Chapter 4

107 10 2
                                    

#Tisa's POV

Minggu, pukul 5 sore.
"Terimakasih selamat datang kembali." Aku berkata.
"Tis, ada korek?" Pak Andaru bertanya padaku. Dia salah satu penghuni apartemen dekat sini. Sering datang ke minimarket. Kami sudah saling kenal karna aku bekerja di minimarket sudah lumayan lama. Sejak 3 tahun lalu sepertinya.
Aku merogoh sakuku, dan memberikan pematik ku. Dia kemudian menyalakan rokoknya.
"Thankyou. Buru si Krisna suruh dateng cepet gantian sama kamu. Udah mendung banget ini. Suruh Wisa bawa jas hujan juga tuh." Kata Pak Andaru memberitahuku.
"Eh udah gelap pak?" Aku bersiap membereskan barangku. Pak Andaru mengangguk. Aku mengikutinya keluar. Langit memang mendung sekali.
Rintik air sudah jatuh, namun belum deras. Kak Krisna, karyawan minimarket yang harusnya menggantikanku di shift malam juga belum hadir.
"Yaudah Tis. Duluan ya." Pak Andaru berpamitan melambai kepadaku lalu menembus rintik hujan.

Bau hujan menyeruak di udara. Aku menghirup dalam2. Entah bau hujan memberiku ketenangan tersendiri ditengah semua fikiranku yang kacau balau. Aku menyalakan rokokku, menikmati rintik hujan yang mulai menderas.

#Swara's POV

"Apart baru lu enak juga. Suasananya adem bgt." Yota merebahkan badannya di sofa. Dia memang berencana menginap disini.
"Gua ke minimarket bawah dulu. Belom beli snack sama minuman." Aku berkata.
"Payung jangan lupa. Kayaknya udh ujan deh. Tadi pas gue dateng udh mendung banget." Yota berkata sambil tiduran memainkan ponselnya.

Aku mengambil payungku dan turun menuju minimarket.

Srasssssshhhh..
Drukdurkdruk..

Suara hujan menderas. Jatuh berisik diatas payungku. Aku berlari kecil menuju ke minimarket.
Di depan minimarket ku lihat seseorang sedang merokok. Sepertinya aku mulai hafal kebiasaan orang ini.
"Melamun lagi?" Aku berkata.
"Haha iya kak, enak." Dia tertawa, mematikan rokoknya. Aku menutup payungku. Kami masuk. Aku mengambil keranjang belanja dan menuju ke bagian snack. Alya menuju kasir.

"Ngga pulang?bukannya shift sampe jam 6?" Aku bertanya padanya saat dia menghitung belanjaanku.
"Bentar lagi paling, karyawan satunya belum dateng. Saya juga belum dijemput." Kata dia. Aku mengangguk.
"Kak Swara demen ngemil banget?" Dia terkekeh. Aku bersemu.
"Bukan itu asupan si Yota. Lagi nginep. Anaknya hobi ngunyah mulu, mau ngga mau harus dikasih pakan terus. Hahahaha" aku tertawa. Dia juga tertawa.
"Semua 250ribu." Dia berkata. Aku pun membayarnya. Suara lonceng pintu masuk berbunyi bertepatan aku selesai bertransaksi.

Ctlinggg.
"Sorry Tis, gue telatt. Deres banget." Seorang pria masuk dengan pakaian lepek.
"Ngga papa kak, Wisa juga belom dateng." Jawab Alya. Wisa?Wisa tingkat 2 sasing?
"Udah tuh dia diluar lagi parkir." Laki2 itu kebelakang.
"Saya beres2 dulu ya kak." Alya berkata kebelakang.

Ctlinggg..
"Tis, lu doa aneh2 apalagi coba dah sampe ujan sederes ini." Seseorang masuk sambil berbicara sendiri. Benar. Wigata Bramawisata. Wisa.
"Tis-" dia berhenti, baru menyadari kehadiranku lalu memandangiku.
"Ngapain disini lu?Rumah lu kan bukan daerah sini." Wisa bertanya ketus.
Sikapnya yang seperti itu bisa ku maklumi.
"Gue baru pindah ke apartemen sini." Jawabku singkat. Dia memalingkan mukanya.

"Wisaaa, lu bawa jas ujan 2?" Alya keluar dari ruang belakang.
"Lho Kak Swara masih disini." Alya terkejut.
"Lah lu kenal Swara?" Wisa bertanya ketus pada Tisa.
"Lah lu kenal Kak Swara, Wis?" Alya menaikkan alisnya menatap Wisa.
"Udah ah ayok buru balik. Nih jas ujannya pake." Wisa dengan galak berkata kemudian keluar.
"Sabar, gue pake jas ujannya dulu. Kak krisna makasih ya. Aku pulang dulu." Alya berteriak ke arah karyawan satunya yang masih di belakang.
"Iya ati2!" Sebuah suara menyaut dr belakang. Kemudian dia berlari kecil menyusul Wisa. Wajahnya tampak sumringah, ekspresi nya berbeda dari yang biasanya ku lihat.
"Kak ngga pulang?kak Yota ngga nungguin?" Aku terkejut karena Alya tiba2 di depanku.
"Eh iya ini mau balik." Aku dan Alya keluar.
Di luar Wisa sudah menunggu di atas motornya. Aku memperhatikan Wisa dan Alya.
"Buruan ih anjir." Wisa berkata.
"Bentar, ih susah tau ini zippernya nyangkut." Alya berkata.
"Sini2 ah." Wisa menolong Alya yang kesulitan menutup parkanya.
Entah kenapa timbul rasa penasaran dalam diriku. Apa hubungan Alya dan Wisa. Kenapa Wisa?Pacarnyakah?
"Kak Swara, saya balik dulu." Dia berteriak agar suaranya terdengar di antara derasnya hujan.
"Iya ati2 dijalan, ya." Aku berteriak balik.
"Bacottt!!" Wisa meneriakiku kesal.
Plakk. Suara pukulan Alya di helm Wisa.
Kemudian motornya melaju menjauh.

Petrichor. [Park Sungjin] | Day6 AU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang