Ayyara cemberut memangku kepalanya dengan lipatan tangan di meja restoran itu. Padahal makanan baru tersaji tak membuat si julukan tukang makan itu tergoda sekarang. Dan itu sontak membuat semua menatap ke arahnya dengan tatapan aneh.
"Ini Yara, atau kembarannya?" celetuk Dira membuat Faisal menjitak dengan penutup tisu di meja itu.
"Kakaknya sudah meninggal dodol!" jelas Faisal.
"Kalian gak boleh gitu." Cergah Chika.
"Gak berperasaan banget! Azhandi gak dateng ke pernikahannya sendiri." ucap Shinta menggebu-gebu.
Ayyara menceritakan semuanya kepada teman-temannya. Karena mereka tahu bagaimana hubungannya dengan laki-laki itu. Bertahun-tahun mereka menjalani komitmen bersama.
Bahkan saat pernikahan semua temannya melongo ketika dirinya tak bersanding dengan kekasih yang menemaninya selama ini, tetapi dengan orang di luar dugaan siapapun. Ya, kakak iparnya. Kata itu terus memutari isi otaknya.
"Gak mikir itu si Handi! Seenaknya membatalkan pernikahan!" teriak Harun berapi-api. Dan itu mendapat perhatian dari semuanya.
"Babang Harun bisa marah, yah?" celetuk Chika.
"Dia kerasukan kayaknya," pikir Shinta berujar kali ini berbisik namun sangat dengar jelas.
"Tapi siapa yang nggak emosi kalo pasangan udah menyepakati pernikahan, tapi seenak jidatnya ninggalin!" ucap Dero memprovokasi.
"Tumben pikiran lo lurus," ujar Shinta.
"Ini menyangkut perasaan! Sebercandanya gue, gue nggak akan bercandain pernikahan!" ujar Dero membuat semua atmosfer sedikit berubah menjadi sangat serius.
"Udah. Perasaan disini yang ngalamin masalah gak seheboh kalian deh." Ayyara akhirnya menenggakan kepalanya dengan muka berusaha tersenyum walau masam.
"Kita peduli sama lo, Ra." ujar Shinta membuat semua orang yang ada di meja itu menoleh padanya. Dan itu membuat Ayyara berkaca-kaca.
"Terhura," seguk Ayyara membuat semua orang memutar matanya malas.
"Haru!" ralat Chika.
"Kamu panggil aku, Chici?" ujar Harun.
"Ciee... yang udah ada panggilan sayang," sorak semuanya membuat sedikit hati Ayyara kembali terisi dengan kehangatan dari teman-temannya.
"Apaan sih kalian," sangkal Harun, sementara Chika hanya menahan senyumnya.
"Udahlah jadian! Keliatan banget gitu. Kalian saling suka. Kayak gue sama Shinta." ujar Dero mengedipkan matanya.
"Kegeeran banget, sih lo!" sangkal Shinta. "Lagian ya, Chika cocok sama harun. Harun agamis percaya bakal nuntun Chika ke jalan yang bener. Dan Chikanya penurut." lanjut Shinta.
"Kalo Dero sama Shinta, nanti mereka nikah bakal seru, karena selalu perang piring, sampe pecahnya itu berserakan setiap hari di rumah tangganya. Kebayang. Haha.." sambung Dira.
"Suka bener kalo ngomong lo, Dir. Haha." ucap Faisal.
Ayyara hanya memperhatikan.
"Lo tega ya, tertawa di atas Ayyara lagi sedih-sedihnya."
"Apaan sih, Ta. Jangan berlebihan. Aku biasa aja." sangkal Ayyara menarik kedua sudut bibirnya.
"Justru karena itu kita ngehibur dia." ujar Faisal.
"Lo bisa cerita ke kita semua semua uneg-uneg lo, kita ngerti banget. Ya, walau gue sama para babu kagak ngerti banget soal cewek." ucap Dero care menunjuk Faisal, Dira, dan Harun dengan dagu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Langit Jingga | Jingga✔ (Repost)
Spiritual"Mencintai dalam diam, ketika kita tahu. Kita bukan pilihan sebenarnya hatinya, sekalipun kita terikat pernikahan ketidaksengajaan." Arhaffa "Kita sudah berkomitmen bersama. Merangkai masa depan dengan indah. Jadi kembalilah.." Azhandi "Tujuan prins...