Jung Hoseok, pemuda berumur 17 tahun dan masih duduk di kelas 2 SMA. Sebentar lagi dia akan kenaikan kelas. Dia orang yang sangat ramah dan gampang bergaul, banyak yang suka berteman dengannya.
Kini Jung Hoseok hanya tinggal berdua bersama sang Ibu. Sebenarnya Hoseok bukan anak tunggal, dia masih memiliki kakak perempuan. Tapi semenjak orang tuanya memutuskan untuk bercerai, ayahnya memilih untuk tinggal bersama kakaknya. Saat itu umur hoseok baru 6 tahun. Dia tak mengerti apa-apa. Namun semenjak kejadian itu, dia tidak pernah bertemu dengan sang kakak lagi. Si Jung selalu bertanya kepada ibunya, kemana sang kakak pergi. Namun Ibunya hanya tersenyum dan menjawab dia hanya pergi sebentar.
Dan saat ia beranjak dewasa, Hoseok akhirnya paham. Sebenarnya dia sangat sedih ditinggal sang kakak. Karena kakaknya lah yang selalu menjaganya dulu. Ah, dia merindukan Mejiwo.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Kak, silahkan diminum." Ujar Hoseok dan meletakkan secangkir teh di depan Yoongi.
Si Min yang sedari tadi diam saja akhirnya menatap adik kelasnya. Merasa diperhatikan, Jung Hoseok juga ikut menatap kakak kelasnya yang dingin itu dan seolah memberi pertanyaan kenapa dia menatapnya seperti itu?
"Lu ngapain bawa gue ke rumah ini?" Tanyanya.
Hoseok hanya menyengir dan menggaruk leher belakangnya. "Habis Kak Yoongi disuruh pulang nggak mau. Ya udah aku ajak kakak ke rumah aja hehe..." Ucapnya dan tersenyum memamerkan barisan giginya yang putih.
Yoongi hanya menghela nafas saat mendengar ucapan Hoseok. Atensinya teralihkan kepada sesosok wanita paruh baya yang baru saja keluar dari dapur.
"Eh, ini ya temennya Hobi? Namanya siapa nak?" Tanya sang Ibu dan ikut duduk dengan mereka. Yoongi tersenyum tipis, "Yoongi, tante." Balasnya.
Ibu Hoseok memperhatikan pemuda Min yang bajunya kebasahan. Dia beralih menatap sang anak, "Dek? Temennya bajunya basah. Kenapa nggak kamu pinjemin baju? Nanti masuk angin." Ujar sang Ibu. Hoseok baru ingat dan mengangguk.
"Ah, nggak usah repot-repot tante. Yoongi ga lama disini." Ucap Yoongi menyela ucapan wanita didepannya itu. Nyonya Jung tersenyum, "Gapapa kok. Jangan sungkan." Nyonya Jung menyuruh anaknya untuk mengambil pakaiannya, Hoseok mengangguk dan langsung menuju kamarnya.
Min Yoongi menatap kepergian pemuda itu dan mengamati sekitarnya. Rumahnya memang tak terlalu besar, tapi tatanannya sangat rapi. Tak lama kemudian Hoseok kembali dengan baju dan celana trainingnya. Dia menyerahkannya kepada kakak kelasnya dan menunjukkan kamar mandi. Yoongi mengangguk. Setelah berterima kasih, dia segera mengganti pakaiannya.
.
.
.
.
.
.
.Pagi ini, seperti biasa Hoseok membantu sang ibu untuk memasak dan membersihkan rumah. Jika remaja lain menghabiskan minggu paginya dengan tidur, lain halnya dengan si Jung. Dia malah sudah bangun sebelum sang ibu bangun. Tangan halusnya dengan lihai memotong paprika sambil bersenandung ria. Ibunya yang ada disampingnya tersenyum kepada sang anak.
"Adek istirahat aja sana. Ini biar ibu yang masak." Ujar Nyonya Jung. Hoseok menoleh kesamping dan tersenyum, "Nanti aja bu. Lagian ini hari minggu. Bisa jam berapa aja kalo mau istirahat." Ucapnya. Sang Ibu hanya tersenyum menanggapi anaknya. Selalu saja seperti itu.
Disisi lain Min Yoongi terbangun dari tidurnya karena sinar matahari yang masuk dan kicauan burung dari arah jendela. Dia menatap langit-langit kamar yang asing lalu mendudukkan dirinya dan teringat jika dirinya tak berada di kamarnya, tapi di kamar pemuda Jung.