Jeff sepertinya benar-benar marah. Terbukti sudah seminggu ini suasana rumah menjadi dingin.
Tidak ada lagi sarapan bersama. Tidak ada lagi perdebatan konyol. Yang ada hanya senyap.
Ini bermula dari siang itu. Jeff jadi selalu berangkat pagi sekali lalu pulang saat Nana sudah terlelap. Pun dengan Chandra yang menjauh. Tidak lagi berangkat dan pulang bersama Nana dan Jeremy.
Theo sebenarnya selalu memasak, tapi dia juga nampaknya sedikit muak dengan keadaan rumah dimana tak ada satupun yang memakan masakannya.
Jeff pergi tanpa sarapan. Anak-anak yang selalu mengatakan akan sarapan disekolah.
Berantakan.
Rumah mereka benar-benar terasa berbeda.
☘️☘️☘️
Nana sendiri akhir-akhir ini menjadi tidak bersemangat. Rasanya dia tidak ingin pulang saja ke rumah. Toh juga yang ditemuinya hanya sepi.
Chandra selalu ke restoran Theo. Papa selalu pulang malam. Tak ada waktu untuk sekedar mengobrol dengannya. Dia hanya ingin meminta maaf kalau memang salah tapi kenapa keduanya kompak menjauhinya ??
Nana merasa bersalah. Jika memang Jeff sebegitu inginnya Nana keluar cukup katakan saja. Nana akan mengerti. Tapi Jeff bahkan tidak menyinggung hal itu dan langsung memutuskan agar Nana keluar. Itu yang Nana tidak suka.
Tapi lebih dari itu dia tidak suka ketika Jeff memperlakukannya terlalu berlebihan. Dia sudah besar. Itu pikirannya.
"Bukannya kalau kita melamun nanti lalat masuk hidung ??"
Nana spontan mendengus saat suara Ujin mengalun ditelinganya.
"Ngomong-ngomong Na, kamu ada masalah ya dengan Chandra ?? Aku jadi jarang sekali melihatmu makan dengannya. Padahal dulu kan dia selalu menjemputmu ke kelas untuk makan bersama"
"Ya begitulah. Sepertinya aku yang salah. Tapi Chandra seperti menjauhiku"
Ujin mengangguk kemudian menyodorkan minuman isotonik dingin ke arah Nana yang tentu langsung menerimanya.
"Ey itu hal wajar. Saudara bertengkar itu benar-benar hal yang wajar. Kamu tau sendiri kan aku dengan Rani bahkan pernah babak belur. Padahal dia perempuan tapi tenaganya beuh aku aja sering kalah"
Nana sedikit tertawa. Ujin dan adik kembarnya memang begitu. Bertengkar bukan hanya dengan mulut tapi juga seluruh anggota tubuhnya.
Apalagi keduanya sama-sama pandai bela diri. Ya sudah, mungkin di rumah mereka saling banting.
"Tapi Na. Namanya saudara itu mau sebesar apapun masalahnya nanti juga baikan. Ada perasaan tidak nyaman saat kamu tidak bersamanya. Iya kan ??"
Nana mengangguk.
"Yakin deh. Chandra juga merasa begitu kok. Nah sekarang tugas kamu adalah mendekat. Semakin dia berusaha menjauh semakin dekati. Nanti juga luluh sendiri"
"Ku doakan semoga masalah kalian cepat selesai ya"
Dan Nana dengan senang hati mengaminkan perkataan Ujin.
☘️☘️☘️
Chandra sebenarnya tidak marah pada Nana. Malah dia merasa bersalah. Melihat Nana menjadi murung dia merasa ikut sedih rasanya.
Tapi dia juga malu untuk sekedar memulai lagi. Dia yang marah-marah tidak jelas kemarin kemudian tiba-tiba akan datang seolah tidak pernah melakukan kesalahan. Chandra tidak bisa melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Roboh ✓
FanfictionApa yang bisa didapat dari soonggok rumah roboh ?? Authornya nulis pas lagi mabok drachin 'go ahead' jadi rada-rada mirip, kalau kata orang mah ✨ terinspirasi ✨ 🏅#1-jaemin { pada masanya } 🏅#2-brothership { pada masanya }