Bagian 19

189 38 50
                                    

Copyright by Kōhei Horikoshi
HAPPY Reading!!



*****

Someone can hold me, give me a hug, love for a while, but I need one more chances, one more life to get the happiness. I’ll give my soul to darkness and got the chances.”

Tepuk tangan meriah terdengar dari seluruh siswa kelas 1A setelah Kara mempraktekkan teks bacaan Bahasa Inggris di depan kelas.

“YAAA, hanya itu saja untuk pertemuan kali ini. Sisanya bisa menyusul di jam berikutnya. Thank you, guyss.” Dengan suara khasnya, Present Mic, selaku guru mata pelajaran Bahasa Inggris meninggalkan kelas.

“Waaah, itu hebat sekali Todoroki-chan.” Uraraka berdiri di depan meja Kara dengan tubuh membungkuk menatap Kara yang sedang minum.

Kara mengusap sudut bibirnya dan menatap Uraraka yang menebarkan aura bahagia, bahkan matanya bersinar terang.

“Ahaha itu bukan hal hebat Uraraka-chan. Aku tinggal di New York sebelum ini, jadi sudah biasa.” Jawab Kara dengan santai. Ia baru saja mengisi ulang botol milik Shouto yang sudah kosong.

Kara menyerahkan botol berwarna biru tua itu pada Shouto yang sudah menunggunya. Kara memberikan cibiran pada laki-laki itu. “Dasar malas.”

Uraraka memiringkan kepalanya, “Aku jadi penasaran, apa kau dan Todoroki-kun tidak tinggal bersama sebelum ini?”

Shouto yang tengah menengak minumnya tersedak karena senggolan dari ekor Ojirou. Suara terbatuk pelan terdengar oleh Kara. Heck, padahal Kaminari yang berada disisi kirinya saja tidak mendengarnya.

Nii? Kenapa?” Kara menepuk-nepuk punggung Shouto pelan.

“Ahh maaf, Todoroki.” Ojirou membungkuk pada laki-laki dwi warna itu. Dan Shouto menjawabnya dengan anggukan.

Kara menoleh pada Uararaka kembali, ia sempat merapihkan rambutnya yang acak-acakan. “Emm, itu karena aku tidak lahir bersamaan dengan Shouto-kun.”

Hampir semua orang yang mendengar jawaban Kara menoleh pada si bungsu Todoroki.

“Eh, apa?”

“Kara dan aku lahir dengan jam yang berbeda.”

Mereka mengeluarkan nafas dengan perlahan. Lega dengan jawaban Shouto.

“Maksudnya bagaimana Todoroki-san?” Tanya Yaoyuruzu. Perempuan dengan rambut hitam ponytail itu tidak menangkap maksud Shouto.

Kara memberikan cengirannya, “Aku dan nii-san, lahir dengan selang waktu 22 jam.”

“HAAA?!”

“Dua puluh dua jam? Memang ada anak kembar yang seperti itu?” Kirishima mengerutkan keningnya kebingungan.

“Itu artinya kalian lahir beda hari?” Tanya Midoriya dengan ekspresi yang sama dengan murid lainnya.

Kara menggelengkan kepala, “Bukan, bukan, kami masih lahir di hari yang sama. Menurut oka-san, Shouto-nii lahir jam satu pagi dan aku lahir jam sebelas malam. Masih di hari yang sama, hanya jeda 22 jam.” Ia kembali memberikan cengirannya.

“Aku tidak paham.” Sahut Ashido dengan tatapan bingung.

Kaminari menggaruk kepalanya karena tidak meresapi kalimat Kara. “Maksudnya gimana?”

“Yahh, pokoknya karena perbedaan waktu lahir, kami dipisahkan. Itu saja.” Jawab Kara simpel.

Percakapan mereka terpotong karena kedatangan sang pahlawan nomor satu di Jepang. Siapa lagi kalau bukan: ALL MIGHT!!

WELCOME, SECOND LIFE!! (BNHA Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang