(9) Pembawa sial?

11.6K 655 19
                                    

JANGAN LUPA VOTE!!! DAN SPAM KOMEN!!!!

SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN YANG LAIN!!!

HAPPY READING.

***

09. PEMBAWA SIAL?

Kring.. kring.. kring..

Bel pulang sekolah berbunyi, asabila memasukkan semua barang barangnya kedalam tas.

"Sa lo emang gak bisa ya hoggut bareng kita,kan kita belum pernah main bareng?" ajak tashya menatap asa.

"Iya sa, gue kan pengen main sama dedegemes kayak lo! Biar bisa pamer!" Ujar gita sambil nyengir yang dapat sentilan dari jingga.

Memang sejak tadi mereka ingin untuk main bareng, tapi asa menolaknya dengan alasan ada urusan. Tapi tentu saja bohong.

-----Asa menatap sendu tasya dkk, sebenarnya ia ingin ikut
tapi------ moodnya sedang buruk untuk pergi ketempat ramai "lain kali aja ya kak, gue beneran gak bisa kalo sekarang!"

"ya udah deh, tapi kapan-kapan lo harus ikut ya!" pasrah lisya.

Asa menganggukan kepalanya sebagai jawaban "kalo gitu gue duluan ya kak!" pamitnya.

Asabila menyusuri koridor yang sudah terlihat sepi dengan langkah gontai. Sampai diparkiran ia melihat inti savarios masih berada diatas motor mereka masing masing.

"Eh dedeemest belum pulang!" tanya garrel.

"Kalo dia masih disini ya berarti belum pulang bambang!" Timpal bintang sambil menoyor belakang kepala garrel

Asa hanya tersenyum tipis  "iya kak,kalo gitu duluan ya semua!" balasnya lalu berlalu pergi memasuki mobilnya dan meninggalkan parkiran.

Alfa dkk hanya menatap heran, pasalnya gadis itu biasanya akan ngebacot dulu untuk meladeni alda atau bintang.

•••

Asa telah sampai dirumahnya, saat melewati diruang tengah ia melihat ayah sedang duduk mengerjakan beberapa berkas.

ia akhirnya memberanikan diri untuk menyapa
"ayah udah pulang?" Tanyanya sambil mengambil tangan ayahnya untuk menyalami tapi langsung ditepis.

Heru berdecih menatap tajam anaknya itu "jangan sentuh saya!, saya gak sudi disentuh sama anak pembawa sial seperti kamu.!"

Dan untuk kesekian kalinya asa kembali mendengar kata kata itu keluar sari mulut heru ayahnya.

Gadis itu masih tetap memaksakan senyumnya walau hati nya seperti ditusuk ribuan jarum.

"ayah pasti capek,asa buatin teh anget dulu ya!" ujarnya masih tetap mengangkat sudut bibirnya.

Heru berdiri dari duduknya dan menatap nyalang asa "cih kamu ingin membunuh saya? Dengan cara membuatkan saya teh lalu memasukkan racun? Dasar pembawa sial!" tuduh nya.

Runtuh sudah pertahanan asa, tak pernah sekalipun ia terfikirkan untuk itu. air matanya perlahan mulai turun membasahi pipinya.

"apa salah asa sih yah? Kenapa segitu bencinya ayah sama asa?" Lirihnya menatap heru.

Ia sudah tidak tahan lagi dengan semuanya, tidak bisakah ayahnya menyayanginya seperti menyayangi rangga serta ranggi?

Dan ia tak pernah tau apa salahnya sampai ranggi dan heru begitu membencinya.

"Ck! Salah kamu itu lahir didunia ini!, sudah kamu mengganggu saya saja, sudah untung kamu saya kasih tumpangan untuk tinggal disini. Jika bukan karna rangga, saya dan ranggi gak sudi tinggal satu rumah dengan kamu!" Ujar heru lalu pergi memasuki ruang kerjanya.

ASABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang