Bagian 4

322 48 5
                                    

Copyright by: Kōhei Horikoshi.
Happy reading!

Setelah beberapa hari berlatih, Kara mulai menyesuaikan dirinya dengan air. Dimulai dari menyiapkan botol kecil yang berisi air, dimana jika terjadi sesuatu ia bisa memanfaatkan air tersebut.

Lalu berlanjut dengan mengendalikan air, dari besar kecilnya volume air sampai bagaimana air tersebut diubah menjadi es.

Perlu usaha yang cukup keras untuk merubah air menjadi es dan sebaliknya. Tetapi ia cukup mampu menguasainya, meski volume es yang berubah menjadi air cukup besar daripada saat air berubah menjadi es.

Midoriya yang juga berlatih bersamanya mengalami banyak perubahan. Otot-otot kecil mulai bermunculan, tubuhnya mengalami kenaikan baik berat badan maupun tingginya.

Tinggal hari ini dan besok ia akan mengikuti ujian masuk UA, Kara memutuskan beristirahat sehari untuk mencari sesuatu sekaligus jalan-jalan sebentar.

“Eh mencari mata air?” Tanya Midoriya setelah mendapat pertanyaan mengenai tempat-tempat mata air berada. Bocah laki-laki itu berpakaian sehari-harinya, kaus dan celana training hijau serta sepatu favoritnya.

Kara mengangguk, “humm, aku ingin mempelajari sesuatu, jadi aku membutuhkan air suci.”

Kara tampil dengan pakaian formal. Dress oren terang selutut sangat pas ditubuh mungilnya dan cardigan putih bening sebagai luarannya. Dengan tambahan legging putih yang menutupi kaki jenjangnya. Tinggi Kara memang lumayan, dengan Midoriya dia hanya beda enam sentimeter lebih tinggi.

Sepatu selop berhak rendah dengan tali di atasnya berwarna putih cream membuat perempuan dengan warna rambut hitam itu terlihat manis. Kara memang hobi mengganti warna rambutnya. Kemarin ia menggunakan cat rambut berwarna merah dengan selingan oren.

Midoriya pernah bertanya kenapa ia mengganti warna rambutnya dan dijawab dengan jawaban, “Aku tidak menyukai warna asli rambutku. Dan jangan bertanya alasannya.”

Alasan itu ia buat berdasarkan ingatan Nishimiya yang ada.

Midoriya menurut saja, ia berpikir bahwa itu bukan urusannya.

All Might yang bertubuh kurus –Kara tidak pernah melihat tubuh bugarnya--  dengan coast* berwarna coklat, serta kaus putih polos dan celana berwarna hitam menutupi tubuhnya. Saat ini sedang melihat perkembangan calon penerusnya dan memberi semangat pada Midoriya yang tengah melakukan latihannya.

Pria berumur 45 tahun memperhatikan Kara dengan simak, “kau bisa mencarinya di dekat kota ini, ada dua mata air suci. Tapi kau tidak akan menggunakan air tersebut dengan tidak benar kan?” Tanyanya menuduh.

Biasanya orang yang mencari mata air suci akan menggunakan airnya sebagai pemujaan terhadap setan. Jelas saja ia takut Kara akan melakukan hal tersebut. Sudah banyak praktik tidak jelas seperti ia temukan selama menjadi pro hero nomor 1.

“Tidak, aku ingin mencoba sesuatu. Bukan hal yang buruk kok.” Kara menggelengkan kepalanya meyakinkan orang tua tersebut.

Kara berpikir dengan dua mata air suci sudah cukup. Jika perkiraannya benar, ia berharap bisa membantu Midoriya dalam penangan tubuh yang nantinya akan menjadi wadah One For All.

“Tapi aku masih berpikir kalau kau ingin melakukan sesuatu yang aneh.” Jawab All Might dengan tidak yakin.

Sang gadis menghela nafas, ia tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut tanpa membuka rahasianya. Kara hanya ingin merubah beberaapa hal tanpa melakukan kesalahn besar.

“Rahasia,” Jawabnya sambil tersenyum misterius.  

All Might memberinya tatapan yang sangsi dan ketidakpercayaan.

WELCOME, SECOND LIFE!! (BNHA Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang