Bagian 3

373 50 2
                                    

Copyright by: Kōhei Horikoshi
Happy Reading!


Saya lupa hari wakakak~

Setelah mengikuti peta yang hampir membuatnya tersasar –padahal apartemen dan pantai itu tidak jauh— Kara akhirnya sampai di tempat tujuan.

“Kalau ini sama dengan cerita komik di duniaku, maka seharusnya Midoriya sedang berlatih sebagai calon wadah bagi One For All dengan All Might”. Kara menggumam pelan sambil berjalan menuju arah pantai Dagoba.

Ia berhenti dan berdiri di pagar pembatas melihat keindahan pagi dari pantai tersebut. Pantai Dagoba adalah pantai yang terlupakan. Pantai ini juga dipenuhi dengan barang-barang elektronik bekas tak terpakai, yang entah bagaimana bisa sampai dibibir pantai tersebut.

Tapi kini kita lihat, pantai ini nyaris bersih dari rongsokan, hanya tinggal beberapa barang yang tersisa. Kara menganga lebar melihat kondisi pantai.

Di dekat bibir laut nampak seorang pemuda yang sedang berolahraga kecil tanpa pakaian atas, padahal waktu baru menunjukkan pukul 05.30 pagi.

Hoo, ternyata benar-benar sama. Ia menggelengkan kepalanya,

Kara pun berjalan menuju pemuda tersebut, hendak menyapa sebelum pria tua menghampiri pemuda tersebut. Jika dilihat dari sosoknya, Kara yang sudah mengetahui bahwa itu adalah All Might dari cerita bergambar yang dulu pernah ia baca, maka Kara menebak mereka sedang membicarakan mengenai pencapaian yang sudah dicapai sang pemuda.

“Hoho, lihat dirimu saat ini, kau mencapai kemajuan yang tidak ku kira, Nak Midoriya.” Suara bernada rendah dan berat itu berbaur dengan gelombang air yang datang.

Kara berdiri tidak jauh dari situ menatap keduanya, ia bimbang. Entah mau mendekat atau tidak. Tetapi, jika ia mendekat, mungkin saja ia bisa merubah beberapa hal buruk yang dirinya ketahui. Namun jika tidak, ia tidak bisa memenuhi keinginan dari pemilik tubuh Nishimiya Kara.

Akhirnya, gadis berumur 16 tahun ini memutuskan mendekat dan mencoba terlibat percakapan. Bagaimanapun, keinginan Nishimiya-san adalah memasuki UA. Aku akan mencoba memenuhinya meski tidak mungkin untuk memasuki kelas pahlawan.

Kara memantapkan hatinya dan berjalan mendekat.

"Anu, bolehkah saya bertanya?” Ucapnya perlahan mencoba mengalihkan perhatian dua orang tersebut.

Sang pemuda yang diketahuinya bernama Midoriya Izuku itu menolehkan kepalanya dan melihat gadis berambut coklat susu. Sedangkan pria tua yang bersamanya hanya melirik sedikit sebelum memutuskan perhatiannya dan menoleh dari pemuda tersebut.

“Ya, ada yang bisa saya bantu?” Katanya dengan suara berat.

Kara mengeluarkan senyum kecil. “Saya mau berlatih bakat, apa tempat ini digunakan untuk umum?”

Midoriya membalas tersenyum dan berkata, “tidak, pantai ini sepi, kamu bisa menggunakannya.”

“Memangnya apa quirk milikmu?” Lanjutnya.

Raut wajah yang ditampilkan All Might tidak berubah, ia hanya menatap Kara dengan tatapan yang tidak bisa ditebak. 

Kara menjawab jika bakatnya adalah air. Jadi, ia membutuhkan tempat yang banyak air untuk melatihnya, dan pantai ini cocok.

“Ahh, kau bisa berlatih disini, sekalian menemani nak Midoriya. Bagaimana menurutmu?” kata All Might yang bertanya pada Midoriya.

“Hehh, tapi kau bagaimana? N-nanti, bisa ketahuan.” Bisik Midoriya dengan agak terbata pada All Might.

All Might tertawa pelan, “tak apa, adik ini bisa membantumu, dan kau juga bisa membantunya.”

Adik? Ujung bibirnya berkedut pelan. Padahal umurnya dengan Midoriya tidaklah jauh, hanya beda beberapa bulan, dan lagi pula lebih tua dirinya.

“Tapi kenapa kau ingin berlatih bakat? Apa kau mau memasuki UA? Sekolah kepahlawanan yang terkenal itu?” Tanya Midoriya penasaran.

Kara menganggukkan kepala, “hu-uh.”

All Might tersenyum lebar setelah mendengar jawab tersebut.

“Nah, kalau begitu kau punya teman seperjuangan, Nak Midoriya.” Katanya sambil menepuk pundak Midoriya.

Midoriya tersenyum senang, bibir tipisnya berkembang lebar, siapapun yang melihatnya pasti akan nenganggap kalau dia sedang sangat senang.

“Ngomong-omong, siapa namamu, adik kecil?” lanjutnya.

“Eng, namaku Nishimiya Kara, salam kenal.” Ia membungkukkan badannya memperkenalkan diri.

All Might mengeluarkan senyuman kecil, “kalau begitu selamat berjuang, adik kecil.”

“M-midoriya Izuku, s-salam kenal.” Dengan terbata, Midoriya tersenyum lebar mengulurkan tangannya.

Dengan senang hati Kara menjabat tangan tersebut. Ia percaya, tangan ini akan membawa kedamaian suatu saat nanti. Ia akan membantunya.

Huem, aku akan membantunya.

Setelah perkenalan itu, Kara memulai latihannya bersama Midoriya. Ia menitipkan tas kecil berisi barang-barangnya pada All Might, takut jika dibawa akan basah dan merusaknya.

Jika Midoriya berlatih secara fisik, maka Kara berlatih secara mental. Tenang adalah kunci pengendalian air.

Latihannya ini dimulai dari latihan dasar. Ia mengangkat kedua tangannya, membayangkannya seolah ia sedang mengangkat air, dan air tersebut terangkat. Kemudian menggesernya secara perlahan, air tersebut bergelombang karena adanya gerakan.

Ia memaju-mundurkan tangannya, membuat air mengalami gelombang yang lebih besar. Dan selanjutnya ia mendorong air tersebut ke arah keluar sehingga menghasilkan muntahan air yang besar ke arah laut.

Suara tepuk tangan terdengar dari belakangnya, “wah, sugoi desu, itu bakat yang hebat, eh tapi, apa kau bisa membuat air dari ketiadaan?” Tanya Midoriya, matanya bersinar terang layaknya matahari.

Kara menggaruk kepala bagian belakangnya bingung dan menjawab, “Membuat air dari ketiadaan?”

Gadis itu mendapat anggukan sebagai jawaban.

“Tidak, tetapi aku bisa membuat air dari benda-benda yang memang menghasilkan air.”

All Might yang memperhatikan keduanya mengkerutkan keningnya. Benda yang menghasilkan air? Pikirnya bingung.

“Heh, bagaimana contohnya?”

Saat itu Midoriya sedang berkeringat banyak akibat latihannya. Kara memusatkan pikiran dan mencoba menguasai keringat yang dikeluarkan pemuda berusia 15 tahun tersebut.

Dan viola, Midoriya merasa jika tubuhnya kering dan melihat air yang dikendalikan Kara beriak-riak. Mata sehijau padang rumput itu berbinar melihatnya dan tertarik untuk menulis bakat tersebut dibuku catatan pahlawan miliknya.

All Might tertegun melihat pemandangan tersebut, gadis ini sangat kuat jika ia berlatih dengan baik.
*****

4 Oktober 2020

Saya ambil referensi gerakan Kara dari Katara dalam film Aang: The Last Airbender.

Mungkin kalian bakal banyak liat gaya yang semirip Katara ini😂 jujur saya nulis ini sambil nonton Katara latihan pengendalian air sama Aang dibuku pertamanya😆

Koreksi bila ada typo maupun kesalahan, terima kasih~
Lyn🙆

WELCOME, SECOND LIFE!! (BNHA Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang