Bagian 15

214 43 42
                                    

Copyright by: Kōhei Horikoshi
Happy Reading!!


Aku udah kasih warn di prakata ya, tolong baca dengan bijak. Jika tidak sesuai, kalian bisa berhenti atau skip bacanya.

Terima kasih.

*****

Selama tiga hari di rumah sakit, Kara menghabiskan waktunya bersama ibu angkatnya, Todoroki Rei. Ia bercerita banyak hal, mengenai bagaimana rasanya tinggal dengan sebeuah keluarga yang utuh, memiliki tiga kakak yang diam-diam sangat cerewet, ayah yang kaku namun peduli dan ibu yang membuatnya merasakan rumah. Kara juga diam-diam memikirikan ibundanya di kehidupan lalu yang selalu menyanginya meski ia nakal sekalipun. Bersama Rei, Kara merasakan nyamannya memiliki ibu, entah hanya perasaannya atau memang tubuhnya bereaksi seperti tidak pernah merasakan kasih sayang.

Rei sendiri tidak keberatan dengan tingkah Kara yang ternyata sangat manja. Wanita itu justru memanjakan Kara dengan cara yang sama dengan anak-anaknya yang lain. Rei selalu menanggapi perkataan atau tingkah konyol Kara dengan senang hati, ia tidak berpikir jika Kara akan dengan mudah menjadi akrab, mengingat bagaimana hidupnya dulu. Tetapi Rei senang jika Kara dapat hidup seperti ini. Kalau saja Enji tidak membawanya saat ini, entah bagaimana nasib gadis itu.

Hari ini, hari senin, tepat satu minggu Kara tinggal sebagai putri angkat Todoroki. Surat penerimaan siswa baru SMA UA sudah berada di tangannya sejak pulang dari rumah sakit kemarin. Hologram berwajah Nezu sang kepala sekolah menyatakan bahwa dirinya lulus. Kara terbengong saat mendengarnya. Ia tidak berekspetasi akan diterima begitu saja. Bahkan poinnya berada diurutan ke 5, hanya beda 15 poin dengan Midoriya yang berada di atasnya.

Hell. Pikir Kara.

Fuyumi dan Natsuo justru senang mendengarnya. Karena Kara membuka surat itu di ruang tengah saat semua orang berkumpul, bahkan Rei yang sudah mendapat izin penuh di bawah penangan Harata. Kondisi Kara sudah baik-baik saja, namun dari kejadian itu Harata semakin memperketat pengawasannya dan menambah jadwal terapi Kara.

Keesokan harinya, Kara dan Fuyumi menghabiskan waktu berasama. Awalnya ini ide Rei yang mengusungkan kalau Kara harus mempunyai barang baru, --wanita itu melihat kamar Kara yang kebanyakan buku--. Meskipun Kara menolaknya, Fuyumi malah setuju dan berakhirlah mereka di sebuah Mall yang tidak jauh dari rumahnya.

“Jadi menurut nee-san juga, aku harus mengganti barang-barangku?” Tanya Kara begitu mereka tiba di gedung nan besar itu.

Mereka keluar dari mobil yang dikemudikan Natsuo dan mulai berjalan ke dalam mall tersebut.
Shouto dan Natsuo yang bertugas sebagai bodyguard dadakan menengok ke arah dua perempuan di belakang mereka.

“Tentu saja, lagipula kapan lagi kita berkumpul seperti ini.” Sahut Natsuo lalu terus berjalan ke depan.

Fuyumi mengangguk, “Ini perintah kaa-san, turuti saja ya.” Katanya sambil menguarkan semangat 45.

Kara memijat kepalanya.

Kadang dirinya lupa kalau keluarga pahlawan nomor dua merupakan keluarga terpandang yang memilki kekayaan tanpa harus bekerja keras.

“Ya, tapi, barangku hampir semuanya baru, kenapa kita menggantinya.”

“Anggap saja senang-senang.” Shouto menyahut dengan muka datar. Tatapan khas seorang Todoroki Shouto yang tidak memiliki ekspresi.

“Tidak harus sampai segininya, aku merasa tidak enak.” Kara menundukkan kepalanya. Sejujurnya ia merasa tidak enak dengan semua perlakuan orang-orang di sekitarnya ini.

WELCOME, SECOND LIFE!! (BNHA Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang