"Bee."
"I..iya chanyeol."
Mata itu, mata setajam elang. Baekhyun masih bergidik ngeri ketika Loey yang ia panggil Chanyeol itu menyebut namanya, suaranya terkesan lembut tapi semua yang mendengar pasti tahu, ada perintah di dalamnya, tidak bisa di bantah. Ciri khas sang dominan.
Chanyeol adalah nama kecil, hanya Baekhyun dan mendiang ibunya yang boleh memanggil nya dengan nama itu.
Baekhyun sudah 3 bulan menjadi kekasih Loey. Putera Mentri pertahanan Korea Selatan sekaligus putera pemilik universitas dimana Baekhyun menuntut ilmu sekarang.Tidak ada yang pernah sedekat ini dengan Loey Park. Kecuali ke 2 temannya, Oh Sehun dan Kim Jong In. Ketiganya sudah berteman sejak taman kanak-kanak. Sedekat nadi, tidak akan bisa di pisahkan.
"Anjing manis mu seperti nya haus Loey, dia terus menatap minuman mu sejak tadi."
Kai tersenyum, senyum miring menyebalkan menurut Baekhyun karena pria itu selalu sengaja membuat dirinya kian terintimidasi.
"Haus?"
"Ti.. tidak."
"Bee. Lihat aku saat bicara."
Baekhyun sebenarnya tidak pernah berani bertatap langsung dengan mata Chanyeol, apalagi dengan jarak sedekat ini.
Chanyeol mengusap rambut kekasihnya. Tapi Baekhyun bereaksi lain, usapan itu terasa lembut tapi hanya ngeri yang ia rasakan.
"Minum."
Baekhyun semakin gelagapan dan sebisa mungkin mengalihkan pandangannya. Mata Chanyeol benar-benar penuh perintah.
"Minum. Habiskan."
Gelas berisi jus jeruk itu masih penuh. Dan ucapan Chanyeol jelas mutlak. Mau tidak mau Baekhyun harus menghabiskan nya.
"Pintar. Lain kali tatap aku saat bicara. Mengerti?"
Baekhyun cepat-cepat mengangguk. Ia mengerti sekarang jika segelas penuh jus jeruk itu adalah bentuk hukuman karena ia tidak melihat mata Chanyeol saat bicara.
Suasana di kantin universitas selalu sepi saat sang penguasa berada disana. Tidak ada yang berani pada Loey, sekalipun itu hanya menatap.
Baekhyun pun mendapatkan perlakuan yang sama, satu universitas tidak ada yang berani padanya. Bahkan hanya menghalangi jalan atau sekedar membuat nya mengantri di toilet. Semua tahu bagaimana sayangnya Loey pada pemuda manis pemilik iris sabit indah itu.
Sehun dan Jong In tersenyum memperhatikan. Bagaimana Baekhyun sangat patuh pada sang tuan muda. Seperti anjing manis. Semua orang tau bagaimana wujud Baekhyun. Senyumnya yang manis dan mata nya yang akan membentuk bulan sabit saat ia tertawa. Wajah oval sempurna. Tidak terlalu tinggi tapi sangat pas jika berada di sebelah Loey. Tidak pernah ada yang tau bagaimana Baekhyun berakhir menjadi kekasih Loey Park sekalipun Sehun dan Jong In. Tiba-tiba suatu pagi Baekhyun keluar dari mobil Loey dan semua sepakat bahwa mereka pergi bersama.
Loey terlihat sangat dingin, pandangan nya selalu lurus. Dan Baekhyun bisa merubah itu meski hanya ia yang dapat melihat sisi hangat seorang Loey Park.
Tidak ada wanita atau submisif manapun yang berani mendekat meskipun semua sepakat bahwa wajah Loey Park mempunyai ketampanan di atas rata-rata. Sikap dingin dan misterius nya menambah nilai plus. Disitu lah menarik nya karena tidak ada satupun wanita atau submisif di Seoul national university pernah ia kencani.
"Chanyeol, boleh aku bertanya sesuatu?"
"Hm."
Di dalam mobil saat perjalanan pulang Baekhyun mengumpulkan keberanian untuk bicara. Respon yang di berikan tetap sama, Chanyeol hanya bergumam tanpa mau repot-repot menoleh. Matanya masih fokus kedepan.
"Aku tau kau tidak mengijinkan ku bekerja demi kebaikan ku. Aku tau kau menyayangiku. Tapi aku merasa tidak enak selalu memakai kartu mu. Maksudku...
"........"
"Maksudku apa aku boleh bekerja..... Lagi?"
Loey membanting setir dengan sekali hentak saat jalan menemui tikungan. Wajahnya tidak berekspresi sama sekali tapi Baekhyun tahu kalau ia baru saja salah bicara, mobil menepi dan berhenti mendadak, Baekhyun menahan nafas, mendadak ngeri saat Chanyeol berbalik dan menatap nya sengit.
"Ada masalah dengan black card yang ku berikan?"
"Ti.. tidak sama sekali, hanya__
"Pakai kartu itu sesukamu, habiskan jika bisa. Jangan bahas ini lagi."
Nada bicaranya tenang tapi tersirat perintah yang tidak bisa di bantah. Baekhyun mengerti jika Loey sudah begitu, artinya diam dan ikuti saja.
Sepanjang perjalanan pulang Baekhyun menghabiskan nya dengan melamun. Jika di pikir sebenarnya hidupnya sudah sangat enak. Semua orang tau jika Loey menyayangi nya lebih dari apapun. Baekhyun di atas segalanya bagi Loey. Bahkan jika ia menginginkan dunia dan seisinya mungkin Loey akan dengan senang hati memberikan nya. Tapi hanya Baekhyun yang tahu persis situasi nya. Semua yang keluar dari mulut Loey adalah perintah mutlak. Menjadi kekasih Loey Park bukan berarti kau akan bahagia selamanya. Karena semuanya harus sesuai keinginan pria itu. Membantah adalah kesalahan paling di larang alias manut saja kalau mau selamat.
Baekhyun mengakui ia sangat munafik jika tidak terpesona oleh Loey. Laki-laki itu selalu bersikap lembut meskipun terkesan dingin. Tidak pernah berkata manis tapi sikapnya selalu berkata demikian. Ekspresi wajahnya sulit di baca, Baekhyun sulit membedakan bagaimana wajah Loey saat senang atau marah karena semuanya sama saja. Hanya perlakuan manis yang bisa ia rasakan jika Loey memang menyayangi nya, seperti tidak membiarkan Baekhyun bekerja dan memberikan kartu kredit tanpa batas yang bisa ia gunakan sesuka hati. Jika satu hari baekhyun ingin membeli mobil dan keesokan harinya ingin membeli satu lagi, maka Loey tidak akan mempermasalahkan nya.
Ambil sebanyak yang kau bisa, begitu ujarnya saat Baekhyun kerap kali menunjukkan rasa tidak nyaman.
Tapi mau tidak mau Baekhyun harus patuh, karena jika tidak ada tagihan kartu kreditnya, Loey akan mengirimkan banyak barang tidak terduga ke rumah yang ia sewa. Terakhir kali, Loey memberinya kuda mahal seharga satu rumah, Baekhyun bingung mau di apakan kuda itu sementara menungganginya saja ia tidak bisa.
Sepuluh juta won paling sedikit.
Baekhyun masih ingat saat Loey berkata bahwa paling sedikit tagihan kartu kredit nya adalah sepuluh juta won setiap bulan. Meskipun kadang baekhyun tidak menghabiskan sebanyak itu. Ia merasa risih jika ia harus keluar dari rumah sederhana tapi pakaian yang ia kenakan dalam sekali lirik orang tahu kalau itu mahal.
"Sudah sampai."
"Oh? Sudah sampai ya? Maaf aku melamun."
"Hm."
"Baiklah aku keluar, terimakasih Chanyeol sudah mengantarku pulang."
Saat Baekhyun akan membuka pintu, tangannya di tarik pelan. Di tatapnya mata bulat itu dan ia mendadak gugup.
Loey menarik baekhyun lebih dekat. Si dominan memperhatikan wajah Baekhyun sesaat sebelum menarik tengkuknya dan membawa Baekhyun ke dalam ciuman lembut. Loey tidak pernah kasar dalam melakukan nya. Dua menit berlalu, Loey melepaskan bibirnya lalu mengusap lembut sisa saliva di sudut bibir Baekhyun dengan ibu jari.
"Jangan tidur terlalu malam."
Baekhyun tersenyum dan mengangguk. Ia keluar dan berdiri melihat mobil Loey menghilang di ujung jalan. Ia ingat belum bernafas, masih shock atas perlakuan Loey yang mendadak.
"Astaga, apa itu tadi. Hampir saja aku mati kehabisan nafas."
Baekhyun masih berdiri dan menyentuh bibirnya, merasakan sentuhan Loey disana.
"Jangan jatuh cinta padanya Baekhyun!"
Tbc.
Cerita ini sedang di revisi menjadi bxb dan akan sedikit mengalami perubahan.
Terimakasih sudah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Posessive, Loey (Cb BxB)
FanfictionCHANBAEK bxb MPREG Loey Park adalah anak seorang menteri pertahanan Korea Selatan, Siwon Park. Siwon Park juga pemilik dari Seoul National University. Jabatan nya sebagai menteri pertahanan hanya kedok untuk melancarkan usaha ilegalnya, sumber pen...