I'm kambek.. Terima kasih sudah menghargai karya aku😍
-
-Jangan bersedih. Sebab, apa yang tak kau dapatkan darinya, akan kau dapatkan dariku.
-Kim Seokjin
Hyeji menghentikan langkah kakinya. Manik coklatnya menyorot pada setiap sudut restoran ini. Spontan maniknya berhenti bergulir saat mendapati sosok Jimin berdiri bersandar pada pembatas besi setinggi satu meter di depannya. Sepertinya ia tengah menghitung banyaknya jendela gedung pencakar langit di seberang sana-yang posisinya lurus dengan gedung restoran ini, Jimin tampak fokus sekali sampai-sampai tak menyadari kehadiran Hyeji di belakangnya yang sudah memanggil namanya berulang kali.
Pria Park itu sedikit terkejut kala merasakan pelukan dari belakang tubuhnya. Ekspresi wajahnya yang datar menoleh sedikit ke belakang melalui bahunya, sudah ia duga siapa pelakunya.
"Hei, jangan memelukku di depan umum seperti ini," protes Jimin sukses melerai pelukan Hyeji. Ia seperti tidak peduli dengan raut kecewa yang sesaat menyergap sang puan. Bahkan sikap Jimin biasa-biasa saja seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu pada malam dimana ia datang ke rumah Hyeji sebagai calon tunangan adiknya.
"Jimin, ada yang ingin kukatakan padamu."
"Baiklah. Ayo duduklah dulu." Jimin mempersilakan Hyeji duduk di kursi yang telah ia tarik dari bawah meja. Arkian, Jimin duduk dengan sorot serius yang dilemparkan pada wanita di seberangan.
"Ada apa, Hyeji?" tanyanya kemudian.
"A-aku hamil, Jimin." Hyeji menunduk dalam.
Sementara Jimin masih terdiam, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Tubuhnya bersandar ke belakang dengan sorot kelewat santai.
"Wow, benarkah? Bagaimana bisa, bahkan kita melakukannya hanya sekali," ujar Jimin meragukan. "Kau yakin jika itu anakku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lie [On Going/4]
Fanfiction@Ji_Cyna.26820 "Aku yang lebih dulu. Tapi sekarang peranku sebagai pengkhianat!" Kim Hyeji sudah menjalin hubungan empat tahun lamanya dengan Jimin. Namun, entah bagaimana awalnya takdir mempermainkan, yang terpaksa membuat Hyeji menjadi pihak keti...