(20) Hukuman

8.4K 637 78
                                    

"Gue gak suka liat lo kayak gitu kecowok mana pun selain gue!"

20. HUKUMAN
***
Typo bertebaran.

Lima orang siswi perempuan serta 7 orang siswa laki laki sedang sibuk menyumpah serapahi burik dalam hati masing masing.

-----Mereka yang tak lain adalah Asabilla dkk---Alfa dkk. Dikarenakan kerusuhan yang telah dibuat tadi sewaktu upacara---maka mereka mendapatkan hadiah yang spesial dari burik. Yaitu----membersihkan gudang sekolah yang kototnya udah nauzubillah.

"Ah sial banget sih gue hari ini!" Dumel lisya yang saat ini sedang menyapu lantai.

Asabila yang tadi sedang merapikan kursi kursi yang berantakan melirik ke arah lisya "ini semua gara gara audi!" Ujarnya.

Lisya,jingga,tasya langsung mengganggukkan kepala mereka membenarkan kata asa.

"Kok gue sih?" Decak audi tak terima.

"Kan emang gara-gara lo bambang! Ngapain coba ketawa kencang pas keadaan lagi hening heningnya!" Cerca jingga sinis.

"Tau tuh, apes banget gue!" Ujar lisya

"Gue gak sengaja anjir,lagian reflek aja gitu gue kayak tadi!" Bela cewek itu menatap kesal kearah jingga.

"Reflek yang sangat buruk!" Celetuk tasya menggelengkan kepalanya.

"Udah ayo lanjutin lagi!" Ujar asa menengahi.

Asa tersenyum tipis sambil melakukaan kegiatan nya. Ia pikir sudah lama ia tidak mendapat hukuman seperti ini lagi.
Padahal----jika dulu biasanya hampir setiap hari ia akan seperti ini. Mulai dari membersihkan--gudang--wc---kolam renang, hormat bendara ah bahkan mungkin---segala macam hukumam sudah pernah asabila rasakan.

"Anjir lo ngapain senyam senyum sendiri!" Sergah alda yang melihat gerak gerik asa.

Bukan hanya alda yang melihat tapi mereka semua juga melihat itu.

Bukannya marah asa malah terkekeh mendengar penuturan dari mulut alda. Membuat mereka semua bergedik ngeri, takut takut asa kemasukan.

"Bismilillahirromanirrohim, saha etah?" Ucap bintang yang sudah memegang puncak kepala asa.

"Keluar maneh dari sini!" Tambah alda seperti memperagakan dukun asli.

"Omaygat asa beneran dimasukin sama penungggu gudang ini?" Teriak audi histeris.

"Jangan ngadi ngadi deh!" Sela ranggi.

"Lo gak liat noh si degem kayak gitu, dari yang gue liat itu adalah salah satu ciri ciri orang yang kerasukan sama penunggu!" Celetuk alda yang masih memegang puncak kepala asa.

"Ihh serem anjim, gue jadi takut!" Ujar lisya yang sudah merapat kearah elang.

SEKALIAN MODUS

"Yang ada setan nya yang takut sama lo!" Celetuk elang datar, masih dengan gaya cool nya.

"Kok kamu gitu sih lang, aku kan takut tau!" Balas lisya yang tiba tiba mengganti gaya bahasa nya jadi aku-kamu.

"Jijik!" Sinis elang tapi tetap membiarkan saat lisya memeluk lengannya.

Asa semakin tertawa mendengar mereka semua, apalagi melihat raut wajah ketakutan dari audi yang parnoan. Asa tidak habis pikir, siapa juga yang kesurupan.
Ada ada saja.

"Tuh kan apa gue bilang, cepet panggilin pak ustad woi!" Teriak jingga menggoyangkan goyangkan tangan tasya.

"Sembarangan aja kalo ngomong!, gini gini iman gue kuat ya!" Sela asa yang masih tertawa kecil.

ASABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang