Kantin rumah sakit yang lengang saat sore hari menjadi tempat perjanjian Jeff dengan ibu Chandra.
Setelah menyuruh-- ralat memaksa Doy mengawasi Nana tentu saja.
"Sudah lama ya Bu ?? Maaf tadi harus visit dulu"
Lilis tersenyum kemudian menggeleng pelan.
"Tidak sama sekali pak. Malahan saya berterima kasih bapak mau menyempatkan diri untuk menemui saya"
Jeff balas tersenyum kemudian duduk didepan wanita yang dia tebak usianya tak jauh berbeda darinya.
"Em sebenarnya ada apa ya Bu ??"
"Saya mau berterimakasih pada bapak dan Nana"
"Maksudnya ??" Jeff mengernyit tak paham.
"Bapak mungkin sudah dengar dari pak Aldo. Chandra berbeda dari anak lainnya. Dia tidak punya bapak" mulai wanita itu sedikit tertunduk.
"Dia tidak punya teman pak sebelum ini. Para tetangga mengucilkan kami. Mereka juga melarang anak mereka mendekati Chandra. Makanya saat melihat Nana mau berteman dengannya saya bahagia luar biasa"
Jeff meneguk ludah. Menyiapkan diri untuk apapun yang akan didengarnya.
"A-ayahnya tidak mau bertanggung jawab ??" Entah kenapa suara Jeff bergetar saat berucap.
"Saya dan ayahnya hanya kenal selama satu minggu. Dia bahkan mungkin tak tau saya hamil"
Jeff terkejut. Bahkan dia tidak bisa menyembunyikan raut wajah terkejutnya. Membuat Lilis sedikit terkekeh kecil.
"Saya saat itu mahasiswa magang di perusahaan percetakan pak. Kemudian dia datang sebagai kolega bos saya."
Lilis menghela nafas. Menceritakan kembali kisah kelamnya bukan sesuatu yang mudah.
"Saya yang saat itu ditugaskan membantu dia. Setiap hari selama seminggu kami bertemu. Kemudian dipertemuan terakhir kami hiks"
Jeff terkejut mendapati Lilis tengah berusaha meredakan tangisnya.
"Tidak apa-apa Bu tidak usah dilanjutkan" ucap Jeff sambil mengusap pelan lengan Lilis. Berusaha menenangkan.
Tapi Lilis hanya menggeleng kemudian tersenyum sebelum melanjutkan ceritanya.
"Kami berakhir di hotel dalam keadaan sama-sama mabuk. Dia meminta maaf dan memberikan saya sejumlah uang. Saya pikir ini ada baiknya. Toh juga tidak mungkin saya hamil hanya karena sekali melakukannya"
Lilis semakin merekat kedua tangannya.
"Tapi kenyataannya saya hamil pak. Orang tua saya kaget. Abah saya meninggal karena serangan jantung. Setelah itu Ambu marah besar. Saya tidak pernah menginjakkan kaki saya lagi dirumah itu. Kemudian saya di DO dari kampus dipecat dari perusahaan hiks"
Baiklah ini benar-benar serius fikir Jeff.
"Saya jadi sering merokok dan juga sering minum alkohol. Saya berharap bayi itu mati. Tapi sekali lagi Tuhan tau yang terbaik. Chandra lahir menjadi matahari yang menerangi langkah saya. Saya menyayanginya pak. Dia segalanya bagi saya"
"Dia selalu bilang asal ada ibu, Chandra tidak apa-apa tidak punya teman. Tapi saya tau betul itu bohong"
"Kemudian Nana hadir dan saya bisa melihat senyum dan tawa yang tak pernah dia perlihatkan sebelumnya. Terima kasih" ucap Lilis sambil menjabat tangan Jeff.
"Tidak perlu seperti itu Bu. Setiap manusia selalu punya masa lalu yang menyakitkan, tetapi belum tentu tidak punya masa depan yang cerah. Chandra masih sangat muda Bu. Perjalannya masih panjang. Jangan karena masa lalu, masa depan tidak bisa kita raih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Roboh ✓
FanfictionApa yang bisa didapat dari soonggok rumah roboh ?? Authornya nulis pas lagi mabok drachin 'go ahead' jadi rada-rada mirip, kalau kata orang mah ✨ terinspirasi ✨ 🏅#1-jaemin { pada masanya } 🏅#2-brothership { pada masanya }