04. Penasaran

3.7K 468 273
                                    

Ini juga ada yang di revisi dikit yaaa!

──



Kini les pun selesai. Rassya sedang berpamitan kepada orang tua Aqeela. Yang kebetulan, Papa Aqeela baru saja datang beberapa menit yang lalu.

"Gimana Qeela? Paham?" Tanya Papa sembari mengelus-elus rambut Aqeela secara harus.

Mama Aqeela lagi dan lagi menghela nafasnya secara kasar. Apakah guru les anaknya itu hanya kebetulan sama dengan.... Ya itulah. Mama Aqeela tersenyum tipis.

Semoga bukan. Semoga bukan. Batin Mama.

Aqeela menggeleng. "Masih belum paham,"

Rassya mematung. Padahal tadi, Aqeela sangat cepat menjawab beberapa soal. Dan jawabannya benar. Tetapi, kenapa ketika ia ditanyakan oleh Papanya malah menjawab seperti itu?

"Oh. Yaudah, nanti juga kalau lama-lama pasti paham," Kata Papa.

Rassya menghembuskan nafasnya secara lega. Perkataan Papa Aqeela tadi membuatnya lebih tenang.

"Kalau begitu, saya pulang dulu," Kata Rassya. "Saya pamit," Tambahnya sembari menyalimi orang tua Aqeela.

Beberapa detik setelah itu, Aqeela langsung menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Ia benar-benar merasakan lelah. Apalagi ketika les, ia tidak berdiri-berdiri kurang lebih dua jam.

Sebenarnya... Aqeela itu paham. Tetapi, Aqeela ingin balas dendam kepada guru lesnya itu─ Rassya. Karena Rassya tidak menunjukkan wajahnya.

Gadis itu sangat penasaran kepada wajah Rassya. Karena menurutnya, bisa jadi Rassya adalah orang yang sangat tampan. Buktinya saja, pengikut Rassya ada seribu lebih di Instagramnya.

Ya, seperti itulah pandangan Aqeela terhadap 'Wajah' Rassya. Ia harap, semoga wajahnya Rassya good looking. Agar ia bisa cepat-cepat melupakan mantannya dengan kehadiran Rassya─ guru lesnya.

Lagian menurut Aqeela, Rassya juga termasuk tipe idamannya. Hanya saja, ia belum melihat wajah Rassya.

"Kenapa gue penasaran banget?" Gumamnya sembari membersihkan make-up yang tertempel di wajahnya.

"Apa gue suka sama dia?" Tanyanya lagi.

Aqeela langsung menampar dirinya sendiri. Ia tidak menyangka, kenapa ia bisa berpikir seperti itu? Padahal, baru saja ketemu tadi. Dan, Aqeela belum tahu wajahnya. Ah, sungguh menjengkelkan. 

"Gak mungkin! Ya Allah Qeel, sadar Qeel, sadar!" Katanya lagi.

Aqeela langsung cepat-cepat menghapus make-upnya. Setelah itu, ia membuka ponselnya.

"Gue gak nyangka, tadi gue bisa jawab beberapa soal Matematika. Ah emang sih ya, gue pinter, cuma males," Ucap Aqeela dengan percaya dirinya.

Beberapa notif muncul dari ponsel Aqeela. Sebenarnya tidak banyak, hanya beberapa saja. Namun, ada satu pesan yang menarik perhatiannya.

Dari Suheil.

Suheil:

Suheil:
| Aqeela
| Kapan ngerjain tugas kelompok?
| Besok?

Aqeela mengerutkan keningnya. Maksudnya? Kerja kelompok apaan? Batinnya berbicara.

Aqeela benar-benar tidak tahu, jika ada kerja kelompok dan ia satu kelompok dengan Suheil. Apa ketika Aqeela tidur? Atau ketika Aqeela sedang patah hati karena diputuskan oleh kekasih─ Em.... Mantannya?

Les PrivatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang