~Chapter 24

8 4 0
                                    

Agatha dan keluarganya pun pulang setelah pembahasan mengenai perjodohan selesai.

Di perjalanan menuju rumah, Agatha hanya terdiam sambil melamun memperlihatkan indahnya malam, lamunannya tentu saja tentang Iqbal.

"Rasanya pertemuan kita memang sudah tak di restui semesta lagi, kak," lirih batin Agatha.

Sesampainya di rumah, Agatha yg hendak membuka pintu kamarnya langsung di hentikan sang Mama.

Agatha bingung mengapa langkahnya terhentikan.

"Kenapa, Ma ?" tanya Agatha heran.

Mamanya tak langsung menjawab malah tersenyum membuat gadis bernama Agatha Christie ini kebingungan.

"Mama tahu ini tidak mudah untuk kamu jalani. Tapi, inilah yg terbaik untuk kamu nak, Mama dan Papa tidak mau kamu semakin menderita." Mama Agatha memeluknya dengan penuh cinta.

"Semoga kamu bisa paham ya, sayang. Mama sayang kamu," lanjut Mama seraya mengecup kening Agatha.

"Iya Ma, Agatha udah ikhlas kok dengan semua yg terjadi ini dan Agatha  akan menjalani dengan bahagia. Karena ada Mama dan Papa yang selalu menguatkan Agatha. Agatha juga sayang Mama." balas Agatha sambil memeluk Mama nya.

"Agatha mau istirahat dulu ya Ma, besok udah harus sekolah lagi, takut telat masuk." Agatha masuk ke kamar dan menutup pintu.

Agatha langsung membaringkan tubuhnya di kasur kesayangannya, pikirannya kacau di penuhi rasa galau, namun tiba-tiba matanya  terpejam karena di serang rasa kantuk dan kelelahan.

Agatha tertidur sambil meneteskan air mata yang tidak bisa berhenti mengalir pada pipinya yang gembul.

Agatha sudah mengikhlaskan, namun ia belum bisa melupakan.

Keesokan harinya, seperti biasa sebelum berangkat sekolah Agatha sarapan bersama keluarganya.

"Agatha berangkat ke sekolah dulu ya Ma, Pa," pamit Agatha.

Sesampainya di sekolah Agatha merasa aneh melihat sekeliling yang biasanya menghujani ia dengan cibiran, bullyan, bahkan cacian kini tidak terlontar lagi. Bahkan. tatapan-tatapan sinis dari teman-temannya pun sudah tidak didapatkan lagi.

Namun, langkahnya terhenti ketika hendak memasuki kelas. Ia dipertemukan dengan Iqbal tanpa sengaja.

Suasana menjadi canggung dan begitu bingung harus bagaimana. Akankah dengan pertemuan ini Agatha bisa melupakan Iqbal? Atau bayangan Iqbal tetap terus menghantui pikirannya?

"Selamat pagi, Tha," sapa Iqbal dengan senyuman manisnya.

Agatha hanya membalasnya dengan senyuman simpul dan tidak membalas sapaan Iqbal.

Agatha kemudian berjalan menuju kelasnya dan ia tidak memperdulikan pertemuannya dengan Iqbal tadi.

Sesampainya di kelas, Agatha kebingungan dengan sikap teman-temannya yang terlihat sangat berbeda.

"Ri, kenapa satu sekolah bisa berhenti mem bully ku?" tanya Agatha sambil menaruh tas.

Namun tiba-tiba temannya datang seraya berkata:

"Heh loh akhirnya loh putus juga sama Iqbal, mimpinya ketinggian sih! Lo gak usah berharap bisa dapetin Iqbal!"

Agatha tak mau membalasnya, ia rasa tak perlu ada tanggapan apa-apa lagi soal hubungannya yg memang sudah berakhir itu.

Kelas pun di mulai..

****

Bel berbunyi tanda waktu istirahat tiba.

"Tha, ke kantin yuk aku lapar nih." Riri mengajak Agatha dan menarik tangannya.

"Yuk! Aku juga lapar banget, nih," balas Agatha sambil memegangi perutnya yang daritadi bunyi.

Di kantin, Agatha tak melihat keberadaan Iqbal.

"Ri, aku mau kasih tau kamu sesuatu". Pekik Agatha namun dengan raut wajah bingung.

"Kasih tau apa dah, ngomong aja tha". Jawab Riri yg mulai penasaran.

Agatha hanya terdiam bukan malah memberi tau apa yg akan ia katakan.

"Woy, malah bengong katanya mau kasih tau sesuatu," ujar Riri sambil mencubit pipi Agatha.

"Aw! Sakit Ri!" teriak Agatha kesal. "Kamu mah teman laknat," keluh Agatha tak terima.

"Sebenarnya setelah hubungan aku dan Kak Iqbal berakhir, aku di jodohkan dengan anaknya teman orang tuaku, Ri." Agatha meringis dan terus bercerita pada Riri.

Riri yang sedang menyeruput minuman langsung tersedak karena terkejut.

"Ri, kamu gapapa?" tanya Agatha khawatir.

"Kamu serius di jodohin? Lalu kak Iqbal gimana? Dia udah tahu? Eum, terus respon dia gimana?" kata Riri yang tiba-tiba melontarkan banyak pertanyaan.

"Satu-satu dong nanyanya," kekeh Agatha.

"Aku penasaran tau, hehe," ujar Riri lagi.

"Aku ga kasih tau soal ini ke Kak Iqbal, aku sengaja Ri ambil perjodohan ini, meskipun aku masih belum bisa menerima ini semua," jawab Agatha dengan raut wajah yg tiba-tiba menjadi sedih.

Riri yang merasa kasihan pada sahabatnya, langsung menepuk-nepuk pundak Agatha dan merangkulnya sambil berkata,"Aku yakin kamu kuat , Tha. Ini jalan terbaik dari Tuhan untuk kamu, apapun keputusan kamu aku selalu dukung, sekali lagi aku ingetin, ini udah jalan yg terbaik." Riri terus memeluk Agatha guna menguatkan Agatha.

Tak terasa bel pun berbunyi tanda jam istirahat sudah selesai

🕊️🕊️🕊️

Halo!

Bagaimana Part Ini?

Mari, kita kenalan dengan Author-Author dari Regu Pretty Girl.

Yaitu:

1. @Christania17
2. @alyada586
3. @zahrhapttr_
4. @Dheaannddaa
5. @Bluefara_
6. @Sriwuland542
7. @NengSitiAsiah07

IQHA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang