tidak tau. Biar mereka juga tidak mengatakan hal seperti itu lagi"

Senyum Chandra kemudian terbit. Lebar sekali.

"Terima kasih Nana. Mulai sekarang aku bisa merindukan Ambu sepuasku tanpa ada yang marah. Tapi... "

Nana menatap Chandra menunggu apa yang akan dikatakan Chandra.

"Foto Ambu sudah rusak. Sudah dirobek"

Nana tertegun sebentar sebelum menjentikkan jari.

"Echan masih punya potongannya ??"

Melihat Chandra mengangguk Nana semakin mengembangkan senyumnya.

"Kita bisa memperbaiki"

Kemudian setiap lembar foto yang disatukan itu juga menyatukan pecahan hati Chandra yang sudah hancur berantakan. Sedikit demi sedikit Nana memperbaiki semuanya.

☘️☘️☘️


Hari berlalu. Siang malam selalu datang bergantian. Detik jadi menit, menit jadi jam, jam jadi hari. Begitu terus sampai tak terasa satu tahun sudah berlalu.

Rumah Roboh ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang