Mereka pun duduk istirahat kelelahan setelah kejar-kejaran.
Tiba-tiba ada tukang es krim yang lewat.
Ting! Ting! Ting!
"Wih, ada tukang es krim tuh, mau gak?" tawar Kak Iqbal sembari menatap Agatha.
"Hm, mau gak, ya?" jawab Agatha berbalik bertanya sembari pura-pura berpikir.
"Ya udah, aku beliin yaa. Aku maksa pokoknya harus mau," ujar Kak Iqbal memaksa Agatha seraya menuju tukang es krim.
"Bang, beli es krim 2 rasa coklat, ya." Kak Iqbal menegok ke arah Agatha sambil tersenyum.
Tak begitu lama Kak Iqbal datang menghampiri Agatha.
"Nih, es krimnya," ujar Kak Iqbal sembari memberikan es krim tersebut pada Agatha.
"Terima kasih Kak," jawab Agatha seraya tersenyum lebar.
"Ih, mukanya jangan gitu, nanti Kakak diabetes, manis banget sih." Kak Iqbal mencubit pipi Agatha sembari mengenai es krim ke hidungnya.
Agatha hanya bisa terdiam karena kelakuan Kak Iqbal yang begitu jahil.
"Kak, jahil banget, sih!" rengek Agatha sambil cemberut.
"Ulululu iya ,maaf. Abisnya Kakak gemes sama kamu," ujar Kak Iqbal kemudian membersihkan sisa es krim yang menempel pada hidung Agatha.
"Iya, enak 'kan es krimnya?" tanya Agatha kepada Kak Iqbal.
"Iya, apalagi makannya berdua sama kamu." gombal Kak Iqbal pada Agatha seraya tersenyum manis.
"Kak, udah dong." Agatha menghabiskan es krimnya dan langsung berdiri untuk pulang ke rumah.
"Udah ah aku mau pulang," ujar Agatha seraya pergi meninggalkan Kak Iqbal.
"Tunggu!" teriak Kak Iqbal dan memegang tangan Agatha dengan erat.
"Eh?" Agatha menengok dan melihat Kak Iqbal terus menatap dan memegang erat tangannya.
"Aku antar kamu pulang, aku juga ingin tahu di mana rumah kamu. Jadi boleh atau nggak?" Kak Iqbal memegang bahu Agatha dan menatapnya dengan serius.
"Gimana ya, Kak?" Agatha menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bingung harus menjawab apa kepada Iqbal.
"Mau, yaa? Please," ucap Kak Iqbal memohon.
"Ya udah, deh, iyaaa," ujar Agatha mengiyakan tawaran Kak Iqbal.
"Yes!" teriak Kak Iqbal bahagia.
Hari itu merupakan hari yang menyenangkan, di mana Agatha dan Kak Iqbal begitu dekat serasa dunia milik mereka berdua.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba Kak Iqbal mengambil tangan Agatha dan menaruhnya ke dalam saku jaket Kak Iqbal.
'Duh, Kak Iqbal ngapain sih? Kan aku jadinya grogi' batin Agatha pasrah kepada Kak Iqbal.
"Tha, aku janji gak akan menjauh dari kamu, karena kamu orang pertama yang mengajarkanku apa artinya ketulusan dan kasih sayang," ujar Kak Iqbal sambil menatap Agatha pada spion kaca motornya.
"Iya, Kak," tutur Agatha sembari meletakkan kepalanya pada bahu Kak Iqbal.
KAMU SEDANG MEMBACA
IQHA (Completed)
Romance[Sudah terbit di Laskar Publisher, novel masih bisa di pesan lewat Shopee, link ada di bio profil.] Iqbal adalah lelaki yang taat akan ibadahnya. Namun, dia dipertemukan dengan sosok perempuan yang sudah, jelas-jelas berbeda dengannya. Berbeda keyak...