#Wisa's POV
Lagu "Congratulations" hasil rekaman band kami saat penerimaan mahasiswa baru tahun lalu berkumandang di seluruh mobil menutup suara tangisan Swara. Aku dan Juna hanya diam. Aku terlalu sakit untuk berbicara. Terlalu sakit memikirkan Tisa dan Swara.
"Congratulations, glad you're doing great~
Congratulations, how are you okay
How could you be so fine
I can see it in your eyes
The same look that you gave me, that kills me inside~~"Juna bernyanyi pelan sambil membakar rokoknya. Tiba2 Swara terkekeh. Juna dan aku menatap bingung.
"Anjin* juga ya lu Jun haha gue baru ngeh lagunya." Dia terkekeh matanya sembab.
Mau tidak mau aku dan Juna tertawa.
"Kalo nyindir gua langsung terang2an aja lah hahah." Swara tertawa
"Hahahah gue ngga nyindir ya. Lagunya aja yg ke shuffle itu." Juna tertawa.
"Gue jadi kangen ngeband." Aku berkata random.
"Boleh tuh, Wis." Swara menengok ke arahku wajahnya tersenyum. Sepertinya dia sudah lebih tenang sekarang."Btw ngga papa Tisa di apart lu dulu?" Aku bertanya saat kami kembali ke apart.
"Ngga papa. Kalo lu pada mau disitu jagain Alya. Biar gue yang pulang." Kata Swara
"Ngga, lu ngga perlu balik ke rumah, Ra. Kalo boleh gue sama Juna nginep di apart lu. Rana sama Dana juga kalo mereka mau, buat nemenin Tisa sama lu. Ngga tega gua lu dibiarin sendirian lg kyk gini." Aku berkata diikuti anggukkan Juna.
"Iya, suruh Yota kesana juga. Mau gua pukulin lu berdua. Lu pasti butuh Yota juga kan, udh kyk sejoli kan lu berdua." Juna bercanda menggoda.
"Hmm. Lu semua ngga papa kalo gua ajak Yota?" Swara bertanya.
"Paling emosi doang gua liat mukanya hahahah." Aku tertawaTing..tong..
Ceklek. Dana membuka pintu. Kami pun masuk.
"Tisa gimana?" Aku bertanya pada Dana.
"Tidur lagi tuh." Dana menjawab.
"Eh tapi dia belum makan." Swara buru2 masuk ke kamar Tisa setelah membersihkan diri.Aku, Juna, dan Dana menyiapkan makanan yang tadi kami beli. Swara lalu bergabung di ruang makan.
"Alya panas lagi."
"Terus gimana?Tapi baik2 aja?" Aku bertanya panik.
"Udah kok. Udh abis gue kasih paracetamol gitu. Ini gue suruh Rana gantiin baju Alya. Sorry ya, abisnya bajunya basah, gue takut dia malah kena flu." Kata dia meminum americano nya.
"Kenapa minta maaf dah." Juna menaikkan alisnya.
"Gua ngga enak belom izin ke lu semua gitu." Kata dia.
"Ra, kita nih mahasiswa sastra sama seni. Mana ngerti yang gitu2. Kuliah kita mah mana ada belajar kesehatan. Kita mah percaya aja sama lu, yang mahasiswa kedokteran. Lu pasti tau yang terbaik buat nyembuhin Tisa kan." Aku menghela nafas."Wis, sorry bgt kyknya gue ngga bisa nginep nemenin Tisa. Gue mau banget nginep, tapi kakak gue lg pulang kesini, trs ada family dinner gitu." Rana berkata sedih saat keluar dr kamar.
"Eh iya ngga papa Ran, santai aja. Ngga perlu dipaksain. Banyak kok yang jagain Tisa." Aku mengelus kepala Rana.
"Iya Ran. Lu dateng kesini aja udh jd ngerepotin lu. Makasih banyak lho." Juna menepuk-nepuk punggung Rana.
"Gue titip Tisa ya semuanya. Makasih banyak, terutama kak Swara." Rana mengelap pipinya krn air matanya jatuh lagi.
Swara hanya mengangguk canggung. Rana kemudian membereskan barang2nya kemudian berpamitan ditemani Dana mengantarkannya ke bawah.#Yota's POV
Aku sampai di depan pintu apartment Swara sambil menggotong beberapa tas belanja, tumbenan Swara menyuruhku datang sepagi ini di hari weekend dan menitip banyak cemilan. Ngomong2 penjaga minimarket nya bukan si maba seni, tumben.
Aku baru saja akan memencet bel saat pintu terbuka.
"Dara?" Aku terkejut.
"Yuga." Dia membelalakkan matanya.
Suasana apa ini?Dia muncul dari apartment Swara bersama dengan maba sasing yang mukanya lumayan itu. Aku menatap bingung keduanya.
"Sorry, gue mau lewat. Buru2." Rana dan maba itu melewatiku.Aku masuk dengan bingung.
"Ra..." aku baru mau bertanya saat ku lihat. Juna di depan tv sedang memainkan PS5 yang biasa ku mainkan. Lalu muncul Wisa dari arah dapur.
"Lah." Aku berkata bingung. Wisa memandangiku dengan tatapan mencekamnya.
"Yow Yot!" Juna menyapaku saat dia mengalihkan pandangannya sekali dr layar tv.
Aku masih mencerna pemandangan ini. Aku salah masuk apartment?
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor. [Park Sungjin] | Day6 AU✔
Fanfiction[TAMAT] "Bau ini, bau favoritku selain bau masakan ibu. Bau ini membuatku sejenak melupakan semua masalahku. Petrichor nama aromanya. Tapi seketika semuanya berubah, otak ku tidak lagi bisa menemukan kilas balik kebahagiaan saat menghirupnya." - Tis...