Copyright by Kōhei Horikoshi
Happy reading!!*****
Jika kelas lain sedang melakukan pengenalan sekolah serta adaptasi, lain hal dengan kelas 1A hari ini. Mereka justru sudah berada di lapangan untuk melakukan tes penilaian fisik dengan anacama jika mereka berada di urutan bawah dengan poin rendah, mereka akan dikeluarkan begitu saja.
"Lho, pengenalan? Orientasinya?" Tanya Uraraka setelah mereka mendapatkan penjelasan tes di lapangan olahraga.
Aizawa memberikan tatapan malas pada pertanyaan Uraraka. "Apa kau pikir menjadi pahlawan berarti kau bisa bermalas-malasan? Tidak, kalian harus bekerja lebih awal untuk orang lain."
Kara menguap lebar mendengar jawaban tersebut dan ia mengangkat tangannya; mengajukan pertanyaan.
"Sensei, saya mau tanya." Sela Kara sebelum Uraraka atau murid lain menjawab.
Sebagai orang yang pernah hidup sebelumnya, orang yang mengetahui dunia ini walaupun hanya khayalan, Kara masih mengingat alur ceritanya. Ia akan bertanya mengenai banyak hal yang tidak ia temukan dalam cerita tersebut.
"Kenapa ada penamaan antara pahlawan dan penjahat? Kenapa kami, sebagai calon pahlawan harus mendapatkan pelatihan keras seperti ini? Menjadi pahlawan adalah mimpi bagi setiap orang, kita bangun, kemudian melihat suatu tindak kejahatan namun kenapa hanya orang berlabel 'pahlawan' saja yang bisa menolong?"
Shouto menyeritkan keningnya keheranan dengan pertanyaan Kara. Kalau ia tidak ingat dengan buku-buku yang Kara beli beberapa waktu lalu, mungkin Shouto akan terkejut hebat. Kali ini ia hanya bingung, untuk apa Kara mempertanyakan pahlawan dan penjahat seperti ini?
Aizawa tersentak ringan, ia tidak menyangka gadis itu memiliki permikiran yang sulit. Ia menghela nafas perlahan dan menenangkan diri.
"Selama aku mengajar, tidak ada seorangpun yang berani menyela atau bertanya diluar pembelajaranku. Kau berani juga, ya." Aizawa memberikan seringai tipis di akhir kalimatnya.
Kara memiringkan kepalanya, matanya menyipit tajam membalas tatapan sang guru.
"Apa salah saya bertanya? Saya bersekolah, belajar dan ada disini untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang sekiranya para guru ketahui."
Beberapa murid memberinya penglihatan yang aneh. Kara tidak kaget dengan tatapan tersebut. ia tahu resiko yang diambil jika bertanya hal-hal yang riskan seperti ini.
"Apa?"
Aizawa berhenti menatap tajam Kara, ia tahu kalau Kara tidak akan berhenti jika ia tidak menjawab. "Aku akan menjawab pertanyaanmu jika kau berhasil pada test kali ini."
Pada akhirnya Aizawa meminta waktu untuk menjawab. Pria dengan kain di lehernya memerlukan waktu untuk menjawab pertanyaan Kara.
"Dari pada itu, Bakugou, kau maju." Perintah Aizawa pada laki-laki berambut pirang dan mata merah. Bakugou berdiri dalam lingkaran jarak.
Aizawa menyerahkan bola kasti pada Bakugou berukuran sedang sementara ia memegang sebuah alat pengukur yang tersambung dengan bola tersebut.
"Sekarang lempar sejauh mungkin dengan bakatmu."
Bakugou melempar bola tersebut ke angkasa dengan bantuan pendorong dari quirk peledak yang ia miliki. Hasilnya bola tersebut terlempar sejauh 700 meter lebih. Pria dengan ledakan itu tersenyum miring.
"Tes fisik ini akan kujalankan dengan peraturanku sendiri. Kalian bisa melakukan apapun selagi tidak melukai diri." Aizawa melirik Midoriya yang berada di barisan depan bersama Iida dan Kirishima. Pernyataannya ditujukan untuk anak laki-laki berambut hijau.

KAMU SEDANG MEMBACA
WELCOME, SECOND LIFE!! (BNHA Fanfiction)
Fantasy[ DIS-CONTINUE ] Warn: tambahan OC, alur berubah, typo dsb. Apa yang terjadi bila kau mati dan hidup kembali di dunia yang berbeda? Inilah yang dialami OC dalam cerita Boku No Hero Academia. Kenapa ia dilempar di dunia yang seharunya hanya sebuah k...