Ten mecoba menghubungi Nuuna. Namun nggak ada jawaban. Ten ngerasa cemas dengan keadaan Nuuna. Pikirannya mulai kacau. Ten mencoba menghubungi untuk kesekian kalinya tapi nggak ada jawaban.
"Apa Nuuna marah? Karena gue nggak angkat telfon?" Gumam Ten."Tapi dia bukan orang yang suka ngambek."
"Apa yang sedang Nuuna lakukan ya?"
"Gue coba lagi deh.." Ten mencoba menghubungi Nuuna.
"Apa terjadi sesuatu dengan Nuuna?"
Ten mencoba menghubungi Nuuna untuk kesekiankalinya. Entah sudah berapa kali doi m3nelfon. Namun hasilnya nihil.
Ten makin kacau. Doi coba memejamkan mata Namun pikirannya kacau dan matapun nggak bisa juga.Hingga sebuah panggilan masuk.
Ten langsung mengangkat telfon tanpa melihat siapa yang menelfon."Hello Beb..."
"Sorry..Sorry...Ten...gue bukan..." Jawab suara yang nggak lain adalah Tiway.
"Ooh. Lu. Maaf Gue kira Nuuna..." Jawab Ten sedih.
"Kenapa dengan Nuuna? Kalian marahan?" Tanya Tiway.
"Nggak. Gue juga nggak tahu. Perasaan gue nggak enak." Ten sangat depresi.
"Udah Lu telfon?"
"Udah gue telfon. Wa. Vc...." Nggak ada respons. Ten sangat cemas.
"Lu tenang dulu Ten. Mungkin Nuuna lagi bareng keluarga doi. Jadi nggak bisa dihubungi." Hibur Tiway
"Mungkin. Tapi biasanya Nuuna ngasih kabar. Kayaknya besok gue bakal ke Seoul. " Ten membulatkan Tekadnya.
"Lu cinta mati ama Nuuna?" Tiba-tiba Tiway bertanya hal yang membuat Ten merasa sedikit kesal.
"Apa mesti gue jawab?"
"Ooh. Sorry. Bukan gitu maksud gue..."
"Nggak apa-apa. Gue cuman lagi cemas aja. "
KAMU SEDANG MEMBACA
TAETEN / PLEASE DON'T TOUCH MY HUSBAND
Fanfiction"Bangke Lu Ten ! Bisa-bisanya Lu ML sama dia! " Teriak Jeno marah setelah melihat bekas party semalam. Seisi apartemen Ten berserakan seperti kapal pecah. Yang membuat Jeno emosi adalah celana dan baju Ten yang sudah terlepas. "Sumpah, gue nggak sad...