"Robert ... Bagaimana jika aku ikut?"
Secepat kilat Robert menggeleng kepala. "Tidak!"
"Yah, Robert! Tolonglah ... Aku ingin menambah pengalaman." Semelas mungkin Anne memasang raut wajahnya. Berharap moga hati Robert yang sekeras batu andesit itu luluh.
"Tidak! Kamu cuma akan merepotkan nanti!" tukas Robert kembali dihantui frutasi. "Lagipula mana ada menambah pengalaman dengan cara mencuri, Anne?!" Robert yakin. Sangat yakin kalau terus dihadapkan dengan dara ini, ia pasti cepat gila! Pasti!
Anne meringis, lalu menggeleng cepat. "Tidak. Tidak. Aku tak akan merepotkan. Justru aku akan membantu kamu, Rob. Biar lebih mudah kita lakukan berdua. Bagaimana? Bisa, 'kan? Bisa?"
Tak mempedulikan permohonan dara di depannya, Robert lantas berlalu cepat. Persetan dengan kumis palsunya yang terbang dibawa angin! Yang lebih parah sekarang, bagaimana cara ia keluar dari lingkaran setan milik Anne?
Gadis yang kepalang keras kepala itu malah membuntuti Robert, berjalan di belakang pria itu. Kemudian beralih ke sisi kiri. Tentu, untuk menghantui Robert agar diizinkan.
"Aku ikut ... ya ... ya?"
Robert hanya diam acuh. Berharap pada Sang Kuasa semoga setan kecil di sampingnya ini menghirap.
"Robert ...."
"Robert ayolah ...."
"Robert ...."
"Robert ...."
"Robert ...."
Robert! Robert! Robert! Ntah berapa kali Anne memanggil namanya hanya untuk ikut mencuri! Gadis ini memang sudah tak waras agaknya!
Sejenak Robert menghentikan langkahnya. Menghirup rakus semua oksigen yang ada dalam ruang Batavia. Menghembuskan kasar, menghirup lagi, lalu menghembuskan lagi. Persis macam ibu-ibu ingin melahirkan.
"Ya." Ntah ketempelan dedemit mana mulut Robert mengatakan 'ya'. Padahal benaknya jelas mengatakan tidak. Mengapa otak dan hati sedang tidak bisa berkoordinasi dengan baik sekarang?!
Robert memutar bola mata malas melihat setan kecil — ralat, dara di sampingnya ini bersorak-sorai riang gembira. Anak kecil pun tak akan segirang ini jika diajak mencuri.
Anne memang gila! Dan ia sama gilanya sebab mau meladeni Anne!
Lantas, dua sejoli itu berjalan beriringan dalam suasana hati yang berbeda. Yang satu meruntuki perihal kebodohannya sendiri telah mengatakan 'ya' dan yang satu berjalan terlalu gembira sebab permohonannya akhirnya dikabulkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Lacrimosa]; Dara-Dara Runtuh
Narrativa Storica[𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝] ❬ 𝗛𝗶𝗻𝗱𝗶𝗮-𝗕𝗲𝗹𝗮𝗻𝗱𝗮, 𝟭𝟵𝟮𝟳 ❭ Tiap garis hidup itu punya aksara masing-masing yang membikin itu hidup mau hitam atau putih (atau mungkin abu-abu, barangkali) Cakrawala kemanusiaan terlalu meliuk menyucikan insani. S...