Krkkrekk!!
"Argghhhh!!" lirih Ayyara merasakan sesuatu berbunyi dari anggota tubuhnya.
Dari luar terdengar suara derap langkah.
"Alvin!"
"Ay!"
"Itu suara papah." ujar Alvin masih di bawahnya.
"Pah! Tolong Alvin sama Mama Yara Pah!!" teriak Alvin.
"Al?" panggil suara memastikan.
"Al DI DISINI PAH!!"
suara langkah cepat terdengar mendekat. Ayyara tak mampu bersuara. Bibirnya seakan kelu menahan rasa sakit yang sudah sejak tadi menekan tubuhnya. Ia berusaha mengangkatnya, namun nihil lemari itu terbuat dari kayu jati yang kuat.
"Alvin!!"
"Ayyara!!
Sebuah tangan terlihat terulur.
Ayyara menutup matanya seperkian dan mengucapkan syukur dengan napas terengah-engah.
"Akhirnya ada pertolongan." ucapnya tanpa suara.
"Sabar. Saya akan minta bantuan." ujar Arhaffa sambil berusaha mengangkat beban berat itu, dan menyambungkan nada telepon.
"Apa Bang?"
"Bawa bantuan! Ke Gudang belakang! Sekarang!" Titah Arhaffa setengah berteriak.
Arhaffa berusaha mengangkat lemari itu sebisanya, dan hanya terangkat sedikit. "Saya akan berusaha keras."
Selang beberapa menit kemudian derap langkah lain kian terdengar.
"Ya Tuhan!!"
Dengan beberapa banyak tangan, beban itu kini pun perlahan terangkat.
"Al..alhamdulilah." ujar Ayyara ketika kini sepenuhnya ia dapat melihat semua orang kini memandangnya setelah mampu mengangkat lemari itu.
Alvin kini mulai berusaha berdiri. Dan saat ia akan berdiri juga, dirinya merasakan melayang dalam samar-samar antara sadar dan ketidaksadaran di depan Arhaffa.
"Ayyara!!" Teriakan itu seketika lenyap dengan pandangan hitam yang kini sudah menyelimuti yang ia rasakan, seiring rasa sakit yang berkali-kali lipat juga rasanya perlahan ikut menghilang.
*
Setelah mengemasi semua tas dan memastikan semua barang masuk ke dalam Mobil. Arhaffa bernapas lega. Ia sangat senang hari ini. Terlebih karena acara ini sebenarnya membawa dirinya pada.. kebahagian. Ia tidak menyangkal itu.
Arhaffa menepuk-nepuk tangannya setelah menutup pintu bagasi belakang mobilnya.
"Tadi Alvin yang lama. Kini giliran ia yang ikut-ikutan. Katanya ingin cepat pulang, apalagi nawar ingin makan mie ayam dulu lagi." ujar Arhaffa terkekeh sambil melihat pedagang Mie ayam di seberang jalannya. Makanan favorit Ayyara.
"Yara belum balik, Fa?" tanya Hawa nongol dari balik mobilnya.
"Iya, entah kenapa mereka lama."
"Mending kamu susul, gih! Gak biasanya. Udah daritadi lagi."
"Saya niatnya begitu."
Dengan langkah sedang Arhaffa masuk kembali kepada area sekolah. Hampir semua sudah pulang, karena memang mereka tadi bersantai ria. Mengambil beberapa foto dahulu karena memang ingin mengabadikan kenangan. Dan siapa lagi tokoh pelopor ide itu selain ratu selfie.. Ayyara. Mungkin semua perempuan suka berfoto.
Langkahnya menyusuri koridor.
"Al!"
"Ay!"
Berinisiatif memanggil mereka beberapa kali untuk mempermudah, karena Ayyara meninggalkan ponsel di mobil. Dengan cepat mungkin saja mereka berada disekitarnya, itu akan lebih efien akan menemukan keberadaan mereka debgan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Langit Jingga | Jingga✔ (Repost)
Spiritual"Mencintai dalam diam, ketika kita tahu. Kita bukan pilihan sebenarnya hatinya, sekalipun kita terikat pernikahan ketidaksengajaan." Arhaffa "Kita sudah berkomitmen bersama. Merangkai masa depan dengan indah. Jadi kembalilah.." Azhandi "Tujuan prins...