Chapter 13

56 10 0
                                    

#Tisa's POV

"Jadi?bisa ngga lu?" Kak Juna bertanya pada Dana setelah menjelaskan rencana liburan kami.
"Bisa sih. Nyokap gue kayaknya ngga ada rencana liburan juga. Gue ada mobil, pake mobil gue aja." Dana menawarkan.
"Emang udh tau tujuannya mau kemana?" Tanya Wisa. Yang lain mengangkat bahu.
"Voting aja." Kak Yota mengusul.
"Boleh tu, ada usul tempat ngga?Tis?" Kak Juna tiba2 bertanya padaku. Aku terkesiap.
"E-eh emm, gue ngga tau kan dibilangin. Gue cuma pernah liburan ke Hadong doang. Bokap nyokap gua orang Seoul jd ngga punya kampung halaman." Aku berkata malu.
"Hadong? Hadong yang pedesaaan sawah itu?" Tanya kak Swara tiba2. Aku mengangguk.
"Dulu pas SD hampir tiap tahun kesana kan?" Wisa bertanya.
"Iyaa keluarga saya sama keluarga Wisa tiap tahun kesana. Pas saya kelas 2 sampe kelas 5 SD itu." Aku bercerita.
"Hmm udh lama saya ngga ke Hadong juga." Kak Swara bergumam.
"Ada villa keluarga sih disana." Dia menambahkan.
"Hah?" Kami terbelalak.
"Keluarga bokap orang Hadong. Kampung halaman gue sih itu. Jadi punya villa keluarga." Kak Swara menjelaskan.
"Kok lu ngga pernah bilang kalo lu orang Hadong." Kak Yota bertanya.
"Ya ngapainnn. Gue udah lama juga ngga kesana. Terakhir awal gue masuk SMA ngelayat kakek gue." Kak Swara menjelaskan.
"Sayang banget, padahal kalo bisa balik lagi ke Hadong. Aku mau banget setiap tahun kesana." Aku berkata sedih.
"Yaudah ke Hadong aja. Ngga terlalu jauh juga kan. Udah gitu masalah penginapan bisa di tempat Swara. Gimana, Ra? Sekalian lu juga pulang kampung, durhaka banget dari SMP ngga ngelayat kakek." Kata Kak Juna.
"Yeee knp jadi gue dah. Masalah penginapan bisa aja sih nanti gue calling paman gua yang tinggal disana. Minta tolong di bersihin gitu." Kak Swara menjelaskan.
"Heh!tahan tuh muka! Ngga nyadar apa kalo jelek." Wisa mengeplak kepalaku.
"Sumpah jelek bgt muka lu Tis. Kayak orang tolol senyum2 sendiri." Dana ikut mentertawakanku
Aku sejak tadi memang tidak bisa berhenti tersenyum.
"Hehe abisan gimana. Ngebayangin ke Hadong lagi, setelah sekian lama. Seneng banget. Udah lama ngga se seneng ini. Makasih ya semuanya." Aku tersenyum terharu.
"Kenapa ada apaan di muka gue?" Aku bertanya menyadari mereka memandangiku.
"Bangs*t lah Tis. Jangan sering2 senyum gitu." Kak Juna berkata. Aku masih bingung.
"Asli Tis. Kacau lah. Hati gue ngga kuat liatnya." Kak Yota menggodaku.
"Ihh mampus pada kena serangannya Tisa kan. Belum aja naksir lu." Wisa ikut menambahkan.
"Udah dah kayaknya. Ya ngga Tis." Kak Juna merangkulku.
"Apasihhh anjir, ta* dah lu semua." Aku mencubit tangan kak Juna yang merangkulku dan beranjak berdiri bersemu.
"Duhhhh..sakit hahaha." Kak Juna mengaduh.
"Hahaha bisa malu2 juga ya lu Tis." Dana ikut meledekku.
"Bacot ih semua." Aku berteriak dari dapur.

--
Minggu pertama Agustus.
"Semua udah disiapin kan? Bahan makanan buat 3 hari cukup?" Ibu bertanya.
"Tenang buu udah beres. Kalau kurang kan disana juga ada pasar." Kataku
"Wis Dan, Ibu titip Tisa ya. Ati2 kalian pokoknya. Have fun." Ibu memelukku, Wisa dan Dana.
"Siapp. Pergi dulu ya, bi." Dana dan Wisa menyalimi ibuku.

Dana duduk di bangku pengemudi. Aku di sebelahnya, sedangkan Wisa di tengah. Kami melaju ke apartment kak Swara untuk menjemput kak Swara, kak Juna dan kak Yota.
"Sorry sorry si Yota pergi dulu. Jemput Rana." Kata kak Swara setelah kami sampai. Barang2 kak Swara dan kak Yota sudah dibawah, di depan minimarket. Aku menyempatkan menyapa kak Krisna yang menggantikan shift ku. Dia dan bosku senang sekali ketika mengetahui setelah sekian lama bekerja akhirnya aku membambil jatah cuti untuk liburan.

"Hah?" Kami bingung.
"Supaya ngga muter2 ke Rana jadinya kitanya yang disini aja. Soalnya kalo ke Rana baru berangkat ke Hadong mmjadi muter arah. Jadi gue nyuruh Yota jemput Rana." Kak Juna menjelaskan. Kami mengangguk2. Setelah 15 menit menunggu akhirnya kak Yota dan Rana sampai. Dia memarkirkan mobilnya di basement setelah sebelumnya menurunkan Rana dan barang2nya di depan minimarket. Kami pun berjalan ke parkir mobil.
"Anjir anak orang kaya beda ya bawa mobilnya. Land cruiser dong." Kak Juna berkata.
"Masih kalah lah sama Audi yang kemaren." Kata Dana.
"Bangs*t sama2 nyentuh 2M aja saling sok merendah." Kata Wisa kesal. Aku terbelalak karna baru mengetahui harga mobil2 itu.
"Udah2 ah bacot banget ngomongin harga mobil doang. Udah buruan masuk." Rana mengomel.
Kami pun masuk setelah kak Yota datang. Di bangku kemudi ada kak Swara yang menyetir karna dia yang mengetahui daerahnya. Disebelahnya ada kak Yota. Ditengah ada Rana, aku dan Dana. Di belakang ada kak Juna dan Wisa. Mobil pun melaju.

Petrichor. [Park Sungjin] | Day6 AU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang