Bund aku salah ketik xixixi. Seharusnya 'Manipulasi' bukan 'Mutilasi'. Lain kali aku akan hati-hati dalam menulis ya. Maaf hehe T___T
──
"Gimana Bu? Ini Aqeela hanya salah dua soal. Tetapi Tania, salah lima soal. Apa kita manipulasikan saja nilai Aqeela?" Tanya guru Matematika itu─ Yang sering dipanggil Bu Jessica.
Aqeela langsung terdiam. Apakah ia tidak salah dengar?! Mengapa ketika ia sudah berusaha, tetapi malah dikacaukan oleh gurunya itu?!
Sepertinya, jika Aqeela berusaha dan tidak berusaha hasilnya akan sama. Makanya Aqeela sangat benci dan malas belajar.
Beberapa detik setelah itu, Aqeela meninggalkan Ruang Guru dan menuju lagi ke kelasnya.
"Gue izin piket," Kata Aqeela yang langsung membawa tasnya itu. "Gapapa, bolosin aja gue dalam jadwal piket," Tambahnya.
Zara menghela nafasnya. "Ada apa?"
Aqeela menggeleng. "Gak ada apa-apa. Gue pamit,"
──
Kini, Papa Aqeela sudah pulang. Memang, sekarang masih jam 14.09, tetapi Papa menyempatkan untuk pulang lebih cepat. Karena Mama, akan memberi tahu sesuatu.
Setibanya ketika Papa sampai di Ruang Tamu. Mama langsung buru-buru menyuruh Papa untuk mengganti pakaiannya. Karena Mama sangat ingin berbicara dengan serius, tetapi juga dengan santai.
"Semoga itu hanya kebetulan," Gumam Mama yang sedari tadi terlihat panik.
Mama panik? Jelas jawabannya iya. Apa selama ini ia tidak tahu jika.... Ah! Sungguh, ia tidak habis pikir sekarang. Pikirannya sedang kacau.
Lima menit kemudian, Papa datang lagi ke Ruang Tamu dengan menggunakan pakaian biasa layaknya seorang bapak-bapak berada di rumah. Sementara disini, Mama berusaha mengatur nafasnya.
"Ada apa?" Tanya Papa. "Kenapa?"
Mama lagi-lagi menghela nafasnya. Kemudian Mama mulau menjelaskan semuanya. Dan tiba saatnya, Papa menggebrak meja yang ada di hadapannya itu.
"Mungkin itu hanya kebetulan!" Ucap Papa dengan wajah yang terlihat emosi dan kelelahan.
Mama mengangguk. "Aku tadi mikir gitu. Tapi... Setelah dipikir-pikir lagi, memang kebetulan bisa sama seperti itu? Mungkin itu hanya nama, tetapi, aku masih jelas mengingat itu," Jelas Mama.
Papa menghembuskan nafasnya secara kasar. Lalu mengusap wajahnya dengan pelan. "Bisa stress lama-lama! Pantas saja, aku ngelihat setengah wajah dia seperti gak asing. Tetapi, aku merasa bersalah karena kita dulu memb─"
"Aku pulang."
Mama dan Papa menoleh secara bersamaaan. Dan di pintu sana, mereka melihat putri satu-satunya mereka pulang dengan wajah yang kelelahan.
"Aqeela, kamu sekarang ganti baju dulu ya Nak," Peringat Mama.
Mama kemudian menatap Papa. "Nanti kita lanjut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Les Privat
FanfictionKetika Aqeela menyukai guru lesnya yang bernama Rassya Hidayah. Namun, bagaimana jadinya ketika ada satu rahasia besar yang disembunyikan oleh orang tuanya? Akankah Aqeela tetap menyukai Rassya? Ternyata kebenarannya seperti itu. 「 © Cop...