Chapter 20

77 9 1
                                    

#Tisa's POV

"Pagi, bu. Pagi Tis." Suara Wisa menyapa.
Aku dan ibu sudah selesai memasak pagi itu karna kedai sebentar lagi buka.
"Nihh. Titip buat yang lain juga. Jangan dimakan sendiri." Aku menyerahkan beberapa kotak bekal kepada Wisa. Yang dikampus hanya tinggal bertiga. Wisa, Dana dan Rana. Aku juga menyiapkan bekal untuk kak Juna. Wisa sekalian mengantar untuk kak Juna karna tempat magang kak Juna searah menuju kampus. Aku juga bersiap2 untuk mengantar bekal kejutan untuk kak Swara dan kak Yota di SSC.

Karna lukaku belum pulih dan aku tidak boleh terlalu lelah. Aku masih menjalani cuti dari coffeeshop dan minimarket. Pukul 11 aku sudah siap untuk menuju SSC setelah selesai membantu ibu di kedai. Aku juga tas berisi peralatan menggambarku. Sudah lama aku tidak mencari inspirasi menggambar. Setelah itu aku pamitan kepada ibu, kemudian berangkat menuju SSC.

Aku duduk di taman belakang SSC. Angin berhembus lembut siang itu. Aku sedang menggambar bangunan SSC. Sampai sebuah tangan menutup mataku.
"Kak Swara?" Tebakku.
"Swara mulu, ada apaaa tuhhh." Kak Yota terkekeh duduk disebelahku. Aku bersemu. Iya, juga kenapa aku hanya menebak Kak Swara.
"Swara masih ada kerjaan." Dia menambahkan.
"Dia ada kerjaan mulu, kok lu gabut sih, kak?luntang lantung mulu kalo diliat-liat." Aku menaikkan alisku.
"Iya donggg. Swara anaknya aktif soalnya. Gue mah mageran kan." Dia tertawa.
"Mau nyamperin Swara ya kesini? Ngga ada schedule sama dokter Maja, bukannya?" Kak Yota meledekku. Aku bersemu.
"Mau nganter ini tau!" Aku menyodorkan kotak bekal padanya.
"MASAKAN KEDAI!!BUAT GUE??" Dia terlonjak girang. Aku mengangguk
"Ya ampun, gue udah lama ngga makan ini. Makasih banget lho. Eh ini yakin bukan jatah Swara? Gua ngga mau abis ini gua dibunuh sama dia." Kak Yota bercanda.
"Ada kok yang buat kak Swara." Aku berkata.
"Ah kalo gitu mesti buruan telpon."
"Eh ngga usah kak nanti gang-"
"Ra?Gue di taman belakang. Pacar lu bawain makan siang buat lu nih. Kalo ngga dateng dalam 2 menit, gua ngga jamin lu cuma dapet kotaknya doang." Kak yota terkekeh lalu menutup teleponnya. Aku terbelalak ternyata dia sudah lebih dulu menelpon kak swara, dia menyebutku apa?'Pacar lu'?

Tidak sampai 1 menit, kak Swara muncul sambil berlari terengah.
"Anjir lu, Yot." Lalu dia menoleh ke arahku, "Kok kamu disini? Ngga ada schedule kan?" Aku menggeleng.
"E-eh itu.." aku bersemu.
"Bawain bekal buat kita coy." Kak Yota menimpali. Kak Swara menengok ke arah kak Yota.
"Kok lu makan sendiri!" Kak Swara mengomel. Mereka berkelahi seperti anak kecil. Kak Yota meledek kak Swara dan berlari pergi. Aku menahan kak Swara yang hendak mengejar Kak Yota
"Ini punya kak Swara." Aku bersemu menyerahkan kotak bekal itu.
"Eh?"
"Yang tadi punya kak Yota. Yang ini punya kak Swara. Jadi ngga usah di kejar Kak Yota nya, kasian capek2in aja." Aku terkekeh.
"Kamu bikin dua?" Dia duduk disebelahku. Aku menangguk.
"Boleh dibuka?" Aku mengangguk lagi.
"Wahhhhhh, tumis gurita kesukaanku. Kimchi. Pork belly." Matanya terbelalak terlihat senang.
"Boleh ku makan?"
"Ya boleh, kak. Kan aku bikin menu ini juga khusus buat kak Swara." Aku keceplosan menutup mulutku. Memang menu yang dimakan ka Swara berbeda dengan menu lainnya. Dia menoleh ke arahku dan bersemu.
"Terimakasih, Al. Mau makan sama aku?" Dia tersenyum. Aku bersemu.

Kami mengobrol banyak hari itu. Udara berhembus menyejukkan. Rasanya menenangkan.
"Kamu bawa alat gambar?" Kak Swara bertanya. Aku mengangguk.
"Masih sering gambar Juna?" Dia mengangkat alis.
"E-enggak kak. Aku malah udah lama ngga gambar lagi. Belakangan buat healing, aku lebih banyak gambar bangunan sama pemandangan aja sih." Aku berkata. Dia mengangguk2.
"Kak Swara ngga balik kerja lagi?"
"Nanti aja. Aku jam2 segini udah luang. Biasanya ribet jam pagi. Sekarang jam sibuknya Yota." Dia menjelaskan.

Drrt...drrt..
Tiba2 ponselku bergetar.
'Danasura Danendra'

"Halo, Dan?"
"Tis, dimana?"
"Gue? Lagi di SSC. Kenapa?"
"Sibuk ngga? Gue ngga ada kelas. Jalan yuk."
"Boleh. Janjian dimana?"
"Ngga usah. Gue jemput disana. Gue otw. See you."

Petrichor. [Park Sungjin] | Day6 AU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang