Chapter 5

66 10 1
                                    

#Tisa's POV

Tidak terasa sudah memasuki bulan keduaku sebagai mahasiswa tingkat 1 di kampus.
"Cuy. Bengong terus." Rana mengagetkanku.
"Sorry lama. Pak Michael ngoceh terus." Kata Rana. Aku mengangguk. Aku memang sefakultas dengan Rana, tapi sayangnya jurusan kami berbeda. Tapi ada beberapa kelas yang sama seperti beberapa mata kuliah dasar fakultas seni.

Sudah 1 bulan, tapi temanku hanya Rana disini. Rana?jangan tanya, dia anaknya sebenarnya supel dan mudah mendapat teman. Tapi ngga tau kenapa dia malah betah berteman denganku.

"Sorry ya Ran." Kataku tiba2.
"Lah apa dah lu tiba2 minta maaf." Dia bingung.
"Itu gara2 gue, lu ja-"
"Anj*r dah lu Tis. Masalah ini lagi. Kan udh sering kita bahas ya. Gua ngga peduli temen gua dikit banyak. Orang gua nyaman nya dari awal sama Lu doang. Lagian its not about quantity but quality. Anjay ngga." Dia tertawa.
"Gua juga bodoamat kali dijauhin sama orang2. Lagian orang2 nya aja yg bego cuma gara2 takut kecipratan masalah Lu sama kak Janita yg waktu itu, sampe2 ngga mau temenan sama lu. Bukan temen yang baik yg kyk gitu. Toxic." Kata Rana santai. Aku merangkulnya.
"Sayang banget deh sama Rana. Ciummmm niii." Kataku menggodanya.
"Ihhh najis loo." Dia menjauhkan kepalanya.

"Kalo Rana ngga mau, gue aja nih Tis sukarela." Sebuah suara dari belakang kami. Aku dan Rana menengok.
Kak Juna nyengir kuda.
"Bisaan elunya" Kak Erik memukul kepala kak Juna.
"Eh Kak Erik, Kak Lexa." Rana dan Aku menyapa kaka tingkat dibelakang kami.
"Yoo Tis Ran." Sapa kak Erik.
"Hai Ran Tisa." Sapa kak Lexa
Kak Erik dan kak Lexa adalah sahabat dekat kak Juna. Kedua nya berpacaran. Mereka sama2 fakultas seni. Kak Erik tingkat 3 seperti kak Juna, sedangkan kak Lexa tingkat 2.
"Kok gue ngga disapa" kak Juna merajuk.
"Bacot." Kataku.
"Ih kasarrr banget sih Tisa." Ka juna berbicara sok imut.
"Hahaha titip Juna lagi ya. Gue sama Lexa mau makan diluar dulu." Kata kak Erik.
"Kenapa harus ke kita sih kak." Aku mengeluh.
"Dia nya maunya sama lu lu pada." Kak Erik terkekeh
"Ya daripada gue jadi nyamuk. Males banget." Kata Kak Juna.
"Ahahah nanti kita bawain makanan buat kalian, upah menjaga Juna." Kak Lexa mengedipkan mata pada kami.
"Nah gitu dong kakk hehehe. Yaudah selamat bersenang2." Rana mengacungkan jempolnya dan menarik aku dan Kak Juna.

"Lah dibuang lagi dia?" Kata Wisa saat kami sampai di basecamp.
"Anj*rlah dibuang. Dititipin." Kak Juna meralat.
"Sok banget dititipin. Kalo emng di kick. Di kick aja lu ah." Wisa tertawa meledek.
"Bacot, nih." Kak Juna melempar banana milk ke Wisa dan Dana.

Ya, ada Dana juga. Ku ralat. Sekarang temanku bukan hanya Rana. Tapi Dana dan Kak Juna. Kami berlima sudah sebulan ini sering berkumpul bersama. Hampir setiap hari malah, kecuali Kak Juna yang memang kadang 'dititipkan' ke kami alias dia suka tiba2 datang ke lorong belakang.

"Idih nyogok biar dibolehin join nih ceritanya." Wisa masih meledek kak Juna. Kalau dilihat2, sebenarnya Wisa dan Kak Juna sudah seperti orang yang dulunya akrab tp entah kenapa berjarak, lalu akrab lagi. Karna awalnya mereka sedikit canggung satu sama lain, makin kesini mereka lebih santai saling mengejek.

"Daritadi Dan?" Aku bertanya pada Danu, mengabaikan kak Juna dan Wisa yang masih saling ledek.
"Enggak kok, baru juga. Wisa agak telat keluarnya tadi." Kata Danu sambil meminum banana milk yang dari Kak Juna tadi. Aku mengangguk2 sambil membuka tas tentenganku.
"Hari ini apaa menunyaaa?" Rana bertanya saat aku mengeluarkan 4 kotak bekal.
Kami membukanya satu persatu. Sejak Ibu tau aku punya teman dan kami sering makan bekal bersama, Ibu yang tadinya memasakkan bekal untukku dan Wisa saja, sekarang memasak untuk kami semua. Memang Ibu hobinya memasak. Awalnya aku bilang tidak usah karna akan merepotkan Ibu dan teman2 juga merasa tidak enak, tapi Ibu tetap memaksa. Kadang Rana, kak Juna, dan Dana patungan mengumpulkan uang, setidaknya mereka bilang "untuk nambahin beli bahan buat bekal kita semua".

"Waaahhh gimbap, jajangmyeon, dakkgalbi...dan eh bentar ini hari apa?" Rana melirik kami semua.
"Rabu!!" Kami berteriak bersemangat seperti anak kecil.
Ini saat yang paling mendebarkan. Karna setiap minggu, setiap hari Rabu selalu ada menu favorit salah satu dari kami. Kami selalu menantikannya, menu favorit siapa yang terpilih.
Minggu lalu menu favorit Rana yaitu Pajeon (pancake seafood) yang terpilih. Menu2 favorit kami adalah Mandu/Dumplings milik Kak Juna (ya Ibu memasukkan Kak Juna ke dalam daftar temanku, karna Kak Juna pernah main ke kedai Ibu.), Spicy Chicken milikku, Tofu Kimchi atau Kimchi stew atau masakan Kimchi apapun milik Dana, dan Sannakkji (gurita) milik Wisa.

Petrichor. [Park Sungjin] | Day6 AU✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang