#Tisa's POV
Setiap liburan pergantian semester atau liburan pergantian musim, kedai ibu bergeser waktunya buka sejak pagi hingga sore, karna selama aku libur aku bisa membantu ibu di kedai. Wisa yang juga libur, sering ikut membantu di kedai. Biasanya aku dan Ibu yang bertugas memasak, Wisa yang melayani.
Lumayan liburan pergantian semester ganjil jatuh bersamaan dengan liburan musim panas. Menu yang kami sediakan juga menyesuaikan musim. Aku benci musim panas sebenarnya, aku harus memakai baju panjang di udara sepanas ini. Tapi untungnya aku lebih banyak bekerja di dapur, jadi kadang kala aku memakai kaus lengan pendekku. Aku masih belum berani menunjukkan luka2 di lengan tanganku. Luka2 itu masih membawa kenangan buruk untukku.
"Wahhh panas nyaaa." Wisa mengibas2kan kausnya. Aku menguncir rambutku yang sudah terlalu panjang menjadi kuncir cepol.
"Iyaa ini lebih panas dari biasanya deh." Aku mengeluh duduk disamping Wisa. Kedai sedang sepi karna memang sudah lewat jam sarapan alias jam2 tanggung. Jam menunjukkan pukul 10.30am. Aku dan ibu sudah menyelesaikan menu masakan untuk jam makan siang.
"Nihhh ibu tadi beli di pasar." Ibu membawa potongan semangka segar.
"Wahhhhh" aku dan Wisa berdecak kagum.
"Aku mau ganti baju dulu deh. Kuyup tadi masak." Aku melepas apronku kemudian pergi menghilang ke dalam rumah."Nah kan gini enak liatnya, juga ngga gerah." Kata Wisa setelah aku berganti pakaian.
"Ademm." Aku mengipas2 diriku dan ikut duduk bersama ibu dan Wisa di bangku luar kedai. Jalanan juga sepi saat itu, untungnya udara berhembus menyejukkan.
Kami bertiga masih menikmati udara musim panas itu sambil mengobrol ria. Tiba2 sebuah mobil hitam berhenti di lapangan terbuka, tidak jauh dari kedai.
"Siapa dah yang punya Audi di daerah sini." Kata Wisa sambil mengunyah semangkanya. Kami bertiga masih memperhatikan mobil itu.
"Ngga tau. Orang baru pindah kali. Udah ngga usah diliatin heh." Aku mengeplak kepala Wisa."TISAAAAA!!" Seseorang memanggil dari jauh. Ibu, aku dan Wisa terkejut karna tau betul suara ini milik siapa.
Kak Juna turun dari bangku pengemudi mobil yang sejak tadi kami perhatikan. Kami ternganga. Terlebih lagi, kak Juna tidak sendiri. Kak Yota turun dari bangku depan, dan kak Swara turun dari bangku penumpang di belakangnya.Kak Juna tampak rapih dengan summer vibenya. Kak Yota meninggalkan image fakboinya dengan hanya mengenakan kaus oversized. Kak Swara....aku benar2 tertawa melihat setelannya. Dia seperti seseorang yang diculik di tengah2 sedang melakukan aktivitas olahraganya. Dia mengenakan tracktop dan celana training, wajahnya terlihat kesal saat turun dari mobil, tapi begitu kak Juna berteriak, raut wajah kak Swara berubah.
"BIBIIIII." Kak Juna memeluk ibuku.
"Nak Junaaaa!!Udah lama ngga kesini. Ini rame amat." Ibu kebingungan.
"Lah lu pada ngapain kesini." Wisa terlihat gusar.
"Ahahahahahah." Aku masih tertawa melihat kak Swara. Dia bersemu terlihat malu sepertinya tau aku sedang mentertawakan dia.
"Hehehe Juna bawa pelanggan baru. Tukang makan nihhh." Kak Juna menepuk2 punggung kak Yota.
"Yota." Kak Yota memamerkan gigi2nya memperkenalkan diri sambil menunduk salim kepada ibu.
"Swara." Kak Swara memperkenalkan diri masih malu2.
"Eh ayo masuk2 ini temen2 nak Juna." Ibu langsung menuju dapur.
"Temen2 Tisa juga kok, bii." Kak Juna berkata.
"OHYA?!KENAL TISA JUGA?!TIS KAMU KOK NGGA BILANG KAN TUH." ibu malah memarahiku.
"Ini diusir aja, bu. Lagian si juna ngapain ih bawa bagong kemari, yang ada ludes dagangan ibu." Wisa berkata.
"Hush nak Wisa ya kalo ngomong hahaha." Ibu tertawa.
"Ayo masuk masuk kak silahkan." Aku mempersilahkan ketiganya masuk. Kemudian memakai kembali apronku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor. [Park Sungjin] | Day6 AU✔
Fanfiction[TAMAT] "Bau ini, bau favoritku selain bau masakan ibu. Bau ini membuatku sejenak melupakan semua masalahku. Petrichor nama aromanya. Tapi seketika semuanya berubah, otak ku tidak lagi bisa menemukan kilas balik kebahagiaan saat menghirupnya." - Tis...