Copyright by; Kōhei Horikoshi
Happy Reading!*****
Kara ingat ia mempunyai sebuah buku yang mencatat kesehariannya sejak berada di kehidupan keduanya. Ia mencari-cari dipenjuru kamar, mulai dari rak buku, dibalik kasur dan bantal, eh, Kara lupa kalau dirinya tidur di futon. Lalu beralih ke dalam lemari pakaian, rak dengan laci di pojok kamar, meja kecil bulat yang ia letakkan tidak jauh dari pintu, sampai ia mengacak-acak isi lemari pendingin, namun buku itu tidak juga ditemukan.
“Apa tertinggal di apartemen, ya?” Gumamnya pelan.
Saat ini pukul satu pagi, dua hari setelah menemui Midoriya. Kara bermimpi aneh. Dalam mimpinya, Kara melihat anak perempuan yang mirip dengan ‘Nishimiya Kara’ alias tubuh yang ia tempati saat ini. Anehnya, ia melihat dirinya juga, di kehidupan sebelumnya yang dikenal sebagai Shanon Johar, mahasiswa berusia 20 tahun.
Kara terbangun karena ingat dirinya pernah menuliskan apa yang terjadi pada tubuhnya sebelum pindah ke dimensi ini. Tetapi sekarang, buku itu menghilang.
Perempuan itu meremas rambutnya, mengacak-acaknya hingga kusut. Ia merasa telah melupakan sesuatu yang berkaitan dengan ‘gadis’ yang ada di dalam mimpinya itu. Ia kembali mencari buku laknat itu hingga pukul tiga kurang, dan tertidur karena kelelahan setelahnya.
*
“Maaf, Shanon-nee. Aku minta maaf.” Gadis bergumam sambil berjalan menaiki tangga buatannya. Ia menyiapkan sebuah tali yang telah tergantung dilangit-langit ruangan tersebut.
Ia menempatkan lehernya di gantungan tali tersebut dan mendorong permukaan tangga buatan di bawahnya dengan kaki. Sekarang ia tergantung sempurna. Sebaris senyuman terlihat di wajahnya sebelum nafasnya berhenti.
*
“Hallo, aku Shanon Johar, mahasiswa pertukaran dari Indonesia” Shanon tersenyum lembut pada anak-anak di depannya dengan menggunakan bahasa Jepang yang fasih.
“Halo, Shanon-nee-san.” Jawab mereka serempak.
Perhatian Shanon teralih pada anak perempuan 10 tahun yang berada di barisan belakang. Rambut sepunggung berwarna hijau kecoklatan menjadi daya tarik yang membuat wanita delapan belas tahun itu terus menatapnya.
Shanon memang masih muda, tetapi ia menjadi perwakilan dari kampusnya untuk program pertukaran dengan negara lain. Shanon pula mahasiswa termuda di antara teman-temannya. Dia lulus SMA tiga tahun lebih awal, sehingga saat ini sudah berada ditingkat tujuh (baca: semester 7). Shanon dipilih karena satu-satunya mahasiswa yang mampu berbahasa Jepang secara fasih, karena sang ibu yang memiliki darah negeri sakura itu juga mahir berbahasa Jepang meski sekarang di dominasi oleh bahasa keduanya, Indonesia.
Setiap hari dalam programnya, Shanon selalu memperhatikan gadis muda itu. Awalnya ia melihat tangan kanan gadis itu terbalut perban, dua hari kemudian rambutnya berantakan seperti dipotong acak, lalu esoknya ada luka gores di pipinya, bahkan terlihat bekas cengkraman di leher. Seminggu kemudian dari awal ia melihat gadis tersebut, Shanon menghampirinya dengan dalih menanyakan pelajaran.
Mata biru itu bersinar redup, hampir seperti tidak memiliki jiwa. Alangkah terkejut Shanon saat memperhatikannya dari dekat. Bekas lukannya ternyata sangat banyak, semuanya meninggalkan bekas yang jelas. Tetapi Shanon memiliki rabun jauh pada matanya sheingga tidak melihat luka tersebut. Dari situlah, Shanon mulai mencari dan bertanya-tanya kenapa gadis tersebut seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
WELCOME, SECOND LIFE!! (BNHA Fanfiction)
Fantasy[ DIS-CONTINUE ] Warn: tambahan OC, alur berubah, typo dsb. Apa yang terjadi bila kau mati dan hidup kembali di dunia yang berbeda? Inilah yang dialami OC dalam cerita Boku No Hero Academia. Kenapa ia dilempar di dunia yang seharunya hanya sebuah k...