Kembar tiga alias Jimin, Rose dan Taehyung sedang berkumpul di kos milik Taehyung sekarang. Jimin dan Rose duduk bersebelahan, dihadapan mereka Taehyung duduk bersila menunduk dengan memainkan jari jarinya.
"Jadi, bisa lu jelasin dari awal, Taehyung?"
Suara Rose terdengar datar. Itu berarti ia sedang menahan emosi. Wajar saja, Taehyung tidak pernah bercerita kepada mereka tentang kedekatannya dengan Jeongguk.
Meskipun ia dan Jimin sering menggodanya tentang hubungannya dengan Jeongguk tapi semua itu pure hanya bercanda. Yang mereka ketahui hubungan keduanya memang hanya dosen-mahasiswa. Rose tahu, Taehyung adalah mahasiswa kesayangan Jeongguk karena Taehyung suka dalam matematika (suka ya bukan pandai) dan aktif dikelas.
Tapi sungguh- sampai main ke kos? Diantar pulang ke kos?
"Yang mana?" Suara Taehyung terdengar kecil dan takut.
"Ya sejak kapan lu sama Pak Jeon jadi deket."
Jimin menghela napas keras. Ia jengah dengan suasana mencekam seperti ini. Jimin juga kesal dengan Taehyung tapi ya mau bagaimana lagi? Taehyung anaknya tidak peka jadi kalau dicerca seperti ini ia tambah bingung.
"Gini deh, pertama kali lu sama Pak Jeon ngobrol berdua tuh kapan?" Tanya Jimin
"Sejak... sejak ada kelompok ke desa."
Kali ini Taehyung berbicara sambil melirik wajah Jimin sekilas lalu melanjutkan acara-bermain-dengan-jari-tangan-nya.
"Udah sejak itu?! Dan lu gak cerita?! Kita lu anggap apa Taehyung?!"
Taehyung gelagapan mendengar teriakan Rose. Jimin memegangi lengan Rose kalau tidak di hentikan Rose akan meledak.
"Udah oke, diem dulu lu Ros. Lu tau sendiri Taehyung anaknya kaya gimana kan? Dia nggak pekaan anaknya."
"Dan juga sebenernya kita juga sama sama gatau apa motif Pak Jeon tiba tiba ngedeketin tuh gimana. Tau sendiri jarak usianya lumayan. Gue gak mau nyalahin Taehyung yang gak cerita ke kita soalnya gue yakin dia sendiri juga bingung, Rose."
Taehyung mengangguk pelan menyetujui argumen Jimin. Taehyung tidak sakit hati kok dengan ucapan Rose hanya sedikit terkejut saja. Rose sendiri juga tidak bermaksud se kasar itu pada sahabatnya sendiri, mereka sudah bersama sejak kecil.
"Aku juga bingung kenapa beliau tiba tiba tingkahnya kaya gitu. Apalagi aku kan hitungannya masih bocah, dibandingkan sama beliau yang dewasa ya kebanting."
"Kalo dipikir pikir bener juga. Harusnya tipe nya Pak Jeon tuh wanita karir atau gak yang seumuran." Ucap Rose yang sudah mulai tenang.
Mereka bertiga terlarut dalam pikiran masing masing. Sampai akhirnya dering ponsel Taehyung mengagetkan mereka.
Chat dari Pak Jeon alias Jeongguk terpampang jelas di pop up ponsel Taehyung.
Pak Jeon Jeongguk dosen Mat
Taehyung, kamu sibuk?
Mereka bertiga saling tukar pandang sejenak sebelum akhirnya Rose merebut ponsel Taehyung. Ia mulai mengetik banyak hal, sebelum ponsel direbut oleh Jimin.
Saya sibuk pak ini lagi |
Saya gabut kok pak! |
Lagi sibuk pak! Jangan ganggu gue lagi! |
Ada apa ya pak? |
Pak kapan ngasih penjelasan ke saya|
Ponsel kembali direbut oleh Taehyung, tanpa ia ketahui jari nya memencet tanda kirim. Ketika Taehyung melihat ke layar ponselnya ,
"LOH HEH! KEPENCET NGIRIM!"
"HE?! YANG MANA?!"
"NGAWUR CAK!"
Centang dua biru nampak jelas, sedetik kemudian tulisan mengetik terlihat oleh ketiganya.
"ASWU CEPET DIHAPUS WOE!"
"PERCUMA UDAH DIBACA!"
"AH LU SIH JIM!"
"KOK GUE ANJIM?!"
Ketika mendapat balasannya Taehyung reflek melempar ponselnya. Lalu berlari kearah kamar dan menutup pintu kamar dengan kencang.
Jimin dan Rose melihat kearah ponsel yang tergeletak mengenaskan di lantai beralaskan karpet itu. Dalam sekejap Jimin mematikan data ponsel dan mematikan ponsel Taehyung sekaligus. Jimin dan Rose segera bergegas mengemasi barang mereka.
"TAE! KITA PULANG YAK!"
"TAEHYUNG! GUE PULANG DULU! KALO MAU PERGI NANTI KUNCINYA DI PINTU!"
"PINTUNYA DIKUNCI GOBLOK! OTAKLU JANGAN IKUT KETUKER DEH!"
"YA KALEM DONG BABI!"
Mereka berdua segera menutup pintu kos Taehyung dan mengambil motor yang terparkir dihalaman kosan.
"Jim, baru kali ini gue ngerasa jomblo banget yak."
"Lu pikir lu doang? Gue juga!"
"Oalah mak, kapan anakmu dihampiri jodoh."
Jimin menepuk pundak Rose bersimpati, "Jodoh lu belum lahir, boss."
"Anjing!"
□
Taehyung keluar dari kamar setelah setengah jam Jimin dan Rose pulang. Ia ketiduran di kamar tadi, mungkin terlalu lelah dengan tugas kuliah yang segunung.
Ia menemukan ponselnya dalam keadaan mati. Ia menyalakan ponselnya dan menyambungkan dengan wifi kosan.
Chat dari Jeongguk bertubi tubi memenuhi notifikasi. Taehyung menelan ludah dengan kasar efek terkejut dari chat tadi siang masih terasa. Memberanikan diri, ia mulai membuka chat itu.
Pak Jeon Jeongguk dosen Mat
Kamu beneran mau diseriusin sama saya? Kalau saya sih oke aja.
Taehyung?
Halo?
Kok cuma di baca saja?
Taehyung?
Kamu gapapa kan?
Taehyung
Taehyung kamu dimana?
Taehyung? Kamu oke?
Loh? Ponsel kamu mati?
Tae? Saya perlu kesana?
Ten missed call from Pak Jeon Jeongguk dosen MatOke Taehyung, saya kekosan kamu sekarang.
Oh? Kamu sudah baca?
Saya didepan.
■
Lagi semangatnya update ditengah tugas yang gaada akhlak.Gimanaaa? Mantap?
Gatau dah kemungkinan up lagi kapan soalnya minggu ini lagi banyak buanget ujian hiks.
Btw, iya jadinya tak buat book baru buat Renjana xixixi, mantap kan moms? Lagi mikirin gimana plot nya.
Soalnya menurutku di chapter khusus tuh karakternya Jeongguk kurang hard gituuuu. Xixixi maap ya moms
Dah sekian selamat malam
Jangan lupa apa?

KAMU SEDANG MEMBACA
MAINSTREAM ; KOOKV
FanfictionCuma kisah mainstream antara Taehyung dan Bapak Jeongguk. "Pak Jeongguk itu udah terverifikasi bucin." "Sama siapa?" "YA SAMA LO LAH SIAPA LAGI?!" KOOKV LOKAL AU WARN! JAVANESSE BXB Masih Newbie :)