Jingga 12. Pertemuan sahabat lama

4K 325 4
                                    

Sebuah getaran yang berasal dari benda pipih di mejanya membuat Ayyara menoleh, dan menampilkan nama seseorang dihandphonenya.

Jeremi is Calling..

Segera Ayyara menslide panel yang tertera di handphonenya itu.

"Assalamualaikum." ucap Ayyara.

"Beda kalau mau nikah sama sahabat gue mah. Sopan banget, padahal aslinya mah cablak."

Ayyara memutar matanya. Jika kita semakin akrab dengan seseorang, jangan heran lo-gue, dan kalimat menyakitkan terbungkus menyindir selalu menjadi makanan.

"Jawab salam wajib, dan hukumnya wajib adalah di kerjakan mendapat pahala. Tidak di kerjakan mendapat dosa." ucap Ayyara sarkatik. Memang ada untungnya ia satu kelompok dengan Harun. Ia menjadi partner dengan cablaknya.

Jika Harun hanya memperingati orang lain, dan akan menciut jika di sudutkan. Maka dirinya, sebaliknya. Ia akan semakin berani dengan argumennya, selalu.

"Iya, Bu ustazah. Waalaikumsaalam."

"To the point aja, aku lagi kerja soalnya. Takutnya penting aja aku angkat."

"Lebih dari penting." ucapnya langsung serius.

Ayyara mengalihkan dulu fokus dari laptopnya.

"Gue butuh bantuan lo. Gue bingung mau minta kesiapa lagi."

"Bantuan apa?" tanya Ayyara.

"Lo tahu, Handi lagi cuti. Otomatis pekerjaan dia sama gue yang handle. Terus lo tahu kantor Pranatama ini, kan? Kantor saat lo magang? Kantor ini lumayan cukup besar sekarang, tibatan dulu Lo magang ."

Ayyara mengangguk. Azhandi bekerja sampingan sebelum memulai menjadi pengacara, ia telah melepas kerjaannya yang tepat disamping kantor kedua sahabatnya dan kebetulan dekat dengan kantor kedua sahabatnya. Dan otomatis sahabat Azhandi juga adalah sahabat Ayyara sendiri. Ditambah Ayyara sudah mengenal kedua sahabat Azhandi cukup dekat karena magang di sebuah perusahaan tempatnya magang sebelumnya.

"Lo bisa bantu gue, kan? Masalahnya yang ahli dalam kenotarisan cuma lo. Yang bagiannya nggak masuk, cuma ada Nada. Dan yang magang baru masuk sekarang, mereka belum terlalu paham."

Kebetulan juga, Nada adalah saudara jauh dari ayahnya.

"Pak Basu, suruh nelepon minta bantuan sama lo. Lagian lo pernah magang disini, kan?"

Ayyara menimang. Pak Basu adalah mantan atasannya yang begitu baik saat magang dahulu. "Aku lagi kerja."

"Elah, gue juga tahu. Makanya gue nelpon. Lo sekarang balik jam 12 kan? Kata Pak Basu juga nggak gratis kok, itung-itung part time. Nanti pihak keungan bakal transfer atas jasa lo." tanyanya sambil mendengus dahulu.

"Bukan masalah finansial, kamu tahu dari Handi?" Ayyara malah balik bertanya.

"Tahu juga. Kesini ya, bantuin Kantor. Elah.. pelit amat bantuim temen. Pak Basu lagi sakit masalahnya jadi nggak ke handle semua sama Nada." ujarnya.

"Aku usahain, otw satu jam lagi." putus Ayyara menyetujui dan memahami jika Pak Basu-Manager disana sedang sakit. Sehingga mungkin banyak klien yang harus di urusi. Tadinya ia berpikir waktu setelah hari terakhir dalam seminggu hari libur adalah hari yang ditunggu-tunggu untuk rehat dari kemumetan pekerjaan. Tapi, jika seperti ini. Ia tidak tega.

Baru pukul 11 siang, dan itu artinya ia bisa pulang satu jam lagi, dan terpaksa, tidak. Tidak terpaksa. Ia akan membantu kantor itu.

Ayyara menutup teleponnya dan segera berkutat di dalam laptopnya lagi meneruskan pekerjaannya.

Cinta di Langit Jingga | Jingga✔ (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang