~Chapter 9

32 8 0
                                    

Tak lama terdengar suara motor di depan rumahku, saat aku melihat dari jendela, ternyata itu Kak Iqbal.

"Duh, ada Kak Iqbal lagi," batin Agatha gelisah.

Agatha pun berkaca di depan cermin dan ia mendengar suara orang mengetuk pintu rumahnya.

Tok! Tok! Tok!

"Itu pasti Ka Iqbal, kok aku deg-degan ya?" tanya Agatha khawatir kemudian turun ke bawah.

Tak lama Mama memanggil Agatha, lalu Agatha menghampirinya.

"Iyaaa, Ma."

"Nih, ada temen Kamu," ujar Mama Agatha sambil berdiri di samping Kak Iqbal.

"Eh, Kak Iqbal," ujar Agatha malu-malu.

"Oh, jadi kamu mau jalan sama dia?" tanya Papa Agatha sedikit jutek.

"I-iya, Pa, sebentar aja kok," jawab Agatha sedikit merengek.

"Iya, Om. Nama aku Iqbal, aku Kakak kelas Agatha sekaligus teman Agatha," tutur Iqbal seraya menyodorkan tangannya kepada Papa Agatha.

"Oh, iyaa. Ya udah, kalah kamu mau pergi dengan Agatha, ingat ya jaga Agatha," pesan Papa Agatha.

"Iya, Om siap," jawabnya dengan lantang. "Ya udah, kalau gitu kami pergi dulu, ya Om, Tante," ujar Kak Iqbal pamit seraya mengajakku.

"Iya, hati-hati ya Iqbal, Agatha," ujar Mama Agatha.

"Iya, Ma."

Agatha bersama Kak Iqbal pun berboncengan dan Kak Iqbal memegang tangan Agatha.

"Duh, Kak Iqbal ngapain sih?" tanya Agatha gelisah.

"Kita makan aja yuk," ajak Kak Iqbal.

"Iya, Kak." Agatha memegangi perut.

"Kamu kenapa, Tha?" tanya Kak Iqbal khawatir.

"Gak, kok. Gak apa-apa, cuma laper aja." Agatha tersenyum lebar.

"Kirain aku kamu kenapa, ya udah yuk," ajak Kak Iqbal seraya memegang tangan Agatha.

Agatha pun makan bersama Kak Iqbal, lalu mereka makan. Tanpa disadari, Kak Iqbal pun membersihkan makanan yang ada di mulut Agatha.

"Gimana, sih? Makannya kaya bebek," ledek Kak Iqbal.

Agatha pun hanya menunduk malu.

Setelah mereka ingin pergi, mereka bertemu dengan teman kelas Kak Iqbal, yaitu Kirana dan Marsella.

"Lho? Bal? Ngapain kamu di sini?" ucap Kirana seraya melirik judes Agatha.

Agatha hanya bisa menunduk sedang tangannya terus dipegang oleh Kak Iqbal.

Kirana menatap Agatha dengan marah. "Apa-apaan ini! Ngapain kamu di sini dengan Iqbal? Segala gandengan tangan lagi!"

"Emang ada undang-undangnya kalau gue jalan sama Agatha? Gak ada, 'kan?" ujar Kak Iqbal membela Agatha.

Kirana pun menepis tangan Agatha dari genggaman Kak Iqbal. "Tapii, Bal--"

"Jangan ganggu gue sama Agatha!" ancam Kak Iqbal. "Kalau berani lu ganggu Agatha, lu berhadapan sama gue, Na," lanjut Kak Iqbal tegas.

"Dasar lo cewe murahan!" decak Kirana pelan.

Namun, Agatha mendengarnya dan mulai kepikiran tentang perkataan Kak Kirana.

Dalam perjalanan Agatha hanya bisa menangis pelan, karena ia tak ingin Kak Iqbal tahu.

"Tha, tenang aja ya, selama ada Kakak kamu ga akan diapa-apain sama mereka," ujar Kak Iqbal.

Agatha hanya bisa memeluk erat Kak Iqbal dan berkata,"aku sangat beruntung bisa kenal kamu, Kak."

Mereka pun sampai di rumah Agatha.

"Eh, non Agatha udah pulang," ucap Bi Imah pembantu rumah tangga.

"Iya, Bi. Mama sama Papa belum pulang, ya?" tanya Agatha pada Bi Imah seraya celingak-celinguk mencari orangtuanya.

"Belum, Non," jawab Bibi. "Bibi mau ke dapur dulu, ya, Non," pamit Bibi pada Agatha.

Agatha hanya mengangguk.

"Kak, mau minum apa?" tanya Agatha seraya berdiri di samping Kak Iqbal.

"Air putih aja, Tha," jawabnya.

"Oke, aku ambilin dulu, ya," lanjut Agatha seraya pergi meninggalkan Kak Iqbal di ruang tamu seorang diri.

Agatha pun kembali sambil membawa gelas ditangannya, dan ia menyodorkan pada Kak Iqbal.

"Minum, Kak."

"Iya, Tha."

Agatha pun duduk di sebelah Kak Iqbal, ia hanya bisa merenung memikirkan perkataan yang diucapkan Kak Kirana.

"Tha? Kamu kenapa?" tanya Kak Iqbal khawatir lalunmenaruh gelas di atas meja.

"Eh? Gak apa-apa kok, santai aja Kak," ujar Agatha berbohong.

"Kamu gak pandai.bohong, Tha. Dari wajah kamu seperti ada yang disembunyikan," tutur Kak Iqbal. "Ada apa?" tanya Kak Iqbal lagi.

"Sebenarnya---"

Ucapan Agatha terpotong karena kedatangan orang tua Agatha.

"Eh, kalian sudah pulang," ujar Mama Agatha menghampiri Agatha dan Kak Iqbal yang sedang duduk di ruang tamu.

"Iya, Tante," ujar Kak Iqbal sambil salim kepada Mama Agatha.

"Tha, aku pulang dulu, ya," pamit Kak Iqbal kepada Agatha.

Agatha pun mengangguk tanda setuju.

"Hati-hati di jalan Kak," ujar Agatha.

"Siap, sayang," ledek Kak Iqbal pelan.

Agatha hanya tersenyum dengan kelakuan Kak Iqbal.

Papa Agatha pun datang menghampiri Kak Iqbal.

"Kamu udah mau pulang?" tanya Papa Agatha.

"Iya, Om, sudah malam," ujar Kak Iqbal.

"Ya udah, hati-hati, ya." Papa memperhatikan Kak Iqbal dari atas sampai bawah.

"Iya, Om," jawab Kak Iqbal sembari mencium tangan Papa Agatha.

IQHA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang