Part 12

120 23 57
                                    

Ikan hiu makan tomatAi lop yu somat (・´з'・)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ikan hiu makan tomat
Ai lop yu somat (・´з'・)

Apa sih garing amet!

Menunduk, melihat pasang kakinya kemudian pandangannya diangkat guna memencet tombol bel depan pintu apartemen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menunduk, melihat pasang kakinya kemudian pandangannya diangkat guna memencet tombol bel depan pintu apartemen. Ketika pintu terbuka, langsung wanita bersurai panjang itu menghambur peluk pada pria yang kini menatap cemas. Si wanita menenggelamkan dirinya di dada sang pria. Merasakan lembutnya usapan tangan kekar di punggung, serta tubuh beraroma maskulin yang menguar di indera penciuman, sedikit membuatnya tenang.

Sementara prianya hanya terus memberikan kehangatan serta sesekali mencium penuh kasih di pucuk kepala sang kekasih. Walau tidak tahu pasti akan kedatangan wanitanya kemari, namun sudah pasti adanya suatu hal yang membebani punggung wanitanya.

Jimin tidak berniat sedikit pun melerai pelukan itu, sebab, jika kekasihnya sudah sampai memeluk dirinya seerat ini ia dapat merasakan kegundahan yang hinggap di hati sang belahan jiwa. Memang tidak terdengar isakan tangis dari wanita di dadanya kini, akan tetapi pelukan yang begitu erat seakan tengah takut kehilangan dan jika sedikit saja melonggarkannya-maka seolah-olah prianya itu akan hilang untuk selamanya.

Jimin membungkuk, mempersilakan tubuhnya untuk dipeluk lebih erat. Rela Jimin melakukannya berjam-jam jika itu bisa membantu mengurasi beban sang pujaan.

"Ada apa, Sayang?" Jimin berlirih, bahkan bibirnya masih bertahan di pucuk kepala Hyeji.

Hyeji melepas pelukannya. "Jimin, bolehkan aku meminta waktumu sebentar?"

Pria Park itu sesaat membolakan mata. "Jangan hanya sebentar, selamanya pun kau boleh." Menuntun Hyeji mengarah sofa. "Seharusnya kau memberitahukanku jika ingin kemari, supaya aku bisa mengadakan acara penyambutan untukmu, dan-"

"Jimin, aku ingin berbicara serius denganmu," potong Hyeji, tatapannya yang sendu membuat mulut Jimin bungkam seketika.

Pria itu menghela napas lalu tersenyum hangat dan mengangguk. "Baiklah. Sekarang apa yang ingin kau bicarakan?"

"Jimin, sekarang Hyeri sakit dan keadaannya sekarat. Kata dokter, dia hanya akan bertahan hidup dua sampai sembilan bulan saja," tutur Hyeji lirih, wajahnya seketika murung membuat siapa pun yang melihatnya akan merasa kasihan. Apalagi Jimin yang memang sangat perasa pada wanita pujaannya itu.

Lie [On Going/4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang