Sudah dua hari lamanya Nana dirawat dirumah sakit. Sedikit banyak kondisinya membaik walau kadang masih sering meringis untuk duduk setidaknya dia tidak lagi mengerang hanya untuk membalikkan badan.
Dan yang lebih membahagiakan lagi. Cedera yang dialami Nana tidak separah yang dibayangkan. Hasil MRI menunjukkan bahwa tonjolan pada herniasi atau sela antara tulang tendon bisa pulih tanpa perlu pembedahan.
Jeff benar-benar bersyukur untuk itu.
Dan sekarang Nana sendiri berada pada ruangan VIP-nya. Tolong jangan mengira itu karena Jeff banyak uang dan akan melakukan apapun untuk putranya, walaupun itu benar sih.
Hanya saja alasan utamanya adalah orang-orang yang akan menjenguk Nana bukan jenis orang yang bisa bicara tenang tanpa keributan.
Ingat mereka semua seringkali lebih mengandalkan mulut dengan volume yang luar biasa. Jeff hanya tak ingin pasien lain terganggu. Bagaimana pun Jeff bekerja disana, dia punya tanggung jawab.
"Bosan ??"
Rendi masuk dengan seragam sekolah, diikuti oleh Chandra dan Jeremy.
"Ini catatan hari ini"
Nana mengerang. Kenapa dia punya teman serajin Rendi sih ??!
"Ren aku masih sakit" ucapnya dengan nada dilemah-lemahkan.
"Tau. Aku hanya menyampaikan, itu tugasku sebagai ketua kelas. Kamu hanya harus membacanya kan"
"Nah karena itu Ren, lihat untuk duduk saja aku harus pakai dua bantal. Kalau membaca ini nanti aku kelelahan"
Rendi mendengus meletakkan buku itu begitu saja diatas nakas. Kemudian ikut duduk di sofa tepat disebelah Chandra.
"Cukup katakan kamu malas Na. Kalimatmu tidak efektif sekali"
Sekarang giliran Nana yang mendengus. Mulut Rendi masih setajam itu rupanya. Nana kira kalau dia sakit, lidah Rendi akan melunak padanya, nyatanya tidak sama sekali.
"Oh iya Ujin titip salam. Besok dia kesini dengan anak-anak clubmu katanya"
Senyum Nana mengembang. Mengangguk semangat.
"Kalian tau ??" Chandra tiba-tiba mengangkat topik baru. Kemudian mencondongkan badan. Terlihat serius. Itu artinya pergibahan mereka resmi dimulai.
"Ternyata ayah Mark itu teman waktu SMA ayah loh"
Nana melotot, terkejut tentu saja.
"Tau darimana Chan ??"
"Apa yang aku tidak tau sih ? Aku tau semua"
Kini giliran Jeremy yang mendengus.
"Sok tau sekali. Aku yang tinggal dengan ayah saja tidak tau"
"Ey itu karena kemarin kamu tidak membantu ayah di restoran. Padahal dia datang kesana. Katanya akan berinvestasi direstoran ayah"
"Bagus dong" celetuk Nana dan Rendi bersamaan membuat mereka dengan refleks mengangkat tangan. Tos jarak jauh.
"Iya nanti dia akan sering kesana"
"Terus kalian tau tidak ?? Sebenarnya-"
"Apa ini ?? Seru sekali sepertinya" Jeff masuk menyela sesi gibah mereka yang baru saja memanas.
"Orang tua tidak boleh tau"
Jeff mendengus mendengar balasan Nana. Kalau sudah seperti ini, itu artinya Nana sudah sehat.
"Bilang saja kalian membicarakan kenapa papa sangat tampan"
Keempatnya kompak membuat gestur seolah akan muntah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Roboh ✓
FanfictionApa yang bisa didapat dari soonggok rumah roboh ?? Authornya nulis pas lagi mabok drachin 'go ahead' jadi rada-rada mirip, kalau kata orang mah ✨ terinspirasi ✨ 🏅#1-jaemin { pada masanya } 🏅#2-brothership { pada masanya }