~Chapter 3

60 15 0
                                    

Setelah sampai di rumah, Agatha langsung mandi, makan, dan ke kamarnya.

Di kamar, Agatha selalu memikirkan Kak Iqbal dan mulai mengestalk sosial medianya.

"Ada, ga ya namanya?" tanya Agatha pada diri sendiri sembari sibuk dengan handphone yang sedaritadi ia mainkan.

Tidak lama kemudian, dia menemukan sosial media Kak Iqbal. Agatha begitu senang, namun dia mencoba bersikap biasa saja.

"Aku follow aja deh, sosial media Kak Iqbal," kata Agatha sembari memegang bantalnya.

Agatha begitu senang dan gembira, sehingga ia menuliskan sebuah puisi tentang Kak Iqbal pada buku hariannya.

Awal mulai jatuh cinta

Saat pertama aku melihatmu, jujur aku kesal karena sikapmu
Dan pada pandangan pertama aku selalu melihatmu
Bertatapan di angkot kala itu
Membuat hatiku berdegup tak menentu.

Andaikan kau tahu ...
Aku menulis puisi ini hanya untukmu
Namun, aku tak bisa mengutarakan perasaanku saat ini
Karena aku terlalu takut dan tidak berani

Maaf kalau aku terlalu cupu, tapi aku tak sanggup
Bahkan saat bertemu denganmu aku selalu gugup
Aku harap, kita bisa dekat walaupun hanya sekedar sahabat
Dan aku ingin kita bisa bersama di dunia maupun di akhirat.

Agatha pun menutup buku hariannya dan tertidur karena sudah larut malam, besok ia harus pergi ke sekolah.

Keesokan harinya waktu menunjukkan pukul 05.30 WIB, dan Agatha sudah bangun tidur langsung mandi dan bersiap-siap.

Agatha pun turun dari kamar untuk sarapan. Lalu, Agatha berangkat ke Sekolah

Sesampainya di sekolah, ia bertemu dengan Guru Olahraga, yaitu Pak Reno.

"Selamat pagi, Pak," sapa Agatha seraya tersenyum ramah.

"Pagi juga, Agatha," jawab Pak Reno membalas sapaan Agatha.

Pak Reno pun menyuruh Agatha untuk membelikan kue.

"Nak, tolong beliin Bapak kue dong," ujar Pak Reno sembari mengocek uang dalam saku celananya.

"Eh, iya Pak," jawab Agatha,"kue apa, Pak?" lanjutnya bertanya.

"Kue odading mang oleh, rasanya seperti anda menjadi ironman. Rasanya anjim banget," gurau Pak Reno sembari menirukan suara mang oleh yang viral itu.

Aku pun tertawa terbahak-bahak. "Bapak kocak banget, receh juga."

"Hahahaha," tawa Pak Reno. "Ya udah nih uangnya, kamu beli kue ya di depan," lanjutnya.

Agatha hanya mengganggukan kepalanya dan langsung keluar untuk membeli kue pesanan Pak Reno.

Tak lama Agatha pun kembali ke sekolah dan menemui Pak Reno untuk memberikan kue tersebut.

"Terima kasih, ya, Agatha," ujar Pak Reno sambil tersenyum lebar.

"Iya, Pak sama-sama," jawab Agatha sembari meninggalkan Pak Reno.

Agatha pun berjalan menuju koridor, dan ia berpikir akankah ia bisa bersama dengan Kak Iqbal? Namun, mereka sangat berbeda. Terlintas dalam pikiran Agatha sebuah quotes yang ia bikin

"Cinta beda agama itu tidak harus dipermasalahkan
Asalkan kita bisa saling menghargai sebuah perbedaan
Dan, kita diciptakan mungkin hanya sebagai teman
Namun, jika kita berjodoh dengannya mungkin itulah takdir yang harus di syukurkan."

IQHA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang