Bagian 7

236 46 1
                                    

Copyright by: Kōhei Horikoshi
Happy Reading!


*****

Kara kaget dengan suara dentuman tanah yang terjadi di depannya. Lapisan tanah yang rusak menyebabkan kehancuran disekelilingnya dan menghasilkan lemparan batuan yang mengarah ke arah para peserta disekitarnya.

Tanah masih bergetaran menunjukkan bahwa makhluk tersebut belum sepenuhnya keluar. Emosi takut dan keinginan melindungi membesar di dadanya, tanpa sadar gadis itu mengangkat kedua tangannya dan mengarahkannya ke batuan yang terlempar ke arahnya.

Muntahan air keluar dari tangan kanannya dan langsung dibekukan dari tangan satunya membentuk setengah lingkaran yang melindungi orang-orang disekitarnya.

Setelah getaran tanah berhenti, es-nya mencair dan kembali lagi ke dalam tangannya.

Tingkat kekhawatiran Kara meningkat mendengar jeritan peserta lain di arah robot yang muncul tiba-tiba itu. Ia melangkahkan kakinya dan berlari.

Sekali lagi tanpa disadari, ia mengeluarkan air dan membentuk gelombang di kakinya. Sehingga terlihat ia sedang berselancar karena air yang dihasilkannya.

Kara berlari ke arah Midoriya yang sudah pasti ada di sana. “IZUKU-KUN!” Ia berteriak sekeras mungkin.

Rasa takut yang sebelumnya ia rasakan kembali muncul.

Bagaimana jika ceritanya berbeda? Bagaimana jika aku mengubahnya karena aku memilih berteman dengannya? Bagaimana jika—Semua pertanyaan itu terkumpul di kepalanya.

Kara tiba dengan kondisi berantakan, rambut yang diikat pendek pun tak kalah kacau, ikatannya sudah hilang entah kemana saat sampai di tempat kemunculan makhluk raksasa itu. Tanah disekitarnya hancur karena tekanan yang berasal dari dorongan besi besar tersebut.

Kara berdiri tepat di belakang robot berpoin nol, melihat sekelilingnya dan banyak peserta ujian yang terjebak di sana.

“Cepatlah, aku akan bantu yang lain!” Seseorang berkata dan mencoba membantu seorang gadis yang terjatuh terkena batu dari jalanan akibat robot besar tersebut.

Kara yang melihat keadaan sekitarnya terkejut akibat tubuh sang penguji bergoyang perlahan. Dan ia pun mendongak, melihat apa yang sedang terjadi. Di atas terlihat Midoriya yang terbang akibat tekanan angin yang dihasilkannya.

Rupanya Midoriya sudah memberikan tinjuannya dan mencoba mengalahkan robot itu.

Kara terkejut melihatnya. Robot tersebut terlihat akan jatuh dan menindihnya beserta orang-orang yang ada di situ. Kara mencoba menyingkirkan rasa takut dan khawatirnya dan mencoba berpikir apa yang harus ia lakukan.

Sebersit pemikiran terlintas di kepalanya dan ia pun berteriak, “AWAS SEMUANYA!!”

Para peserta ujian berlarian ke arah luar, menjauhi makhluk besi yang mungkin akan menindih mereka.

Belum saja Kara bersiap, tubuh besi raksasa itu benar-benar jatuh ke arahnya.

Ia refleks mengeluarkan air dari kedua tangannya ke arah jatuhnya robot ujian tersebut. Anehnya air tersebut mengambang di udara membentuk lapisan di atas kepalanya. Air itu melintang dari kanan ke kiri, dan membeku.

Lapisan es (atau air?) tersebut melindungi dirinya dan beberapa orang yang masih tertahan di tempat tersebut.

“PERGILAH KALIAN SEMUA!” Teriaknya.

Gelombang air mengalir di kakinya dan membawa orang-orang tersebut ke lain sisi.

Tekanan akibat tinjuan Midoriya membuat lapisan airnya retak. Padahal lapisan tersebut memiliki ketebalan 10cm.

WELCOME, SECOND LIFE!! (BNHA Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang