Copyright by: Kōhei Horikoshi
Happy Reading!"Maafkan aku,"
"Maafkan aku, Shannon."*****
Kara mengedipkan matanya cepat, sesuatu menempel di indera penglihatannya saat berganti baju untuk ujian praktik di ruang ganti. Air matanya mengalir karena terasa perih.
Banyak anak perempuan yang berkumpul di ruangan tersebut.
“Anoo, kau baik-baik saja?” Tanya salah seorang gadis yang melihat Kara terus mengucek-ucek matanya.
Ia menggeleng, “tidak, mataku perih, seperti ada yang nyangkut.”
Gadis berambut hitam sepunggung itu melihat kondisi mata Kara, “Oh kelilipan, mau ku tiup?” Tawarnya
Kara mengangguk dan merasakan sebuah angin bergerak ke matanya. Ia berusaha membuat matanya terbuka lebar tetapi sangat perih untuk mempertahankannya.
Setelah beberapa tiupan, Kara mencuci matanya di wastafel yang berada tepat disampingnya, dan tidak lagi perih. Namun menyisakan warna merah mengelilingi pupilnya.
“Matamu jadi merah.” Kata gadis itu.
Kara mengarahkan wajahnya ke cermin dan melihat matanya. “Urgh, semoga ini tidak menghalangi untuk ujian nanti.”
“Ahh, ya, terima kasih bantuannya, boleh ku tahu siapa namamu?”
Sang gadis tersenyum kecil, ada sebuah kabel yang terhubung di telinganya, sepertinya termasuk dari bakat yang dimilikinya.
“Jirou Kyouka, panggil saja Jirou.” Jawabnya.
Kara menjawab senyuman itu dengan senyum lebarnya, gigi-giginya putihnya nampak jelas, “Kara, desu.”
Jirou menelengkan kepalanya, “bukan nama keluarga?”
“Memang bukan, itu nama kecilku.” Katanya.
Perempuan dengan rambut sepunggung itu mengangguk mengerti.
Keduanya pergi bersama menuju lapangan sebelum berangkat ke tempat ujian. Sayangnya mereka terpisah karena lokasinya yang berbeda.
Setelah Jirou pergi, Kara melihat Midoriya yang sedang diam saja, bocah pemalu itu hanya menatap sekitarnya.
“Kalau tidak salah, Izuku-kun tidak mendapat poin karena telat bergerak kan?” Ia bergumam pelan mencoba menggali ingatan lamanya.
Kara pun menghampirinya, apakah aku harus memberinya saran? Tanyanya dalam hati sambil berjalan ke arah Midoriya.
“Nee, Izuku-kun, kau baik-baik saja?”
Midoriya menengok dengan kecepatan yang tak kira-kira, duh pasti sakit tuh lehernya.
“Aku baik, Nishimiya-san. Hanya sedikit gugup.” Ucapnya menggosok-gosok lehernya yang sakit.
“Santai saja, atur pernafasanmu perlahan. Dan ingat kata Jii-san untuk mengatur kekuatanmu.” Kata Kara memberi saran.
Kara sudah tau mengenai One For All dan penerus All Might karena tidak sengaja mendengar percakapan mereka beberapa hari lalu. Ia juga hampir dihantam oleh jurus andalan All Might karena tiba-tiba muncul di belakang pro hero nomor satu itu.
Akhirnya, mau tidak mau, All Might memberi tahunya perihal dirinya yang sudah melemah dan harus mencari penerus dari kekuatannya. Mau tau apa reaksi Kara? Pura-pura terkejut tentu saja. Akan tetapi, Kara memilih untuk pura-pura tidak mengenal All Might dan tetap memanggilnya Jii-san. Kara tidak mau terlibat terlalu dalam, ia memang ingin membantu, tapi tak berniak merusaknya. Kara takut akan merusak jalan cerita yang seharusnya terjadi malah berantakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
WELCOME, SECOND LIFE!! (BNHA Fanfiction)
Fantasy[ DIS-CONTINUE ] Warn: tambahan OC, alur berubah, typo dsb. Apa yang terjadi bila kau mati dan hidup kembali di dunia yang berbeda? Inilah yang dialami OC dalam cerita Boku No Hero Academia. Kenapa ia dilempar di dunia yang seharunya hanya sebuah k...