Sekitar 30 menit Ten mengendarai mobilnya. Ten sampai di parkiran apartement Nuuna. Dengan penuh keraguan, Ten mencoba memberanikan diri menemui isterinya itu. Jantungnya berdetak sangat kencang, antara takut, bersalah dan juga malu bertemu Nuuna.
Ten tiba di depan pintu. Dan saat itulah jantungnya semakin berdetak kencang.
"Huh, Ten kamu harus tenang." Gumam Ten.
Dengan memantapakan hati, Ten menekan pasword apartement Nuuna.
Dan saat pintu terbuka, terdengar langkah kaki yang menghampiri.
"Baby! I miss you!"
Nuuna tiba-tiba memeluk Ten. Begitu juga Ten menerima pelukan istrinya dan mencium rambut Nuuna.
"I miss you too."
"Benarkah?"
"Iya. Sangat merindukanmu."
"Apakah semalam tidur nyenyak?"
Pertanyaan Nuuna membuat Ten terkejut. Ten bingung mau menjawab apa. Hingga beberapa menit Ten terdiam.
"Baby, aku tanya apakah tidurmu nyenyak?" Nuuna mengulang pertanyaannya.
"Oh...aku? Eng...Enggak bisa tidur. Aku hanya bermain dengan Chittaphon. Dia enggak membiarkanku terpejam." Jawab Ten berbohong.
"Sungguh?"
"Iya. Chittaphon sangat nakal saat kamu pergi."
"Iisshhh...Chittaphon atau kamu yang nakal." Jawaban Nuuna membuat ten tersindir. Apakah Nuuna mempunyai firasat tentangnya, pikir Ten dalam hati.
"Bagaimana denganmu? Pestanya menyenangkan?"
"Yah, lumayan. Mereka menjelang subuh baru pulang. Aah, badanku pegal-pegal semua."
"Mau aku pijitin?"
"Boleh."
"Duduklah."
"Baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAETEN / PLEASE DON'T TOUCH MY HUSBAND
Fanfiction"Bangke Lu Ten ! Bisa-bisanya Lu ML sama dia! " Teriak Jeno marah setelah melihat bekas party semalam. Seisi apartemen Ten berserakan seperti kapal pecah. Yang membuat Jeno emosi adalah celana dan baju Ten yang sudah terlepas. "Sumpah, gue nggak sad...