Tiga Godaan

17 4 0
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari yang menentukan nasib. Bukan sekadar nasib seorang manusia atau sekumpulan kecil manusia, namun bisa jadi mengubah umat manusia secara keseluruhan.

Tepat hari ini adalah hari penayangan perdana film yang dibintangi oleh Visca Rani Buyani yang berjudul Ping Pong Paddle Princess. Malam nanti akan digelar malam gala premiere, sedangkan siang harinya terdapat penayangan khusus untuk media yang biasanya akan memberikan ulasan pada saat film tersebut tayang untuk publik luas.

Film ini sempat menarik perhatian khalayak setelah salah satu pemeran utama yaitu Visca nyaris saja tewas dalam percobaan bunuh diri. Ya, tentu saja kabar yang tidak bagus untuk publisitas, apalagi film ini belum sampai tayang. Pagi ini, masyarakat kembali dihebohkan oleh tajuk majalah LIME yang mengangkat alasan di balik kejadian yang dihadapi sang aktris. Sontak seisi media sosial ramai membincangkan apa yang melatarbelakangi aksi dari Visca tersebut.

Melalui wawancara Visca dengan salah satu jurnalis LIME, Shanti, Visca secara terang-terangan mengungkap keberadaan organisasi yang ingin atau bahkan sudah menghancurkan hidupnya berkali-kali. Organisasi tersebut adalah Tatanan Dunia Baru, yang ia sebut sebagai organisasi rahasia yang nyata. Tanpa ada kerahasiaan, Visca pun mengungkap keterlibatan ayahnya sendiri atas organisasi oposisi yang berlawanan bernama Tawaran Dunia Baru.

Visca menyampaikan bendera perangnya. Merah untuk berani melawan dan putih untuk hati yang suci menginginkan keadilan. Adil tidak selamanya soal keseimbangan, baginya. Kalau kita bisa memberi semua orang makanan, kenapa tidak kita lakukan? Kalau kita bisa memberi semua orang pakaian, kenapa tidak kita lakukan? Bagaimana dengan rumah? Kalau rumah butuh satu bagian saja, maka bagian itu bukan pagar atau pintu, bagian itu adalah atap yang bisa menaungi semua orang.

M

alam yang ditunggu akhirnya tiba. Visca datang bersama dengan Robbie, El datang bersama dengan Marina, Shanti datang bersama dengan Madelyn.

"Hai, Visca. Selamat atas filmnya," selamati Shanti.

"Terima kasih. Terima kasih sudah datang," balas Visca. "Kudengar artikelmu viral sejak pagi tadi."

"Yang kudengar mereka membicarakanmu," luruskan Shanti. "Topik pembicaraan nomor 1 di WitHer dan VisTube, baru kali ini datang dari media cetak seperti majalah kami. Satu kantor langsung pesta pora."

"Berarti, terima kasih untukku," puji Visca untuk dirinya sendiri.

"Ya, terima kasih untukmu," puji Shanti juga.

"Eh, Vis. Di mana El?" tanya Madelyn.

"Sedang diwawancarai media, ada Marina dan Robbie juga di sana," tunjuk Visca.

"Kamu mengajak Robbie ikut denganmu?" tanya Shanti heran.

"Tadinya juga tidak terpikir olehku, sampai seusai wawancaraku denganmu yang mengungkap semuanya, rasa-rasanya tidak perlu menyembunyikan apapun lagi," ungkap Visca.

"Aku tak begitu yakin, Vis. Kamu baru saja membongkar keberadaan organisasi rahasia paling jahat yang pernah ada di muka bumi, membawa orang yang kamu sayangi ke muka umum tidak terdengar baik untuk dilakukan," ujar Madelyn.

"Sekadar informasi, Pak Wiryo yang menyuruhku membawanya. Jika orang yang bisa membaca masa depan mengatakan begitu, berarti tidak ada yang perlu dikhawatirkan," santai Visca.

"Pak Wiryo berada di pihak jahat, kau ingat?" debat Madelyn.

"Dia sudah aku anggap ayah sendiri," sanggah Visca.

"Oh, ayolah, Vis," resah Madelyn.

"Sudahlah, sudah. Semuanya sudah ada di sini. Tidak ada yang akan membiarkan sesuatu terjadi pada anak kecil seperti Robbie," lerai Shanti.

Komplikasi KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang