Awalnya Akhir

24 6 0
                                    

Dunia gempar. Keberadaan Tatanan Dunia Baru yang secara rahasia menyulut kekacauan di berbagai daerah di dunia terkuak dalam satu hari. Visca benar-benar berhasil meyakinkan masyarakat dengan pemberitaan yang kontroversial. Sebut saja artikel yang dibagikan ulang oleh Shanti menjadi pembicaraan internasional, pasalnya yang terjadi pada Visca dialami pula oleh banyak wanita di negara-negara lain, tapi menyadari orang-orang di balik kejadian buruk yang menimpa mereka.

Film pendek yang dijadikan media untuk memperjelas semua kejadian yang dialami Visca dengan visual yang sesungguhnya pun menambah gegernya media sosial. Pasalnya, dokumenter itu tidak hanya menyerang Tatanan Dunia Baru, melainkan juga mempertanyakan keputusan Tawaran Dunia Baru untuk tetap merahasiakan kesengsaraan global yang mereka perangi. Bayangkan berapa banyak jiwa bisa diselamatkan apabila gerakan pemicu konflik tersebut dihentikan sekali untuk selamanya.

Kehebohan yang ditimbulkan oleh Visca membuat masyarakat menantikan penjelasan langsung dari Visca pada malam gala premier filmnya. Semua pekerja media memusatkan perhatian kepada sosok Visca yang hendak memberikan pernyataannya, namun secara mengejutkan putranya sendiri tetiba mengambil alih kesempatan itu dan menyampaikan pernyataan Visca yang dibacanya secara sekejap. Seketika itu pula, fokus beralih dari Visca ke Robbie. Seorang anak yang mengidap autisme, namun memiliki ingatan yang sangat baik terhadap apa yang ia pelajari, terutama dalam bahasa Inggris.

Pada malam itu, Visca dan Robbie mengubah dunia. Banyak dari korban berani untuk bersuara, para pelaku yang terafiliasi dengan gerakan Tatanan Dunia Baru diadili bahkan sebagian besar menyerahkan diri. Begitu pula Tawaran Dunia Baru mempunyai tujuan baru yaitu benar-benar memberikan tawaran dunia yang baru, dunia di mana kebaikan adalah hakiki dan kejahatan adalah antipati. Visca dan Robbie semakin sering menjadi narasumber untuk memaparkan transisi yang tengah terjadi pada umat manusia. Visca menyebutnya sebagai Revolusi Batin.

Perubahan tidak hanya terjadi pada kehidupan Visca dan umat manusia secara mendasar, namun juga kepada anggota Gals and Pals lain. Shanti, setelah artikelnya menjadi viral, dia diangkat sebagai kepala redaksi untuk LIME Magazine. Industri media massa juga mengalami perubahan yang sangat signifikan setelah pemberitaan tak lagi diisi dengan berita kriminalitas, kerusuhan, kekerasan, dan tindak kejahatan lainnya. Berita terkini berisi informasi maupun prestasi yang bermanfaat tanpa ada stigma negatif sedikit pun di kalangan masyarakat.

Madelyn kembali ke dunia persilatan dengan mendirikan perguruan silat baru untuk menggantikan perguruan silat yang lama. Oh ya, Pak Jaja menyerahkan diri kepada yang berwajib, namun ia tetap merasa tidak bertanggung jawab sepenuhnya terhadap apa yang terjadi pada Visca dan korban-korban lain, walau ia juga tidak menyangkal sebagian aksinya. Beberapa anak buahnya yang terlibat juga ditangkap, sehingga perguruan milik Madelyn murni terdiri dari orang-orang yang menggunakan bela diri untuk olahraga.

Terakhir tapi bukan akhir, Marina menikah dengan El. Ya, mereka layak mendapatkan kebahagiaan bersama. Sang suami masih berkutat di dunia perfilman, sedangkan dirinya tetap menjadi perawat dan pelayan medis di rumah sakit yang sama dengan Radit dan Pak Wiryo. Bisa dibilang kehidupan rumah sakit adalah salah satu yang tidak terlalu terdampak begitu besar, mungkin hanya berkurangnya pasien di luar penyakit yang terjadi secara alami.

Seperti mimpi bukan? Bahkan mimpi pun ada mimpi buruk, namun realita ini tidak, tidak lagi. Dunia yang damai bagai sesuatu yang imajinatif sebelumnya, tiba-tiba terwujud dalam satu hari. Jika dunia sudah damai, lantas apa yang mungkin salah? Mungkin dunia tak sepenuhnya damai? Mungkin. Hanya saja, dalam kisah ini yang paling salah adalah terpisahnya Visca dan Radit dengan urusannya masing-masing. Sebuah awal yang terjadi karena pertemuan Visca dan Radit, tak berakhir dengan keduanya bersama.

***

Beberapa bulan setelah tanggal terpenting di tahun 2019, penanggalan bergulir ke tahun berikutnya, tahun 2020. Sebuah tahun dengan angka 20 kembar. Angka cantik ini tersisip harapan bermiliar umat manusia agar tahun ini menjadi tahun di mana awal perdamaian terjadi sepanjang tahun.

Visca dan Robbie mendapat kesempatan langka untuk berbicara di hadapan perwakilan negara-negara PBB. Visca dan Robbie akan diberi penghormatan atas jasa-jasanya terhadap dunia. Visca mendapat gelar kehormatan sebagai Lady of Peace sedangkan Robbie sebagai Boy of Peace, selain itu penghargaan tertinggi Nobel juga ditujukan kepada ibu dan anak yang satu ini. Pertemuan PBB dilaksanakan di Wina, Austria dengan menghadirkan Visca dan Robbie untuk menyerahkan penghargaan itu secara langsung.

Visca dan Robbie hadir bersama dengan Presiden Indonesia yang sedang menjabat. Suatu kehormatan bagi Visca bisa merepresentasikan Indonesia sebagai salah satu negara yang kini damai sentosa.

"Thank you. Thank you for United Nations and all nations. At first, I didn't know what did you guys do as an organization honestly. You wanted peace, but it never happened, until I came in. No, no, no. Don't get it wrong. It's not about who started this war, who played this war, who won and lost this war. No. It's about who could stopped the war. And it's not me, not alone. The world is united more than never. Peace is all around the place. Together we didn't just save the day, or days, or any longer time, but we might just save humanity until far far away future, save morality forever. So once again, thank you. For your consideration, contribution and collaboration to make the world a better place. Better than ever."

Visca mendapat tepuk tangan dari seluruh hadir yang ada di ruang konferensi. Lagi-lagi Visca bisa membangkitkan semangat perubahan, meski tetap saja menyisipkan perkataan terlalu jujur tentang ketidakpahamannya akan kinerja PBB selama ini.

Di lain tempat Radit menyaksikan siaran langsung pertemuan PBB hari itu di TV. Radit sebenarnya tidak tahu-menahu kalau Visca dan Robbie berada di sana karena sudah hilang kontak sejak beberapa bulan yang lalu, namun sahabat Visca dan Radit seperti Shanti, Madelyn, dan Marina tidak ingin Radit melewatkan momen bersejarah bagi Visca.

'Aku tidak menyangka Visca, kamu bisa sampai sejauh ini. Tentu saja aku yakin kamu sejak pertama kali kita bertemu, kalau dirimu ditakdirkan untuk sesuatu yang berguna, bahwa kehidupanmu berharga bagi orang-orang di sekitarmu. Tapi tak kusangka sampai sejauh ini. Motivasimu adalah keluargamu. Kini Robbie, keluargamu telah mendapatkan dunia yang lebih baik, tujuan hidupmu telah terwujud. Bahkan di dalam tujuanmu, terselip juga tujuanku yang tak bisa kupenuhi seutuhnya. Tujuanku untuk menolong orang tak bisa kulakukan karena keterbatasan seorang dokter, tapi apa yang kamu lakukan secara langsung menolong semua orang dari segala macam kejahatan yang ada. Kamu sebenarnya juga menolongku, setidaknya Nino tidak jadi membuat robot pengganti dokter, melainkan robot terapis yang memfasilitasi konseling bagi orang-orang yang sedang kehilangan arah. Aku masih tidak menyangka, tapi aku tetap bangga.'

Dar! Bunyi tembakan yang menuju ke arah Visca. Radit yang melihat ini pun langsung menjeritkan nama wanita itu beriringan dengan teriakan peserta konferensi di TV.

"I forgive, so people not forget-"

"I forgive, so people not forget-"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Komplikasi KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang