Sekarang, Aqeela dan Rassya sudah berada di Cafe.
Jangan tanyakan, ketika mereka berdua bonceng dan keluar dari gerbang sekolah, menjadi tanda tanya dan pusat perhatian karena Aqeela pulang bersama seorang laki-laki.
Aqeela bisa jamin, sekarang ia akan menjadi bahan omongan di akun lambe turah sekolahnya.
Aqeela juga sepanjang jalan, ia masih memikirkan kata-kata Rassya yang, 'Gue mau ngomong sesuatu'. Feeling Aqeela... Apakah Rassya akan menembaknya? Apa itu hanya haluan Aqeela?
Sadar sadar! Rassya udah punya pacar! Batinnya.
"Pesen apa?" Tanya Rassya sambil membawa menu dari Cafe ini.
Aqeela menunjuk nasi goreng seafood. Lalu minumannya, ia menunjuk jus mangga.
Rassya mengangguk, kemudian ia langsung memesankan menu yang akan dipesankan.
Beberapa menit kemudian, Rassya kembali dengan membawa menu yang dipesankan. Kemudian Rassya segera duduk.
"Ngomong apa?" Tanya Aqeela sembari mencicipi nasi goreng seafood miliknya itu. "Jangan buat penasaran,"
Rassya mengangguk.
"Ternyata setelah gue selidiki, setiap kelas pasti ada," Ucap Rassya.
Aqeela mengerutkan keningnya. "Hah? Ada apa maksudnya?"
"Pasti setiap kelas, nilainya ada yang dimanipulasi. Lo gak boleh diem terus. Gue tau, tiap anak yang nilainya dimanipulasi," Jawab Rassya.
Ternyata bahas manipulasi nilai. Haduh. Batin Aqeela.
"Kok bisa tau?" Tanya Aqeela.
"Karena gue punya akses ke sekolah. Gue tau, katanya emang semua Guru gitu. Ke anak emasnya," Jelas Rassya.
Anak emas?! Jadi, Tania anak emas Bu Jessica? Batin Aqeela. Wah parah. Gak bener ini sekolah.
"Gue niatnya sekarang mau nyelidikin gitu sama Sandrinna yang nilainya dimanipulasi juga. Tapi gue agak ragu. Makanya ditunda dulu," Ucap Aqeela.
"Saran gue, lebih baik selidikinnya setelah ulangan. Bisa jadi, Guru langsung meriksa nilai kan? Terus, kalo bisa, lo ajak ngobrol Guru yang meriksa ulangan. Sambil rekam percakapannya juga," Saran Rassya.
Aqeela mengangguk.
"Boleh juga," Sahut Aqeela. "Kok lo bisa kepikiran gini?"
"Gue punya otak soalnya," Ucap Rassya yang membuat Aqeela berdecak malas. "Becanda,"
"Lo ngajak gue kesini, cuma buat ngobrolin tentang manipulasi nilai doang?" Tanya Aqeela.
Rassya mengangguk. "Iya, terus kalo gak itu, ngobrolin tentang apa lagi?"
Aqeela tertawa tipis. "Haha, iya juga,"
Malu banget jadi gue. Gue kenapa sih? Gue beneran suka sama Rassya? Wah, berarti gue udah move on dari mantan. Batin Aqeela.
"Pokonya, kalo lo minta bantuan ke gue aja," Ucap Rassya. "Kebetulan gue masih punya akses ke sekolah kan. Gue bisa laporin ke Kepala Sekolah kalo ada buktinya,"
Aqeela mengangguk. "Sip, makasih," Balas Aqeela. "Oh iya, pas Bu Jessica ngajar dulu, gitu juga?"
Rassya menggeleng. "Angkatan gue belum ada Bu Jessica," Jawab Rassya. "Tapi kayanya dulu masih adem ayem gak kaya sekarang. Kalo Guru ngelakuin satu kecurangan, pasti ada alasannya,"
"Iya gue juga tau kalo itu. Gue takutnya gagal aja sih. Dan nilai gue makin-makin dimanipulasi jadi nol, ah parah," Ucap Aqeela.
"Gak bakal sampai nol juga. Itu Tania, nilai paling kecil berapa? Dia emang pinter apa gimana?" Tanya Rassya.
Aqeela tersenyum sinis. "Lo salah nanya. Kalo lo nanya gitu ke gue, udah pasti gue jawabnya dia bego." Sahut Aqeela.
Rassya menelan ludahnya sendiri.
"Ya becanda," Kekeh Aqeela.
Rassya mengangkat satu alisnya.
GANTENG BANGET SIH! Jerit Aqeela dalam hatinya itu.
"Dia sebenernya gak pinter, gak bego juga. Tapi kayanya emang pinter sih, cuma gue gak mengakui kalo dia emang beneran pinter. Kepintarannya itu membuat dia jadi angkuh dan sombong. Gak suka gue," Jelas Aqeela.
Rassya mengangguk. "Oh. Kalo temen lo, si Saskia. Itu emang pinter?" Tanya Rassya. "Gue malah gak yakin sih. Aneh aja kalo liat muka dia,"
Aqeela memukul tangan Rassya dengan sangat keras.
"Apa sih lo malah julidin Saskia?! Dia pinter tau! Ulangan aja gak pernah di remed. Nilai paling kecilnya juga delapan puluh," Ucap Aqeela.
Rassya meringis kesakitan.
"Aduh, maaf, gak sengaja," Ucap Aqeela.
Padahal sengaja. Sangat disengaja. Aqeela tidak ingin, jika Saskia menjadi bahan omongan orang.
Maka dari itu, Aqeela sengaja memukul tangan Rassya dengan keras. Anggap saja itu sebagai balasan dari Aqeela.
"Terus, ceritain lagi," Ucap Rassya. Aqeela menoleh. "Maksud gue, ceritain lagi tentang keanehan dan kejanggalan di kelas lo."
Aqeela mengangguk.
"YA APA LAGI? GAK ADA," Teriak Aqeela. Sontak membuat beberapa orang di Cafe ini memperhatikan mereka berdua.
Aqeela langsung menutupi mukanya menggunakan kedua tangannya. Malu. Sangat malu.
"Apa gue harus ikut buat nyelidikin kasus ini?" Tanya Rassya. Aqeela tertawa.
"Enak aja dianggap kasus. Gue gak mau jadi detektif ya," Jawab Aqeela. Rassya langsung menatap Aqeela dengan tatapan emosi.
"Yang serius," Kata Rassya.
"Terserah sih, kalo lo mau ikut ya ikut aja. Enaknya, lo kalo ketauan nyelidiki kasus ini gak bakalan apa-apa alias lancar aja hidup lo kaya jalan tol. Lah kalo gue? Bisa-bisa gue di drop out dari sekolah," Ucap Aqeela.
Rassya menggeleng. "Lo gak akan sampai dikeluarin dari sekolah kok. Kalo Kepala Sekolahnya percaya sama lo, ya lo lucky,"
"Gak tau lo ngomong apa," Ucap Aqeela.
Rassya menepuk kepalanya. "Percaya dah sama gue. Kepala Sekolah pasti percaya sama lo, asal barang bukti ada di tangan lo," Timpal Rassya.
"Gue juga tau itu. Tapi citra gue udah terlanjur jelek di mata Kepala Sekolah sama Guru," Ucap Aqeela. "Gak ada kesempatan."
Rassya berpikir sebentar.
"Tapi kan, nilai lo buruk karena ulah Guru juga? Gak ada salahnya buat selidiki kan?" Tanya Rassya.
Aqeela menghela nafasnya. "Iya deh."
"Jadi, kapan mau selidikin kasus ini?" Tanya Rassya.
"Pas ada ulangan aja. Gue rencananya sama Sandrinna mau diem-diem masuk ke Ruang Guru. Gak lupa sambil ngerekam," Jawab Aqeela.
Rassya mengerutkan keningnya. Masuk ke Ruang Guru, terus di rekam? Pikirnya.
"Lo gila? Lo bakalan kena imbasnya kalo gitu," Ucap Rassya. "Kalo lo mau cari barang bukti, lo jangan diem-diem masuk ke Ruang Guru,"
Aqeela mengangkat satu alisnya.
"Terus?"
Aqeela mulai mendekat kearah Rassya. Lalu Rassya membisikkan rencananya. Setelah rencananya diberi tahu, Aqeela langsung mengangguk secara antusias.
××
Mereka udah gak les lagi ya berarti WKWKWKWK. Apa harus ganti judul?
KAMU SEDANG MEMBACA
Les Privat
FanfictionKetika Aqeela menyukai guru lesnya yang bernama Rassya Hidayah. Namun, bagaimana jadinya ketika ada satu rahasia besar yang disembunyikan oleh orang tuanya? Akankah Aqeela tetap menyukai Rassya? Ternyata kebenarannya seperti itu. 「 © Cop...