TMP 8

18.4K 1.9K 116
                                    




Melihat Loey malam ini dengan telaten mengurus nya, Baekhyun mulai berani membayangkan masa depannya bersama laki-laki yang kini tengah menatapnya hangat.

Loey yang merasa sedang di perhatikan diam-diam menyimpan kebahagiaan di dalam dadanya. Untuk pertama kalinya Baekhyun memperhatikan nya seintens ini. Mungkin benar, pemandangan seorang laki-laki memasak memang bisa menambah kadar pesona yang di milikinya. Dan itu yang sedang Baekhyun nikmati sekarang.

"Ayo makan."

Masakan itu nampak sederhana tapi terlihat tapi Baekhyun berani bertaruh jika rasanya pasti enak.

"Terimakasih, kau juga makan?"

"Hm."

Baekhyun pelan-pelan mulai terbiasa dengan sikap dingin Loey. Jarang berbicara panjang lebar, jarang berkata manis, tapi selalu melakukan hal-hal di luar perkiraan nya. Segala bentuk perhatian nya selalu Loey ungkapan lewat tindakan, bukan hanya sekedar kata-kata manis yang lebih terdengar seperti bualan.

Baekhyun baru saja akan beranjak, berniat membersihkan piring, membawanya kemudian mencucinya. Tapi Loey lagi-lagi melarang.

"Kakimu masih sakit, biar aku saja."

Lagi-lagi Baekhyun merasa sangat di cintai hanya dengan hal sederhana yang Loey lakukan.

Dia tidak seburuk yang orang lain bicarakan.

"Kau ingin mandi? Bisa sendiri?"

"A..aku bisa sendiri, terimakasih."

Di apartemen ini Loey benar-benar telah menyiapkan semuanya. Segala keperluannya dan juga Baekhyun, sudah tertata rapih dalam walk in closet. Baekhyun masih selalu merasa takjub tentang bagaimana Loey selalu memberikan segala kemudahan untuknya selama ini.

Saat keluar dari walk in closet, Baekhyun melihat Loey sudah membaringkan tubuhnya di ranjang. Matanya terpejam, sepertinya pria itu sedikit kelelahan. Ia sudah memakai baju rumahan, Baekhyun merasa sedikit bingung. Apakah ia selama itu di dalam walk in closet? Kapan Loey membawa bajunya dari sana?

Meras sedang di perhatikan, Loey membuka matanya, membuat Baekhyun sedikit terkesiap.

"Kemari."

Mati saja aku!

Baekhyun gugup luar biasa, ini pertama kalinya mereka menghabiskan malam bersama, di atas ranjang yang sama!

Ragu- ragu ia mendekat, tidak mau membuat Loey marah karena ia menolak tidur di atas ranjang yang sama dengan Loey meskipun sebenarnya Baekhyun ingin menolak.

Baekhyun mendudukkan dirinya di pinggir ranjang, pelan-pelan mulai menaikkan keduanya kakinya dan mendekatkan diri pada dekapan Loey.

Dalam lampu kamar yang temaram, Loey tersenyum samar karena kekasihnya itu tidak menunjukkan penolakan sejak tadi. Ia suka jika Baekhyun jadi anjing manis yang penurut.

"Bee."

"Hm."

"Lebih dekat, kemari. Biar bisa kupeluk lebih erat."

Baekhyun merapatkan dirinya, hingga tidak ada lagi jarak. Loey meraih tubuh kecil itu, mendekapnya seperti Baekhyun akan hilang jika pelukannya terlepas. Lalu mengusap pucuk kepalanya dengan segenap perasaan yang coba Loey sampaikan pada Baekhyun lewat sentuhannya.

"Tidur."

"Aku belum terlalu mengantuk."

Loey berusaha keras menahan segala gejolak di dalam dirinya untuk mengungkung Baekhyun di bawahnya, tapi semakin ia tepis, semakin pikiran kotor itu mendominasi seluruh kepalanya.

