Keesokan harinya, saat Agatha membuka mata, ia bercermin di kaca matanya sembap karena menangis semalaman.
Ketika Agatha melihat ke arah jam dinding, ia pun terkejut karena waktu menunjukkan pukul 6 pagi.
Ia pun bergegas mandi dan bersiap-siap, lalu berangkat ke sekolah.
"Waduh, keburu gak, ya?" tanya Agatha dalam hati sambil berjalan cepat menuju sekolahnya yang bisa memakan waktu 30 menit.
Saat ia sedang jalan kaki, tiba-tiba sebuah motor mendekatinya. Siapa lagi kalau bukan Kak Iqbal.
"Tha, ayo naik!" teriak Kak Iqbal kepada Agatha.
"Eh?" tanya Agatha kebingungan.
"Cepetan! Keburu telat!" Kak Iqbal melotot kepada Agatha.
"Iyaaa." Agatha naik ke motor Kak Iqbal.
Dengan kecepatan tinggi, kami pun langsung menuju ke sekolah.
"Dah sampai," ujar Kak Iqbal santai.
"Makasih ya, Kak. Aku duluan, ya," lanjut Agatha seraya meninggalkannya.
Ketika Agatha ingin pergi, Kak Iqbal pun menarik tangan Agatha.
"Besok-besok jangan kesiangan lagi, ya. Untung ada Kakak," ujarnya seraya tersenyum.
"Iya, bos," jawab Agatha.
Agatha pun masuk ke kelasnya dan untungya belum ada guru yang masuk.
"Duh, cape banget," ujar Agatha sambil duduk di kursinya.
"Lho? Tha? Kamu kenapa telat?" tanya Riri penasaran.
"Iya, semalem aku tidurnya larut," tutur Agatha berbohong.
"Oalah," jawab Riri dengan singkat.
"Maaf, ya Ri aku bohong, aku kesiangan karena terlalu cape nangis semalaman karena perkataan Kak Kirana," batin Agatha seraya menatapnya.
Pelajaran pun dimulai.
"Hari ini kita Ibu akan berikan kalian tugas mengenai UU yang telah diresmikan oleh anggota DPR. Tuliskan pendapat kalian mengenai aksi para mahasiswa dalam membela bangsa Indonesia," ujar Bu Ipung, guru PPKN.
"Baik, Bu," ujar teman-temanku serentak.
Agatha pun mengerjakan tugas dengan begitu lancar.
"Tha, kamu udah selesai?" tanya Riri sambil melirik ke arah Agatha.
"Sudah, nih," jawab Agatha.
"Aku lihat ya," pinta Riri.
Agatha hanya mengganggu tanda setuju.
Saat pelajaran telah usai, bel istirahat pun berbunyi.
"Kring! Kring!"
Agatha menaruh kepalanya diatas meja, lalu Riri mengajak Agatha ke kantin.
"Tha, ke kantin, yuk," ajak Riri seraya menarik tangan Agatha.
"Mager, tapi aku laper. Ya udah hayu." Agatha bangun dari kursinya dan menuju ke kantin bersama Riri.
Sesampainya di kantin, ia dicegal oleh Kak Kirana hingga terjatuh
"Aduh!" teriak Agatha kesakitan.
"Ups! Sorry, gue gak sengaja, haha," decak Kak Kirana seraya tertawa jahat.
"Maksud Kakak tuh apa sih? Agatha salah apa sama Kakak?" tanya Riri dengan emosi.
"Apa lo? Berani sama gue?!" ujar Kak Kirana seraya menjambak rambut Riri.
KAMU SEDANG MEMBACA
IQHA (Completed)
Romantizm[Sudah terbit di Laskar Publisher, novel masih bisa di pesan lewat Shopee, link ada di bio profil.] Iqbal adalah lelaki yang taat akan ibadahnya. Namun, dia dipertemukan dengan sosok perempuan yang sudah, jelas-jelas berbeda dengannya. Berbeda keyak...