"Sekarang masalah apa lagi?" Tanyanya.
Pemuda bernama Min Yoongi yang baru pulang dari sekolahnya, menghentikan langkahnya saat membuka pintu rumah. Dia menghela nafas menatap dua orang di depannya. Kedua orang itu yang tak lain adalah mama dan juga papa Yoongi, menoleh ke arah pintu dan mendapati sang anak yang menatap mereka malas.
"Yoongi, cepat ke kamar." Ucap sang mama.
Yoongi tidak menggubris ucapan Mamanya, sebaliknya dia menyilangkan tangannya didepan dada dan memutar bola matanya malas.
"Hari ini bertengkar masalah apa lagi? Emang kalian nggak bosen apa?" Ucapnya lagi.
"Yoongi! Mama nyuruh kamu ke kamar. Jangan ikut campur masalah kita. Cepet naik sekarang!" Suara Nyonya Min meninggi dan itu membuat Yoongi terkejut.
Coba bayangkan, ibumu yang setiap hari berbicara halus dan tidak pernah memarahimu tiba-tiba meninggikan suaranya seperti itu. Bagaimana perasaanmu? Kacau? Sakit? Yah, begitulah yang dirasakan Min Yoongi saat ini.
Dia memang setiap hari mendengar kedua orang tuanya bertengkar. Tapi tak pernah sekalipun Orang tuanya membentak seperti itu. Pemuda itu menunduk sebentar dan kembali menatap kedua orang tuanya di depan sana.
"Nggak usah. Mendingan Yoongi pergi dari sini, daripada harus dengerin kalian bertengkar kek gini."
Yoongi membalikkan badannya dan menutup pintunya dengan sedikit keras. Tentu saja itu membuat kedua orang tuanya terkejut.
"Lihat! Yoongi pergi, kan? Ini semua salahmu!" Ucap Tuan Min kepada istrinya.
Mereka belum selesai dengan pertengkaran mereka dan malah bertambah menyalahkan satu sama lain.
Si Min berlari tak tentu arah, masih menggunakan seragam sekolah lengkap termasuk sepatu dan tasnya. Entahlah, dia tidak tau harus kemana, padahal hari sudah hampir malam.
Akhirnya dia menemukan sebuah kursi di taman yang tak terlalu jauh dari pandangannya. Dia segera kesana dan mendudukkan dirinya. Ia lelah, sangat. Dia hanya bisa menunduk dan berdoa jika ini hanyalah sebuah mimpi. Ia ingin keluarganya seperti dulu tanpa perdebatan seperti ini.
Tbc...