Damn it.

"Bee."

Suara Loey terdengar serak Baekhyun meremang.

"Ya?"

Loey mulai bergerak mengubah posisinya, menempatkan dirinya dalam posisi mengurung Baekhyun. Di pandangnya wajah cantik itu lamat-lamat. Wajah polos dalam sinar kamar yang temaram membuat  sesuatu dalam dirinya kian bergejolak.

Perlahan Loey mulai mendekatkan wajahnya, mengecap bibir yang membuat nya candu hingga ia selalu lupa diri.

Baekhyun selalu terlena dengan ciuman lembut Loey. Di tambah perasaan yang mulai semakin berkembang di dalam dadanya, ciuman itu terasa semakin memabukkan. Baekhyun mulai merasakan ciuman Loey semakin intens dan menuntut. Yang ia bisa lakukan hanya mengimbangi, Baekhyun tidak menyadari jika balasan dari ciumannya membuat Loey semakin hilang kendali.

Loey semakin di kuasai gairah, ia mulai menyesap leher baekhyun, bahkan meninggalkan bercak merah disana.

"Ah."

Loey memejamkan mata, untuk pertama kalinya ia mendengar desahan itu dari bibir tipis yang selalu berhasil membuatnya lupa diri. Dan itu sangat fatal, bisa di pastikan jika sampai kapanpun Loey hanya ingin mendengar desahan itu selama sisa hidupnya.

Cumbuan Loey membuat Baekhyun semakin panas sampai ia tidak menyadari jika Loey mulai membuka satu persatu kancing piama yang ia kenakan.

Tangan besar itu mulai bergerak sesuai instingnya sebagai dominan, mengusap lembut pinggang ramping Baekhyun dengan gerakan sensual, meremas di sana sini hingga desahan itu kembali terdengar,kian menyulut gairah.

Baekhyun yang polos tidak pernah tahu jika desahannya akan membuat Loey semakin menggila. Ia bahkan tidak mencoba menahannya sama sekali,  justru semakin mengkonfrontasi Loey dengan meremas rambut tebal kekasihnya seolah memberi lampu hijau pada Loey untuk melakukan lebih.

Cukup!

Leoy tersadar. Ia menghentikan cumbuan nya. Lalu kembali menatap Baekhyun. Mata sayu itu semakin memabukkan. Loey memejamkan matanya, mencoba mencari sisa-sisa kewarasannya. Lalu setelah beberapa detik, Loey bangkit lalu berlari menuju kamar mandi, berniat menyelesaikan urusan adiknya di bawah sana yang minta segera di selesaikan.

BLAM!

Baekhyun terkesiap saat menyadari jika kancing piama yang ia kenakan sudah terbuka sepenuhnya. Lalu dengan perasaan malu ia kembali merapihkan pakaian nya yang sudah tampak berantakan.

Lima belas menit berlalu, Baekhyun melihat Loey keluar dengan wajah yang terlihat lesu.

Saat Loey sudah kembali terduduk di ranjang, ia meraih Baekhyun ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku."

Loey mengusap punggung baekhyun seraya mengucapkan kata-kata maaf. Loey merasa bersalah karena hampir saja ia melakukan hal yang mungkin akan merusak masa depan kekasihnya. Seharusnya ia lah orang yang menjaga Baekhyun dari segala hal.

"Maafkan aku."

Baekhyun tidak mengerti. Untuk sesaat, ia juga menginginkan hal yang lebih saat Loey mulai mencumbu nya.

Baekhyun tersenyum dalam pelukan Loey lalu dengan polosnya mengatakan hal yang akan membuat dominan manapun merasa di beri kesempatan untuk melakukan hal yang lebih gila dari pada hanya bertukar saliva.

"Ayo kita lakukan, Chanyeol."




















Tbc.

Terimakasih sudah membaca.

The Most Posessive, Loey (Cb BxB) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang