Hari demi hari berlalu, Agatha maupun Iqbal sudah tidak saling memberi kabar. Bahkan di sekolah pun ketika mereka bertatap muka mereka jarang sekali bertegur sapa. Dulu, ia dengan Iqbal sedekat ibadah mingguan dan sekarang berjarak seperti kamis putih.
"Gimana ya, kabar Kak Iqbal?" gumam Agatha lirih. Agatha menghembuskan nafasnya pelan. Semakin ia memikirkan tentang Iqbal, semakin pula rasa rindu yang tercipta pada dirinya semakin besar.
Agatha beranjak, mengambil buku _diary_ miliknya untuk menuliskan sesuatu yang sesuai dengan perasaan yang ia pendam untuk Iqbal. Walaupun Iqbal tak mengetahuinya, tapi cukup untuk membuat lega hati Agatha.
To : kak Iqbal
Sudah berapa lama kak kita gak saling ngasih kabar?
Gak kerasa hubungan kita udah berakhir.
Rasanya baru kemarin aja kita ketawa, jalan bersama dan melakukan kegiatan menyenangkan berduaan. Tapi, sekarang sudah tidak bisa seperti dulu lagi, ya?Hahaha... Lucu ya kak? Dulu kak Iqbal yang meminta Agatha untuk tidak pergi, tapi sekarang kak Iqbal yang menyuruh Agatha pergi dari kehidupan kak Iqbal.
Kakak tau gak bagaimana perasaan Agatha ketika kakak mengatakan berakhirnya hubungan kita?
Sakit, kak! Agatha seperti kehilangan batas kewajaran Agatha sebagai manusia.
Terkadang kenyataan lucu ya kak, ketika seseorang sudah saling mencintai tetapi mereka harus berpisah karena kenyataan lebih sayang kepada diri kita.
Jujur, kak aku rindu dengan kak Iqbal. Namun, gengsiku terlalu besar untuk berbicara langsung dengan kakak.
Sekarang rasanya beda dan hampa kak, hidupku tanpamu. Hari-hari yang ku lalui penuh dengan kehampaan dan rasa kecewa selalu menghampiri diri Agatha. Tapi Agatha yakin ini akan terbiasa seiring dengan berjalannya waktu.
Tok! Tok! Tok
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Agatha. Ia menutup buku diary milik nya dan mengalihkan perhatian nya sejenak.
"Ada apa, Ma? Masuk aja!" Teriak Agatha.
Wanita yang dipanggil 'Mama' dengan Agatha itu pun masuk ke dalam kamar Agatha yang bernuansa biru.
"Loh kok kamu belum siap-siap?" Tanya Mama Agatha yang melihat putri semata wayang nya masih berdiam diri di atas kasur milik nya. "Emangnya siap siap kemana, Ma?" tanya Agatha balik.
"Kamu ini gimana, kan hari ini kita mau ibadah ke gereja," ucap Mama Agatha seraya mengelus rambut sebahu Agatha.
"Oh iya, Ma Agatha lupa. Sebentar Agatha siap-siap dulu 15 menit," kata Agatha berlari terbirit-birit menuju kamar mandi. Mama Agatha hanya bisa tertawa pelan melihat tingkah putri kesayangannya.
Dengan menggunakan baju lengan panjang, celana jeans serta sepatu sneaker warna putih dan rambut yang di biarkan tergerai oleh nya, Agatha turun menemui kedua orang tua nya yang tengah menunggu nya.
"Sudah siap, sayang?" tanya papa Agatha begitu melihat putrinya yang telah bersiap.
"Sudah, pah!" jawab Agatha kepada papah nya.
"Ya sudah, kalau gitu kita langsung pergi ke gereja," ucap papa Agatha yang diangguki oleh Agatha dan Isterinya.
Dalam perjalanan menuju gereja, keluarga kecil tersebut berbincang-bincang dan membahas dari mengenai hal penting hingga ke arah hal yang tidak berguna untuk di bahas.
Sampai pada akhir nya papah Agatha menyinggung tentang seseorang pada masa lalu Agatha. "Agatha kamu masih ingat anak om Smith?" tanya papa Agatha yang tengah fokus menyetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
IQHA (Completed)
Romance[Sudah terbit di Laskar Publisher, novel masih bisa di pesan lewat Shopee, link ada di bio profil.] Iqbal adalah lelaki yang taat akan ibadahnya. Namun, dia dipertemukan dengan sosok perempuan yang sudah, jelas-jelas berbeda dengannya. Berbeda keyak...