Copyright by: Kōhei Horikoshi
Happy Reading!!
****
Tiga tahun yang lalu, kota Yokohama, Jepang.
Gadis bermarga Nishimiya baru saja pulang dari sekolahnya. Diikuti oleh lima orang pengawal berjas hitam dan dua orang pelayan yang melayaninya selama di sekolah. Terlihat dari luar bagai putri kerajaan. Namun, itu hanyalah kedok.
Dibalik pakaiannya tersimpan sayatan dan bekas luka yang sebagian belum mengering. Belum lagi lehernya yang membiru bekas cengkraman, dan luka goresan di pipinya, alasannya kena cakaran kucing. Rambut sepunggung yang belum lama ini digunting paksa meinggalkan jejak kusut dan berantakan.
Jika dilihat sekilas dirinya memang sehat, iya 'sehat', fisiknya terluka, mentalnya yang hancur, kewarasannya diambang batas. Mungkin sebentar lagi ia benar-benar menjadi gila.
Sesampainya di bangunan megah yang disebut sebagai rumah. Kara tidak pernah menyebutnya rumah, tidak ada tempat pulang baginya selain penjara mewah itu. Memasuki halaman nan luas, ia berjalan menuju kamarnya, ah salah, ruang penyiksaannya. Kara menyebutnya begitu. Ruangan penuh cerita entah duka dan luka tercampur sejak ia mulai belajar berjalan.
Meja rias di sebelah kanan kasur megahnya. Kasur queen size menjadi saksi bagaimana ia hidup selama 12 tahun. Mendengar teriakan dan permohonan, entah doa atau makian. Di dekat kasur terdapat meja kecil, dilaci paling bawah ia menaruh cutter, jika sewaktu-waktu dirinya memutuskan untuk bunuh diri, ia tinggal mengambilnya. Bahkan di atas lemari tiga pintu yang besar itu terdapat tali tambang yang siap ia gantung di langit-langit ruangan tersebut.
Namun, Kara tidak sanggup lagi merasakan sakit jika menggunakan dua alat tersebut. mungkin pilihan terakhirnya adalah loncat dari lantai empat ‘rumahnya’ ini. Dengan ketinggian 40 meter, dapat dikalkulasikan bahwa kemungkinan besar ia akan mati di tempat dengan luka yang parah. Peduli setan dengan rasa sakit yang sekejap ia rasakan.
Belum sempat berganti pakaian, ia direngkuh oleh seseorang. Wanita yang harusnya dipanggil ibu adalah iblis terkejam yang pernah dikenalnya. Bahkan dalam kitab manapun tidak ditemukan iblis seperti apa yang wanita itu pernah dan akan dilakukan pada gadis remaja itu.
“KARA-CHAN!!” teriaknya.
Mata wanita itu berbinar, warna birunya menyala di bawah terang lampu LED dan pantulan cahaya dari jendela yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
“Coba tebak siapa yang akan datang?” Wanita yang telah melahirkannya membelai rambut yang semalam dipotong dengan asal.
Apa yang dilakukan Kara adalah menggeleng sambil mengeluarkan buku dari tas sekolahnya. Menatanya di meja belajar yang berada di kiri dari kasurnya. Meja tersebut mampu menampung puluhan buku dan satu set komputer mahal. Di sampingnya, dekat beranda, terdapat lemari buku yang jumlah bukunya tidak terhitung (saking banyaknya).
Gadis itu tetap fokus pada kegiatannya, mengabaikan wanita muda yang tengah berkeliling di kamarnya.
“Tentu saja, ayahmu akan segera sampai. Tadi, Kenzo bilang, kalau ia sudah di bandara.”
Tanya sendiri, jawab sendiri. Begitulah kegiatan Nishimiya Hanna. Ibu dari satu anak dan istri dari pengusaha sukses, NS Group. Sebutlah ia sebagai anak durhaka, tapi ibunya adalah orang tergila yang pernah ia temui, bahkan Himiko, teman sekolahnya saja tidak segila itu meski telah membunuh tiga orang. Atau mungkin yang gila adalah dirinya?
Huh, Kara tidak peduli siapa yang gila, siapa yang waras.
Berjalan ke arah kamar mandi yang berhadapan dengan pintu kamarnya, ia ditarik oleh sang ibunda. “Mau kemana kau?”

KAMU SEDANG MEMBACA
WELCOME, SECOND LIFE!! (BNHA Fanfiction)
Fantasía[ DIS-CONTINUE ] Warn: tambahan OC, alur berubah, typo dsb. Apa yang terjadi bila kau mati dan hidup kembali di dunia yang berbeda? Inilah yang dialami OC dalam cerita Boku No Hero Academia. Kenapa ia dilempar di dunia yang seharunya hanya sebuah k...